Fahri Hamzah Kritik Jokowi Soal Penanganan Papua
Jumat , 30 Agustus 2019 | 10:12
http://www.sinarharapan.co/hukumdanpolitik/read/7604/fahri_hamzah_kritik_jokowi_soal_penanganan_papua
Fahri Hamzah Kritik Jokowi Soal Penanganan Papua
Sumber Foto Dok/Ist
Fahri Hamzah
POPULER
Wiranto: Salah Alamat Bakar Gedung Majelis Rakyat Papua
<http://www.sinarharapan.co/hukumdanpolitik/read/7604/hukumdanpolitik/read/7581/%22>Prabowo
Minta Jokowi Beri Atensi Lebih Terhadap Papua
<http://www.sinarharapan.co/hukumdanpolitik/read/7604/hukumdanpolitik/read/7580/%22>Fahri
Hamzah Kritik Jokowi Soal Penanganan Papua
<http://www.sinarharapan.co/hukumdanpolitik/read/7604/hukumdanpolitik/read/7604/%22>
Listen to this
JAKARTA - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengkritik pemerintah dalam
penanganan situasi di Papua. Fahri meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi)
tak hanya memberikan imbauan-imbauan datar.
"Perkembangan terbaru di Papua itu sesungguhnya memerlukan
langkah-langkah yang luar biasa dari Presiden. Tidak bisa Presiden hanya
mengeluarkan imbauan-imbauan yang datar ya, dalam situasi seperti
sekarang," kata Fahri kepada wartawan, Jumat (30/8/2019).
Menurut Fahri, harus ada pesan solidaritas yang disampaikan kepada
masyarakat Papua. Fahri meminta Jokowi menjelaskan rencana jangka pendek
dan panjang untuk membangun kepercayaan masyarakat Papua.
"Dan karena itu lah, Presiden harus mewakili seluruh bangsa Indonesia,
dan menjelaskan secara gamblang rencananya-rencanya ke depan dan
tindakan-tindakan yang harusnya sudah diambil dan akan diambil dalam
rangka kembali membagun kepercayaan masyarakat," ujarnya.
"Sambil tentunya mendengar apa yang sekarang dalam jangka pendek
dituntut oleh masyarakat dan lalu kemudian kita mencoba membangun
pengertian jangka panjang tentang keadaan kita," katanya seperti
dikutip/detik.com/.
Fahri menyebut Jokowi akan menyesal jika hanya membuat pernyataan datar
dan terlambat bertindak. Menurutnya, apa yang terjadi di Papua bukanlah
persoalan kecil.
"Jadi sekali lagi, Presiden perlu mengambil langkah-langkah yang luar
biasa. Karena persoalan ini bukan persoalan kecil. Kalau dianggap kecil,
itu salah. Persoalan ini ada akar terdalamnya, ya. Dan akar terdalamnya
itu ada dalam hati yang tidak mudah kita baca secara kasat mata," ucapnya.
Ia mengatakan pemimpin Indonesia memiliki tugas berat karena luas
wilayah dan disparitas yang ada. Selain jarak fisik, ada jarak
psikologis yang harus dijembatani."Jarak antara Jakarta dan Papua itu
tidak saja mengandung jarak fisik, tetapi juga mengandung jarak-jarak
lain, termasuk jarak psikologis dan lain sebagainya, yang semuanya harus
dijembatani dengan rencana-rencana yang luar biasa. Kalau kita tidak
sanggup, sekali lagi, pihak yang bermain di kasus Papua selalu banyak,
terutama pihak internasional yang selalu ingin agar kedamaian dan
stabilitas di Papua itu tidak pernah selesai," dia menegaskan.
---
此電子郵件已由 AVG 檢查病毒。
http://www.avg.com