https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20190909141325-92-428750/ri-tutup-pintu-bagi-china-di-proyek-kereta-jakarta-surabaya



RI 'Tutup Pintu' bagi China di Proyek Kereta Jakarta-Surabaya

CNN Indonesia | Senin, 09/09/2019 14:26 WIB

Bagikan :

[image: RI 'Tutup Pintu' bagi China di Proyek Kereta Jakarta-Surabaya] Menteri
Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan. (CNN Indonesia/Bisma
Septalisma).


Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman *Luhut
<https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20190909141325-92-428750/cnnindonesia.com/tag/luhut>*
Binsar
Panjaitan memberi sinyal pemerintah Indonesia akan menutup pintu kerja sama
dengan *China
<https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20190909141325-92-428750/cnnindonesia.com/tag/china>*
dalam
pengerjaan proyek kereta semi-cepat Jakarta-Surabaya.

Alasannya, pemerintah sudah cukup serius membina kerja sama dengan Jepang
melalui Badan Kerjasama Internasional Jepang (Japan International
Cooperation Agency/JICA).

Saat ini, kata Luhut, JICA tengah melakukan studi kelayakan proyek tersebut
dengan kurun waktu pengerjaan sekitar dua tahun. Sebelum studi selesai,
pemerintah berencana menandatangani nota kesepahaman (*Memorandum of
Understanding*/MoU) dengan Jepang.


Dari proses ini, sambungnya, pemerintah Indonesia berpotensi tak kembali
memberi kesempatan kepada China untuk mengambil alih pembangunan kereta
semi cepat Jakarta-Surabaya, setelah China terlibat dalam pembangunan
kereta semi cepat Jakarta-Bandung.
Lihat juga:

 China Mau 'Tikung' Jepang di Proyek Kereta Jakarta-Surabaya
<https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20190903163753-92-427193/china-mau-tikung-jepang-di-proyek-kereta-jakarta-surabaya/>

Di sisi lain, pemerintah Indonesia melihat Jepang cukup handal dan cocok
dalam pengerjaan proyek berjangka panjang, seperti kereta semi cepat
Jakarta-Surabaya. Maklum saja, lintasan kereta yang bakal dibangun tidak
pendek.

"Saya pikir masih kepada Jepang. Saya pikir agak sulit (untuk China masuk)
karena Jepang ingin benar untuk masuk di situ dan kami juga lihat Jepang
ini long investor di Indonesia. Saya kira sudah cukup maju dengan mereka
itu," ungkap Luhut di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Senin (9/9).

Kendati begitu, Luhut ingin ketika Jepang benar-benar terpilih dalam
pengerjaan proyek kereta cepat, Negeri Samurai itu juga memperhatikan betul
prinsip kerja sama dengan Indonesia. Salah satunya terkait penggunaan
komponen bahan baku dari dalam negeri.

Selain itu, ia minta Jepang juga tak sungkan membagi teknologinya kepada
Indonesia. Sebab, hal ini bertujuan untuk pengembangan teknologi di dalam
negeri pula.
Lihat juga:

 Daftar Kendaraan Listrik di Bandara Soekarno Hatta
<https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20190901155731-92-426563/daftar-kendaraan-listrik-di-bandara-soekarno-hatta/>

"Tapi Jepang juga tidak boleh semau dia juga, jadi harus lihat juga, jangan
seperti MRT yang dikunci banget. Kami juga punya kebebasan lokal konten dan
teknologi transfer," terangnya.

Sebelumnya, Luhut sempat mengatakan bahwa perusahaan kereta api asal China,
China Railways Construction Corporation (CRCC) berminat ikut kembali dalam
pembangunan kereta cepat di Indonesia. Klaim itu disampaikan Luhut usai
bertemu dengan perwakilan CRCC di kantornya, pekan lalu.

Sebagai informasi, kereta semi cepat Jakarta-Surabaya ditargetkan bisa
melaju dengan kecepatan rata-rata 145 kilometer per jam. Dengan kecepatan
tersebut diharapkan jarak tempuh antar kedua kota besar itu bisa ditempuh
hanya dalam waktu 5 jam 30 menit.

Kirim email ke