Tidak kebanyakan tetapi ada.
Demo sekarang ini ada 2 agenda. Pertama kritik keras thdp kerja DPR dan pemerintah. Kedua turunkan Jokowi. Pemain lapangannya berbeda tetapi dilapangan kedua kelompok campur. Ini yg bikin masyarakat bingung. Baik DPR maupun pemerintah perlu dikritik kalau perlu keras. Pemerintah sudah dengarin ini dan sebagian demonstran sudah mundur. Yang sekarang masih bertahan demo itu kelompok KEDUA (turunkan jokowi). Mereka sedang berharap ada yg mati utk memperluas dukungan. Targetnya gagalkan pelantikan Jokowi. Lihat penumpang gelap mulai nongol: https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190926141056-20-434282/putri-soeharto-minta-jokowi-berkaca-pada-peristiwa-1998 5 ambulans bawa batu dan bensin ditangkap polda metro adalah milik ketua PMI DKI adalah ketua partai Berkarya, menantunya siti hardijanti rukmana. Kalau baca denger dan lihat harus hati2. Pandai2 memilah mana yg benar dan mana yg salah. Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com <GELORA45@yahoogroups.com> Sent: Thursday, September 26, 2019 4:39 AM To: ChanCT sa...@netvigator.com [GELORA45] <GELORA45@yahoogroups.com> Subject: Re: [GELORA45] Akan Ikut Demo di Jakarta, Ratusan Siswa STM di Cianjur Ditahan Apa yang kebanyakan orang tidak nyaman dengan kebijakan politik Jokowi, menyebabkan banyak demo diberbagai tempat? On Thu, Sep 26, 2019 at 10:26 AM ChanCT sa...@netvigator.com <mailto:sa...@netvigator.com> [GELORA45] <GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> > wrote: Akan Ikut Demo di Jakarta, Ratusan Siswa STM di Cianjur Ditahan Reporter: Deden Abdul Aziz (Kontributor) Editor: Syailendra Persada Kamis, 26 September 2019 12:50 WIB <https://statik.tempo.co/data/2019/09/26/id_875574/875574_720.jpg> Pelajar melempari polisi dengan batu saat melakukan aksi unjuk rasa di kawasan Pejompongan, Jakarta, Rabu, 25 September 2019. ANTARA <http://TEMPO.CO> TEMPO.CO, Jakarta - Polisi menggagalkan ratusan pelajar dari beberapa Sekolah Menengah Kejuruan ( <https://metro.tempo.co/read/1252404/polisi-bekasi-hadang-pelajar-stm-hendak-ke-dpr> STM) di Cianjur yang berencana berangkat ke Jakarta untuk mengikuti unjuk rasa. Mereka terjaring razia di Jalan Perintis Kemerdekaan, Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Kamis 26 September 2019. Ratusan pelajar yang mengenakan seragam batik dan putih abu-abu ini sempat ditahan di Markas Kepolisian Sektor Cilaku. Setelah itu mereka diangkut ke Markas Kepolisian Resor Cianjur. Hasanudin, 17 tahun, siswa kelas XII Teknik Komputer Jaringan 3 SMKN 1 Cilaku, Cianjur, mengaku ikut-ikutan ke Jakarta. Rencananya, kata dia, mereka akan menggunakan truk. Mereka berkumpul ada yang mengkoordinir di grup Facebook. "Saya hanya ikut saja kumpul di Jebrod (Jalan Perintis Kemerdekaan), tidak tahu mau ke mana," kata Hasanudin. Gheissa Dini Zhofa, 16 tahun, siswa SMKN 1 Cilaku, satu-satunya siswa perempuan yang ikut kena razia, mengaku ikut terciduk saat menunggu angkutan umum di Jalan Perintis Kemerdekaan. Dua tidak tahu ada rombongan siswa STM yang mau ke Jakarta. "Saya lagi nunggu angkutan umum mau berangkat ke sekolah. Tidak tahu ada yang mau ke Jakarta, ikut ditangkep sama polisi," tutur Zhofa. Kepala Polres Cianjur, Ajun Komisaris Besar Juang Andi Prayitno, menasehati ratusan pelajar yang terjaring razia ini. Mereka yang terjaring bukan terdiri dari satu sekolah tapi terdiri dari beberapa sekolah SMK di Cianjur. Juang mengingatkan tugas pelajar yang harusnya belajar bukan justru ikut-ikutan yang terjadi di Jakarta. Dia mengaku khawatir jika berada di Jakarta ikut-ikutan lalu terjadi sesuatu maka yang akan repot adalah orangtua. "Apa yang dilakukan pelajar harus dipikir ulang, jangan yang ada di grup WhatsApp yang tak jelas siapa yang menjadi admin dan leadernya diikuti," kata Juang di Markas Polres Cianjur, Kamis 26 September 2019. ADVERTISEMENT "Semua harus bisa menggunakan nalar dengan baik. Kalau mau menyampaikan aspirasi tidak perlu berangkat ke Jakarta, bisa disampaikan kepada kami," kata Juang. Luki Muharram, guru SMKN 1 Cilaku, mengaku sudah beberapa hari memantau kegiatan para siswa didiknya. Dia pun menyebutkan sempat mengendus rencana mereka akan berangkat ke Jakarta lewat grup Facebook. "Kami sempat merazia bekal mereka di sekolah. Paling banyak mereka bawa uang jajan Rp 20 ribu. Nekat saja kalau mereka mau berangkat ke Jakarta," kata Luki. Namun, dari ratusan siswa yang kena razia, menurut Luki, sebagian besar terbawa-bawa saat hendak berangkat ke sekolah. "Mereka ada yang sedang nyegat angkutan umum ke sekolah, ikut terbawa razia," kata Luki. <http://www.avg.com/email-signature?utm_medium=email&utm_source=link&utm_campaign=sig-email&utm_content=emailclient> 不含病毒。 <http://www.avg.com/email-signature?utm_medium=email&utm_source=link&utm_campaign=sig-email&utm_content=emailclient> www.avg.com