Si Luhut ini lagi selfie tokh?

Am Mon, 7 Oct 2019 10:13:14 +0200
schrieb "kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]"
<GELORA45@yahoogroups.com>:

> *Subject:* Luhut
> 
> Copas dari sebelah 😊🙏🏻👇🏻
> 
> *CATATAN PERJALANAN LBP KE UEA, RRT & AS*
> 
> Hari Minggu (29/9) saya kembali menginjakkan kaki di Jakarta setelah 2
> minggu melaksanakan perjalanan dinas terpanjang selama bertugas
> sebagai menteri. Sebelum berangkat, saya melaporkan langsung rencana
> perjalanan ini kepada Presiden Joko Widodo. “Pak Luhut akan pergi ke
> mana saja?”, tanya Beliau waktu itu sampai 3 kali, hingga akhirnya
> Pak Jokowi mengambil laptopnya dan mengetik sendiri semua jawaban
> saya mengenai ke mana saya akan pergi, bertemu dengan siapa, dan akan
> melakukan apa. Itulah Presiden yang saya kenal, selalu bekerja dengan
> sangat detail.
> 
> Saya meminta ijin kepada Presiden untuk pertama-tama mengunjungi Uni
> Emirat Arab (UEA) dalam rangka menindaklanjuti kerja sama yang
> sebelumnya telah disepakati oleh Presiden Joko Widodo dan Syekh
> Mohamed bin Zayed Al Nahyan di Istana Bogor beberapa waktu yang lalu.
> 
> Kesepakatan itu menyangkut kerja sama Sovereign Wealth Fund (dana
> abadi yang dikelola untuk investasi), pendidikan, pertanian, kerja
> sama energi di sektor hilir dengan Pertamina, dan bantuan pendirian
> masjid di Solo.
> 
> Di Abu Dhabi saya diterima oleh Putra Mahkota UEA tersebut. Bahkan
> saya diminta duduk di sebelah Beliau untuk diperkenalkan di hadapan
> 300 anggota DPR mereka. Bagi saya ini adalah satu cara Beliau
> menunjukkan penghormatan, bukan untuk saya, tapi untuk Indonesia.
> 
> Tidak hanya itu, saya juga selalu menerima respon yang begitu cepat
> dari Beliau untuk setiap poin kerja sama yang saya laporkan.
> “Jenderal Luhut, apa progres dari pertemuannya,” tanya Putra Mahkota
> yang juga tidak segan menunjukkan hormatnya kepada saya yang lebih
> senior secara jenjang karir militer. Saya kemudian menyebutkan satu
> persatu progres.
> 
> Pertama mengenai SWF di mana bulan depan pihak UEA akan bertemu dengan
> Menteri Keuangan RI dan PT SMI membahas skema dan peraturan yang
> diperlukan. “Ok, Suhail make sure ini harus jalan, saya mau akhir
> tahun harus selesai,” perintahnya langsung kepada Menteri Energi dan
> Industri UEA. “OK, done,” jawaban yang senada seperti ini juga
> diucapkannya untuk poin-poin yang lain.
> 
> Saya pikir-pikir dengan setengah heran, kok gampang sekali “Sang
> Raja” ini memberikan persetujuan. Setelah saya resapi, sebenarnya
> bukan semata karena kedekatan kami yang sama-sama memiliki latar
> belakang militer. Tapi umbrella utamanya adalah karena hubungan yang
> sangat baik antara Putra Mahkota dengan Pak Jokowi. Sedangkan saya
> hanya eksekutor yang diperkenalkan oleh Pak Jokowi kepada Syekh
> Mohamed bin Zayed Al Nahyan waktu kunjungan kenegaraan di Istana
> Bogor.
> 
> Tapi memang kedua hal tersebut yang membuat hubungan saya dengan Putra
> Mahkota menjadi personal. Bayangkan sekarang komunikasi saya dengan
> Beliau bisa dilakukan langsung via aplikasi WA, tanpa perlu melalui
> protokoler yang berbelit.
> 
> Contohnya, hanya dengan mengirimkan pesan WA kepada  Syekh Mohamed bin
> Zayed, saya bisa mengatur supaya Beliau bicara langsung dengan
> Presiden Jokowi via telepon. Dalam pembicaraan tersebut, Pak Jokowi
> menerima undangan untuk menghadiri acara Zayed Sustainability Prize
> di Abu Dhabi tanggal 13 Januari 2020. Selain itu Presiden juga
> sepakat untuk menyelesaikan semua poin perjanjian kedua negara.
> 
> Dari UEA saya kemudian bertolak ke Shanghai Tiongkok untuk finalisasi
> kerja sama mengenai pembangunan industri lithium baterai yang juga
> melibatkan Korea Selatan. Selanjutnya saya menghabiskan 1 malam di
> Seoul untuk finalisasi kerja sama dibidang yang sama dengan
> perusahaan LG. Setelah itu saya berangkat ke Nanning Tiongkok
> mewakili Presiden Jokowi dalam 16th CAEXPO (China-ASEAN Asean-China)
> dan sekaligus mengadaan pertemuan bilateral dengan pemerintah
> Tiongkok. Perjalanan saya berlanjut ke Beijing, lalu ke Amerika
> Serikat.
> 
> Di Washington DC saya bertemu dengan 5 orang senator dari partai
> republik maupun demokrat dan Jared Kushner menantu Presiden AS Donald
> Trump. Harus bertatap muka langsung dengan orang-orang Amerika yang
> tengah menduga bahwa Indonesia sudah lebih condong ke Tiongkok,
> membuat saya berpikir betul bagaimana caranya berkomunikasi dengan
> efektif.
> 
> Saat bertemu mereka, akhirnya saya putuskan untuk berbicara langsung
> tembak saja. Mungkin gaya bicara saya lebih mirip tentara daripada
> seorang diplomat.
> 
> Contohnya kepada para senator saya langsung bertanya, “Saya dengar
> Anda merasa ragu dengan kami. Itu sama sekali tidak perlu karena kami
> adalah negara yang terlalu besar untuk berpihak kepada salah satu
> kekuatan yang ada. Itu saya jamin dan itu sikap Presiden Jokowi yang
> kami para pembantunya terapkan dalam tugas.”
> 
> Begitulah bahasa saya kira-kira jika diterjemahkan. Selain itu saya
> juga secara terbuka mengatakan bahwa mereka sendiri kurang proaktif
> dalam menjalin kerja sama.“Kalian tidak pernah datang ke tempat kami.
> Padahal kami bukan negara miskin, kami tidak pernah minta-minta,”
> terang saya sembari menjelaskan mengenai baiknya kondisi ekonomi
> Indonesia dan banyaknya peluang investasi. Pertanyaan yang straight
> to the point juga saya ajukan kepada Jared Kushner, ”Sekarang Anda
> mau apa dari indonesia?”
> 
> Pertemuan terakhir itu berlangung di White House pada hari jumat
> minggu lalu jam 8.30 waktu setempat. Kesan saya, menantu presiden
> Trump ini sangat baik. Pemuda yang baru berusia hampir 40 tahun itu
> menjemput saya yang sedang berada di ruang tunggunya.
> 
> Pembicaraan saya buka dengan menyampaikan bahwa Presiden Jokowi begitu
> memiliki kesan positif terhadap Trump. Mendengar itu Jared langsung
> menimpali, “You know what, my father inlaw loves him very much.
> Presiden Jokowi is a very good leader in the emerging markets.”
> 
> Suasana yang begitu akrab membuat gaya bicara tembak saya makin
> keluar, “Kalau kau cinta, cinta apa. Buktikan cintamu dengan
> berinvestasi di Indonesia. Kami bekerjasama dengan siapapun, termasuk
> Tiongkok atau Uni Emirat Arab, atau negara manapun. Lantas kenapa
> kita tidak?”. ”Setuju,” responnya terhadap tawaran saya yang juga
> mencakup kemungkinan kerja sama perdamaian di Timur Tengah yang
> seharusnya melibatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk
> beragama Islam terbesar di dunia.
> 
> Sebagai bentuk tindak lanjut, Jared akan mengutus Adam Boehler selaku
> CEO International Development Finance Corporation (IDFC) untuk
> bertemu saya dan Menkeu Ibu Sri Mulyani di Indonesia pada pertengahan
> bulan Oktober ini. Kami akan membicarakan hal teknis mengenai
> pengalokasian sebagian dari dana investasi USD 60 miliar yang
> dikelola IDFC untuk masuk ke Indonesia.
> 
> Jared juga setuju untuk membantu satu orang wakil dari Indonesia untuk
> dapat menjadi Wakil Presiden World Bank, atau di jabatan selevel
> Director yang dulu pernah disandang oleh Bu Sri Mulyani.
> 
> Ada satu kesamaan yang saya lihat sepanjang pertemuan dengan Amerika
> ataupun UEA. Yaitu adanya rasa hormat kepada Indonesia dan khususnya
> kepada Presiden Joko Widodo. Hal itu membuat pekerjaan saya menjadi
> jauh lebih mudah.
> 
> Sembari terus mengikuti perkembangan di Tanah Air selama perjalanan
> dinas, saya kadang-kadang merenung ketika melihat
> demonstrasi-demonstrasi yang berujung ricuh. Istilahnya kita seperti
> menembak kaki kita sendiri, padahal di luar sana orang lain begitu
> menaruh respek pada Republik ini.
> 
> Akhir kata saya mengajak semua teman-teman untuk saling menyebarkan
> kebaikan. Bicara tentang kepemimpinan Presiden Joko Widodo, saya
> melihat banyak sekali yang sudah Beliau berikan untuk Republik ini.
> Tentu ada kurang atau lebihnya di sana sini, karena Beliau bukan
> manusia yang sempurna.
> 👍🏼🇲🇨🙏🏻🙏🏻

  • [GELORA45] Perjalanan Luhut kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]
    • Re: [GELORA45] Perjalanan Luhut 'Lusi D.' lus...@rantar.de [GELORA45]

Kirim email ke