Oh begitu tokh.

Am Sun, 13 Oct 2019 14:03:06 +0200
schrieb "kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]"
<GELORA45@yahoogroups.com>:

> Sementara ini dinonaktifkan oleh penusuknya........?
> 
> Pada tanggal Min, 13 Okt 2019 pukul 13.12 'Lusi D.' lus...@rantar.de
> [GELORA45] <GELORA45@yahoogroups.com> menulis:
> 
> >
> >
> > Berikut komentar Harian Kompas atas pe-nonaktifan Wiranto oleh Gus
> > Dur pada awal tahun 2000.
> >
> > Home / Politik
> >
> > Ketika Gus Dur Nonaktifkan Wiranto karena Tersangkut Kasus HAM
> > Written By Ahmad Sunday, October 6, 2019
> >
> > Beritaislam - Beberapa waktu lalu, sejumlah kalangan mendesak
> > Wiranto mundur dari jabatan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan
> > Keamanan (Menko Polhukam). Komisi III DPR RI menilai Wiranto gagal
> > mengantisipasi represi aparat polisi dalam menangani demonstrasi
> > mahasiswa.
> >
> > Komisi III yang merupakan mitra kerja sekaligus pengawas kinerja
> > Kemenkopolhukam itu mengajukan peristiwa tewasnya dua mahasiswa
> > dalam demonstrasi di Sulawesi Tenggara pada Kamis (26/9/2019)
> > sebagai bukti kegagalan itu.
> >
> > "Kami meminta [presiden] mencopot Menkopolhukam Wiranto karena
> > terbukti gagal dalam melakukan antisipasi terhadap persoalan
> > politik dan keamanan yang menjadi domain wilayah kerjanya," ujar
> > Wakil Ketua Komisi III DPR RI Erma Suryani Ranik dalam keterangan
> > pers, Jumat (27/9/2019) lalu.
> >
> > Randi dan Yusuf Kardawi, dua korban mahasiswa itu, menambah daftar
> > hitam orang-orang yang tewas karena menyuarakan aspirasinya. Dalam
> > aksi menentang hasil pilpres di Jakarta 21-22 Mei lalu, sembilan
> > orang meninggal. Hingga kini tak jelas sudah sampai mana proses
> > investigasinya.
> >
> > Tak hanya akhir-akhir ini saja pendekatan Wiranto di bidang hukum,
> > keamanan, dan politik dinilai bermasalah. Sebutlah, misalnya, wacana
> > Wiranto membentuk tim hukum nasional yang bertugas mengkaji ucapan
> > dan tindakan tokoh-tokoh yang dinilai berpeluang mengancam keamanan
> > negara. Wiranto juga sempat menyatakan bahwa penyebar hoaks dalam
> > masa pemilu 2019 sebaiknya dipidana dengan UU pemberantasan tindak
> > pidana terorisme.
> >
> > “Terorisme itu, kan, menimbulkan ketakutan di masyarakat. Kalau
> > masyarakat diancam dengan hoaks untuk tidak ke TPS, itu sudah
> > terorisme. Maka tentu kita gunakan UU Terorisme. Tadi saya sudah
> > minta agar aparat keamanan waspada ini,” ujar Wiranto Maret Silam.
> >
> > Karena pendekatan-pendekatan kontroversial itu, Wiranto didesak
> > sebaiknya segera pensiun saja.
> >
> > Kepada reporter Tirto, Jumat (27/9/2019), Wakil Direktur Imparsial
> > Ghufron Mabruri mengatakan memang sudah saatnya Joko Widodo
> > mengganti Wiranto jika dia benar-benar "berkomitmen membangun
> > situasi jalannya pemerintahan yang menghormati HAM dan demokrasi
> > dalam politik, hukum, dan keamanan."
> >
> > Menurutnya taktik Wiranto sejak dulu memang kerap keliru tiap kali
> > merespons konflik dan ekspresi politik warga. Wiranto adalah 'orang
> > lama' dalam politik Indonesia yang tak inovatif menangani konflik.
> >
> > "Dari awal kami sudah mempertanyakan mengapa Jokowi mengangkat dia
> > jadi Menkopolhukam. Dia dipertanyakan dari sisi integritas,
> > komitmen, terutama soal HAM," pungkas Ghufron.
> >
> > Memilih menteri adalah hak prerogatif Presiden Joko Widodo. Tapi,
> > Presiden Joko Widodo mungkin lupa bahwa dulu Wiranto dicopot dari
> > jabatan Menko Polkam oleh Presiden Abdurrahman Wahid gara-gara
> > masalah dugaan pelanggaran HAM di Timor Timur.
> >
> > Temuan KPP HAM Timor Timur
> >
> > Sebelum B.J. Habibie jatuh, telah terbentuk Komisi Penyelidik
> > Pelanggaran Hak Asasi Manusia (KPP HAM) Timor Timur. Komisi ad hoc
> > ini berada di bawah Komnas HAM dan mulai bekerja efektif sejak 11
> > Oktober 1999. Diketuai Albert Hasibuan, KPP HAM punya tugas spesifik
> > mengumpulkan data, fakta, informasi, dan penyelidikan terkait dugaan
> > pelanggaran HAM di Timor Timur.
> >
> > Harian Kompas (9 Oktober 1999) menyebut KPP HAM akan menyelidiki
> > dugaan pelanggaran HAM yang terjadi sejak 27 Januari 1999 saat
> > Presiden Habibie mengambil kebijakan referendum hingga bulan-bulan
> > usai referendum itu.
> >
> > Hasil lengkap penyelidikan KPP HAM Timor Timur akhirnya diumumkan di
> > pengujung Januari 2000. KPP HAM berhasil menemukan sejumlah bukti
> > adanya pelanggaran HAM berat di Timor Timur sesudah referendum.
> > Kesimpulan Komisi juga menyebut indikasi penghancuran yang terencana
> > dan sistematis.
> >
> > Pelanggaran itu merupa dalam bentuk pembunuhan massal, penyiksaan
> > dan penganiayaan, penghilangan paksa, kekerasan terhadap perempuan
> > dan anak, pengungsian paksa, hingga pembumihangusan.
> >
> > "KPP HAM juga menemukan bukti kuat tentang terjadinya penghilangan
> > dan perusakan barang bukti yang merupakan satu tindak pidana. KPP
> > HAM tidak menemukan adanya kejahatan genocide," jelas Djoko
> > Soegianto, ketua Komnas HAM saat itu, seperti dikutip Kompas (1
> > Februari 2000).
> >
> > Sejumlah nama pejabat sipil dan militer yang diduga terkait dengan
> > tragedi itu juga disebut. Salah satunya adalah Jenderal Wiranto.
> > Sebagai panglima ABRI pada masa itu, ia disebut mengetahui semua
> > pelanggaran yang terjadi. Bahkan, Djoko Soegianto juga mengungkapkan
> > bahwa “aparat sipil dan militer termasuk kepolisian, bekerja sama
> > dengan milisi telah menciptakan situasi dan kondisi yang mendukung
> > terjadinya kejahatan terhadap kemanusiaan”.
> >
> > Harian Kompas menyebut, “Untuk itu, Komnas HAM meminta Kejaksaan
> > Agung melakukan penyidikan terhadap Panglima TNI pada waktu itu
> > untuk dimintakan pertanggungjawabannya”.
> >
> > Gus Dur Nonaktifkan Wiranto
> > Asas praduga tak bersalah tentu masih dikedepankan. Tapi disebutnya
> > nama Wiranto sebenarnya bukan berita mengagetkan atau tak
> > terprediksi. Semua tahu belaka, ia adalah Menteri Pertahanan dan
> > Keamanan (Menhankam) merangkap Panglima ABRI (Pangab) menjelang
> > kejatuhan Suharto dan selama masa kepresidenan Habibie.
> >
> > Sebagai Panglima ABRI ia selalu dikaitkan dengan pendekatan represif
> > aparat militer selama transisi Reformasi. Terlebih, sebagaimana
> > disebut laman CNN Indonesia, Wiranto adalah pemimpin Komando Operasi
> > Kewaspadaan dan Keselamatan Nasional yang dibentuk Suharto pada 17
> > Mei 1998. Karena kewenangan besarnya itu, ia selalu disebut
> > terlibat, baik langsung ataupun tak langsung, dalam berbagai kasus
> > pelanggaran HAM selama transisi Reformasi.
> >
> > “Namun Wiranto dinilai tak mampu melaksanakan perintah Soeharto..
> > Kepemimpinannya dianggap lemah. Kemampuannya menghimpun potensi ABRI
> > dipertanyakan. Wiranto dianggap bertanggung jawab atas keamanan
> > negara yang carut-marut saat itu,” tulis CNN Indonesia.
> >
> > Karenanya, Presiden Abdurrahman Wahid bisa dengan cepat merespons
> > ketika kabar itu sampai padanya. Dari Davos, Swiss, di sela-sela
> > padatnya kegiatan Forum Ekonomi Dunia, Gus Dur tanpa basa-basi
> > menyatakan akan memberhentikan Wiranto dari posisinya sebagai Menko
> > Polkam—jabatan yang juga diembannya kini.
> >
> > “Saya akan meminta dia, dengan bahasa yang halus, meminta dia untuk
> > mengundurkan diri,” kata Gus Dur sebagaimana dikutip Kompas (1
> > Februari 2000).
> >
> > Gus Dur juga mengatakan ia akan bicara dengan Wiranto segera
> > setelah ia pulang ke Indonesia. Ia sendiri mengaku tak khawatir
> > dengan reaksi yang pihak militer terhadap kebijakannya itu.
> >
> > “Mereka akan mematuhi saya,” tegas Gus Dur.
> >
> > Kabar itu segera membikin kegegeran di media Indonesia. Wiranto
> > sendiri enggan bicara kepada publik, tapi jelas ia tak akan begitu
> > saja mengundurkan diri. Sejauh itu, Wiranto merasa tak bersalah.
> >
> > Respons cepat Gus Dur itu mungkin disebabkan karena dia juga
> > menunggu momen seperti ini. Greg Barton, penulis biografi Gus Dur,
> > menyebut bahwa kabinet saat itu sebenarnya bukanlah kabinet yang
> > diidealkan sang presiden. Ia tak bebas memilih menteri karena mesti
> > berkompromi dengan eksponen politik lain untuk menjamin stabilitas.
> >
> > “Kabinet itu telah menjadi gabungan yang terlalu besar, yang terdiri
> > dari berbagai kepentingan politik dan perorangan yang bukan saja
> > berbeda akan tetapi saling berlawanan,” tulis Barton dalam Biografi
> > Gus Dur (2017, hlm. 376).
> >
> > Singkatnya, Wiranto adalah ganjalan untuk agenda-agenda reformasi
> > Gus Dur. Dalam konteks global, Indonesia juga mendapat tekanan dari
> > PBB karena dianggap tidak serius menyelesaikan masalah pelanggaran
> > HAM selama transisi Reformasi. Indonesia juga ditekan menghadapkan
> > para pelanggar HAM di Timor Timur ke Mahkamah HAM Internasional.
> >
> > Hal itu terlihat dari dokumenter bertajuk High Noon in Jakarta
> > garapan sutradara independen Australia Curtis Levy. Dalam satu
> > segmennya, dokumenter yang diproduksi dan ditayangkan di Australian
> > Broadcast Corporation (ABC) itu merekam pembicaraan Gus Dur dan
> > Menlu Alwi Shihab terkait masalah pelanggaran HAM dan posisi
> > Wiranto.
> >
> > Selama lawatannya ke beberapa negara Eropa dan Asia pada
> > Januari-Februari 2000 topik pencopotan Wiranto selalu menjadi
> > pertanyaan wartawan. Berkali-kali pula Gus Dur menekankan bahwa ia
> > serius dengan gagasannya itu. Menlu Alwi Shihab adalah salah satu
> > menteri yang mendukung keputusan itu.
> >
> > Menurutnya, itulah satu-satunya cara agar tekanan internasional
> > terhadap Indonesia bisa distop.
> >
> > “Kalau kita tidak tanggap, kita dianggap tidak serius dan
> > seakan-akan mau melindungi. Turunnya Pak Wiranto bukan the end of
> > the world. Dia masih dihormati. Untuk kepentingan bangsa ini secara
> > keseluruhan dia harus berkorban,” kata Menlu Alwi Shihab.
> >
> > Tapi, pertimbangan Gus Dur hendak mencopot Wiranto sebenarnya tidak
> > melulu agar proses penyelidikannya berjalan lancar atau membebaskan
> > Indonesia dari tekanan internasional. Menurutnya beberapa negara
> > yang sensitif HAM enggan berinvestasi jika Wiranto masih ada di
> > kabinetnya.
> >
> > “Keadaan aman itu kalau Wiranto berhenti dari tentara dan jabatan
> > menteri. Bagi saya Itu masalah pokok. Kalau soal [tekanan] Kofi Anan
> > itu bukan yang pokok walaupun penting,” kata Gus Dur menanggapi
> > Menlu Alwi Shihab.
> >
> > Menlu Alwi Shihab setuju belaka dengan pendapat Gus Dur itu. Itu
> > adalah argumentasi tambahan yang bisa diajukan untuk mendukung
> > kebijakan memberhentikan Wiranto. Tersirat pula keyakinannya bahwa
> > proses ini tak akan berlarut-larut.
> >
> > “Dengan dia berhenti dari kabinet, tidak berarti dia bersalah.
> > Pengadilan yang akan menyatakan dia bersalah atau tidak. Dan
> > kalaupun bersalah, toh, kita masih mau memaafkan dia. Jadi, dia ada
> > di posisi menang sebenarnya,” jawab Alwi Shihab.
> >
> > Wiranto sendiri masih keukeuh dengan pendiriannya tidak mau mundur
> > sebelum bertemu Gus Dur. Hal ini sempat membuat spekulasi liar bahwa
> > Wiranto membangkang menyeruak ke publik. Ia pun enggan bicara kepada
> > media.
> >
> > Akhirnya, Wiranto dan Gus Dur bertemu pada Minggu pagi, 13 Februari
> > 2000. Kala itu Wiranto menjemput Gus Dur di bandara. Tak buang
> > waktu, Wiranto memanfaatkan kesempatan itu untuk membujuk Gus Dur
> > mengurungkan niat mencopot dirinya.
> >
> > “Wiranto memohon kepada Gus Dur agar dapat diberikan waktu lebih
> > lama lagi sambil mengatakan bahwa hal ini bukanlah sekadar untuk
> > dirinya sendiri, melainkan juga untuk keluarganya karena mereka
> > akan hancur bila ia secara tiba-tiba dipaksa untuk mengundurkan
> > diri,” tulis Greg Barton (hlm. 389).
> >
> > Harian Kompas (14 Februari 2000) mencatat dalam pertemuan itu hadir
> > pula Wapres Megawati dan Jaksa Agung Marzuki Darusman. Presiden
> > akhirnya menyetujui permintaan Wiranto agar dugaan keterlibatannya
> > dalam pelanggaran HAM di Timor Timur diperiksa melalui jalur hukum.
> >
> > Kepada media Gus Dur hanya berkomentar, "Kita beri kesempatan pada
> > Pak Wiranto. Saya minta dia mundur. Nah, dia minta supaya ditempuh
> > prosedur hukum. Ya bagi saya tidak ada masalah. Wong gitu saja kok.”
> >
> > Tapi siapa nyana, malam itu juga Gus Dur mengubah keputusannya.
> > Rupanya, seturut keterangan Greg Barton, siang itu Gus Dur meminta
> > beberapa ajudannya meneliti kegiatan Wiranto selama Presiden ada di
> > luar negeri. Itulah yang kemudian membuat Presiden berubah pikiran.
> >
> > Menjelang tengah malam Wiranto diminta menghadap ke Istana Negara.
> > Gus Dur lantas memutuskan untuk menonaktifkan Wiranto dari jabatan
> > Menko Polkam. Gus Dur beralasan mengambil kebijakan menonaktifan
> > Wiranto untuk menjaga netralitas pemeriksaan kasusnya oleh
> > Kejaksaan Agung.
> >
> > "Untuk menunggu keputusan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh tim
> > Jaksa Agung, dan supaya pemeriksaan berjalan netral, maka Jenderal
> > Wiranto dinonaktifkan dari jabatannya dan digantikan oleh Menteri
> > Dalam Negeri Surjadi Soedirdja sebagai Menko Polkam ad interim, "
> > kata Gus Dur sebagaimana dikutip Kompas. [tt]
> >
> > [news.beritaislam.org]
> > 
> >  

Kirim email ke