Perobahan politik hanya terjadi kalau Jokowi membersihkan pemerintahannya (bukan cuma kabinet) dari orang-orangnya LBP, SBY, Paloh, dan Hendropriyono. Prabowo sendiri tidak perlu masuk ke dalam kabinet. Kalau betul Jokowi menawarkan 3 kursi ya isi saja dengan orang-orang kepercayaannya di bidang pangan, energi, dan pertahanan. Itu pun tidak harus orang Gerindra. --- lusi_d@... wrote: Berita selanjutnya ttg situasi perubahan politik hari ini. Selamat membaca. Lusi.-
Tribunnewswifi.com Rocky Gerung Sebut Prabowo Bakal Pegang Kendali Istana Jika Gabung Jokowi: Ada Pembersihan Besar Kamis, 17 Oktober 2019 20:13 WIB Rocky Gerung Sebut Prabowo Bakal Pegang Kendali Istana Jika Gabung Jokowi: Ada Pembersihan Besar Kamis, 17 Oktober 2019 20:13 WIB Rocky Gerung sebut akan ada perubahan di Istana jika Prabowo gabung ke kabinet Jokowi, berpotensi pegang kendali TRIBUNNEWSWIKI.COM - Rocky Gerung sebut akan ada perubahan di Istana jika Prabowo gabung ke kabinet Jokowi, berpotensi pegang kendali. Rocky Gerung menilai akan ada perubahan besar di Istana jika Ketum Gerindra Prabowo Subianto jadi menteri kabinet Jokowi. Menurut Rocky, Prabowo Subianto yang akan memegang kendali dan mengatur ulang semua personil di Istana. Dilansir dari Youtube Rocky Gerung Official Kamis (17/10/2019), Rocky Gerung mengatakan potensi perubahan kekuasaan di Istana. "Iya itu pasti terjadi, Prabowo dua hari ini secara intensif mondar mandir dari satu tokoh ke tokoh lain dan itu menandakan bahwa dia sadar tentang potensi dia untuk memegang kekuasaan, karena dari awal dia lakukan roadshow," kata Rocky Gerung, dikutip dari TribunnewsBogor.com. Rocky Gerung mengatakan hal itu merupakan sinyal bahwa Prabowo Subianto akan memegang kendali seluruhnya. "Nah sinyalnya sebetulnya pesannya adalah seolah-olah Pak Prabowo ini mau mengatakan nanti seluruh kegiatan politik istana, akan ada di bawah kendali saya, kan itu yang terlihat," ungkapnya. Nantinya kata dia, semuanya akan berubah di bawah kendali seorang Prabowo Subianto. "Tentu efeknya personil di dalam istana mulai dari humas sampai protokoler pasti akan diatur ulang, jadi saya melihat itu akan ada pembersihan besar-besaran nanti di istana," katanya. "Dulu saya bilang, saya ingin menggulung karpet merah istana, saya tidak ingin menyediakan karpet merah untuk prabowo, tapi saya ingin menggulung karpet merahnya Jokowi. Yang terjadi ternyata justru cebong yang menyediakan karpet merah buat kampret di bawah kepemimpinan Politik Prabowo nanti," tambahnya. Bahkan menurutnya, Jokowi secara praktis jadi Perdana Menteri di pemerintahan karena kemampuannya. "Saya melihat secara praktis Prabowo jadi Perdana Menteri di situ, karena kemampuan dia untuk manufering, lobby kiri kanan," katanya. Hal itu kata dia, dikarenakan Prabowo Subianto terlihat paling dominan dan tentunya disetujui oleh Ketum PDI-P Megawati Soekarno Putri. "Dua-tiga hari terakhir ini terlihat bahwa postur prabowo akan dominan di situ, dan orang akan lihat bahwa postur prabowo pasti direstui oleh Ibu Mega," katanya. Kemudian, itu akan berimbas pada kecemburuan terhadap Prabowo Subianto. "Itu sudah pasti ada kecemburuan akan muncul, tapi saya gembira aja melihat orang cemburu kepada musuhnya. Kalau dalam istlah sleeping with the enemy, tidur bersama musuh," tandasnya. Prabowo Akan Jadi Orang ke-2 di Istana Rocky Gerung menilai ada kecerdasan politik yang dimiliki Ketum Gerindra Prabowo Subianto dalam membaca situasi politik. Hal itulah yang menurut Rocky Gerung, membuat publik bertanya-tanya apakah Prabowo Subianto akan masuk ke pemerintahan atau tetap menjadi oposisi. Meski begitu, Rocky Gerung tetap berharap Prabowo Subianto sebagai oposisi konsisten berada di luar pemerintahan saat kalah dalam Pilpres 2019. Namun jika Prabowo Subianto masuk dalam kabinet, ia menduga Prabowo Subianto akan jadi orang kedua di pemerintahan secara politik. Dilansir TribunnewsBogor.com dari Youtube tvOneNews Rabu (16/10/2019), Rocky Gerung mengatakan bahwa publik saat ini tengah menunggu apa yang jadi esensi dari pertemuan Jokowi dengan Prabowo Subianto beberapa waktu lalu. "Karena tidak ada kepastian dari presiden, penundaan itu, di dalam peribahasa di dalam penundaan ada keragu-raguan atau kejahatan, mudah-mudahan keragu-raguan. Di dalam penundaan itu orang menuntut apa sebetulnya esensi dari pertemuan ini," katanya. Kemudian dalam penantian publik atas kepastian dari Presiden itu, menurut Rocky Gerung, Prabowo adalah orang yang cerdik membaca situasi tersebut. "Jadi dia manfaatkan situasi itu dengan muter sebagai politisi, sekedar untuk memberi tahu saya mengerti politik untuk itu saya menunggu. Di dalam penungguan itu daripada bengong, cari kawan atau cari isu aja," jelasnya. Menurut Rocky Gerung, dari safari politik yang dilakukan Prabowo Subianto tersebut tidak ada goals atau tujuannya. "Bagi saya tidak ada goalsnya, hanya ingin memberi tahu saya orang politik dan saya paham politik, kalian yang datang ke saya ingin tahu politik kan. Memberi keyakinan pada publik bahwa ia paham apa itu politik," ungkapnya. Lebih lanjut Rocky Gerung mengatakan kalau Prabowo telah mengeluarkan langkah kuda L, sehingga ia menunggu pion siapa yang maju ke depan. "Sekarang kan terkunci, Prabowo membuka langkah catur pertama itu. Lain kalau misalnya sebulan lalu, Pak Jokowi langsung mengatakan ini postur kabinet saya, orang gak akan ribut segini kan, dan Pak Prabowo juga nggak akan bikin semacam kalkulasi politik yang bikin orang menduga-duga kan," jelasnya. Ia juga mengatakan, politik itu dalilnya seni tentang yang mungkin, dan orang menunggu itu siapa yang mungkin, sementara Prabowo Subianto menaikkan satu oktaf seninya itu, bagi dia politik adalah sesuatu yang tidak mungkin. "The end-nya adalah apa langkah bidak hitamnya, jadi orang menunggu reaksi presiden apa. Kan presiden membaca semuanya ini, Pak Jokowi kan membaca apa artinya pertemuan dengan Airlangga, Mega segala macam, Pak Jokowi kan belum sebut apa," kata dia. Dalam waktu menunggu itu, kata Rocky Gerung, yang kemudian ribut adalah cebong dan kampret. "Yang jelas bahwa meja makan yang disiapkan oleh cebong dapatnya oleh kampret, mereka dapat tulang makanya cebong marah ke saya. Saya bilang marahnya ke Prabowo dong, kalian gak mampu bikin list siapa yang diundang dan gak diundang, sekarang prabowo membuka kebekuan politik, kan itu soal yang biasa saja," ungkapnya. Meski begitu, ia tak menampik bahwa ada manufer yang dilakukan oleh Prabowo Subianto pasca kalah di Pilpres 2019 ini. "Jadi poinnya adalah, dalam kebekuan politik ada langkah dibuat oleh prabowo. Orang mau tafsirkan ambisi berlebihan atau dia memang diminta Jokowi untuk jadi negosiator dengan kekuatannya yang lain. Itu kita tunggu ucapan resmi Jokowi, saya nggak mungkin menduga itu," katanya. Kemudian yang bisa ia duga yakni kecerdasan Prabowo untuk membaca situasi ini. "Itu dalam kacamata pragmatis. Kalau dalam value, poin saya tetap Prabowo seharusnya ada di luar, itu yang disebut survival value dalam demokrasi, oposisi itu kalau kalah ya di luar, tapi karena orang nggak kritik itu jadi saya ambil itu," tambahnya. Kemudian saat ditanya jika akhirnya Prabowo Subianto gabung ke kabinet, Rocky Gerung menilai Ketum Gerindra itu akan jadi menteri yang paling disorot. "Saya bayangkan misalnya Pak Prabowo di dalam, sidang kabinet pertama pasti soal kebijakan jangka pendek, apa yang musti diatasi, isu Internasional, perang China selatan, soal HAM, apalagi? Isu rill ekonomi, yaitu hutang yang mustri dibayar bulan Januari dari mana duitnya. Apalagi? keresahan politik identitas. Jadi kabinet pertama itu melumpuhkan udah banyak betul. Sekarang shuternya siapa itu? Kan harus ada satu menteri yang paham secara lengkap kompleksitas isu itu. Mungkin seseorang paham, tapi tidak ada inisiatif untuk mengucapkan di publik," jelasnya. Menurutnya, satu-satunya orang yang memiliki kemampuan itu adalah Prabowo Subianto. "Prabowo itu punya kemampuan untuk mengambil isu itu dan mengucapkan ke publik, jadi minggu pertama warna Prabowo akan dominan di kabinet, Pak Maruf Amin, ya memang dipilih oleh Jokowi sebagai forgeter, bukan orang yang mampu merumuskan kebijakan," kata Rocky Gerung. Ia pun mengatakan bahwa secara politik Prabowo Subianto akan menjadi orang kedua Jokowi. "Bukan menggantikan, tapi secara politik iya, orang akan merasa sebetulnya orang kedua atau setengah dari kabinet itu Prabowo, kan jejak politik Prabowo itu lengkap maksud saya," katanya. Bahkan, menurutnya jika Sandiaga Uno juga masuk dalam kabinet, ia akan jadi orang ketiga di pemerintahan. "Nggak mungkin ada figur lain yang bisa katakanlah jadi inisiator tadi. Dan kalau Sandi ada di situ dia akan jadi orang ketiga, sebagai menteri yang tahu banyak soal. Karena dia bilang kan saya kembali. Jadi dia mengambil posisi untuk jadi politisi, dan saya apresiasi itu," tandasnya. (Tribunnewswiki.com/Putradi Pamungkas, TribunnewsBogor.com/Vivi Febrianti) #yiv8476073360 -- #yiv8476073360ygrp-mkp {border:1px solid #d8d8d8;font-family:Arial;margin:10px 0;padding:0 10px;}#yiv8476073360 #yiv8476073360ygrp-mkp hr {border:1px solid #d8d8d8;}#yiv8476073360 #yiv8476073360ygrp-mkp #yiv8476073360hd {color:#628c2a;font-size:85%;font-weight:700;line-height:122%;margin:10px 0;}#yiv8476073360 #yiv8476073360ygrp-mkp #yiv8476073360ads {margin-bottom:10px;}#yiv8476073360 #yiv8476073360ygrp-mkp .yiv8476073360ad {padding:0 0;}#yiv8476073360 #yiv8476073360ygrp-mkp .yiv8476073360ad p {margin:0;}#yiv8476073360 #yiv8476073360ygrp-mkp .yiv8476073360ad a {color:#0000ff;text-decoration:none;}#yiv8476073360 #yiv8476073360ygrp-sponsor #yiv8476073360ygrp-lc {font-family:Arial;}#yiv8476073360 #yiv8476073360ygrp-sponsor #yiv8476073360ygrp-lc #yiv8476073360hd {margin:10px 0px;font-weight:700;font-size:78%;line-height:122%;}#yiv8476073360 #yiv8476073360ygrp-sponsor #yiv8476073360ygrp-lc .yiv8476073360ad {margin-bottom:10px;padding:0 0;}#yiv8476073360 #yiv8476073360actions {font-family:Verdana;font-size:11px;padding:10px 0;}#yiv8476073360 #yiv8476073360activity {background-color:#e0ecee;float:left;font-family:Verdana;font-size:10px;padding:10px;}#yiv8476073360 #yiv8476073360activity span {font-weight:700;}#yiv8476073360 #yiv8476073360activity span:first-child {text-transform:uppercase;}#yiv8476073360 #yiv8476073360activity span a {color:#5085b6;text-decoration:none;}#yiv8476073360 #yiv8476073360activity span span {color:#ff7900;}#yiv8476073360 #yiv8476073360activity span .yiv8476073360underline {text-decoration:underline;}#yiv8476073360 .yiv8476073360attach {clear:both;display:table;font-family:Arial;font-size:12px;padding:10px 0;width:400px;}#yiv8476073360 .yiv8476073360attach div a {text-decoration:none;}#yiv8476073360 .yiv8476073360attach img {border:none;padding-right:5px;}#yiv8476073360 .yiv8476073360attach label {display:block;margin-bottom:5px;}#yiv8476073360 .yiv8476073360attach label a {text-decoration:none;}#yiv8476073360 blockquote {margin:0 0 0 4px;}#yiv8476073360 .yiv8476073360bold {font-family:Arial;font-size:13px;font-weight:700;}#yiv8476073360 .yiv8476073360bold a {text-decoration:none;}#yiv8476073360 dd.yiv8476073360last p a {font-family:Verdana;font-weight:700;}#yiv8476073360 dd.yiv8476073360last p span {margin-right:10px;font-family:Verdana;font-weight:700;}#yiv8476073360 dd.yiv8476073360last p span.yiv8476073360yshortcuts {margin-right:0;}#yiv8476073360 div.yiv8476073360attach-table div div a {text-decoration:none;}#yiv8476073360 div.yiv8476073360attach-table {width:400px;}#yiv8476073360 div.yiv8476073360file-title a, #yiv8476073360 div.yiv8476073360file-title a:active, #yiv8476073360 div.yiv8476073360file-title a:hover, #yiv8476073360 div.yiv8476073360file-title a:visited {text-decoration:none;}#yiv8476073360 div.yiv8476073360photo-title a, #yiv8476073360 div.yiv8476073360photo-title a:active, #yiv8476073360 div.yiv8476073360photo-title a:hover, #yiv8476073360 div.yiv8476073360photo-title a:visited {text-decoration:none;}#yiv8476073360 div#yiv8476073360ygrp-mlmsg #yiv8476073360ygrp-msg p a span.yiv8476073360yshortcuts {font-family:Verdana;font-size:10px;font-weight:normal;}#yiv8476073360 .yiv8476073360green {color:#628c2a;}#yiv8476073360 .yiv8476073360MsoNormal {margin:0 0 0 0;}#yiv8476073360 o {font-size:0;}#yiv8476073360 #yiv8476073360photos div {float:left;width:72px;}#yiv8476073360 #yiv8476073360photos div div {border:1px solid #666666;min-height:62px;overflow:hidden;width:62px;}#yiv8476073360 #yiv8476073360photos div label {color:#666666;font-size:10px;overflow:hidden;text-align:center;white-space:nowrap;width:64px;}#yiv8476073360 #yiv8476073360reco-category {font-size:77%;}#yiv8476073360 #yiv8476073360reco-desc {font-size:77%;}#yiv8476073360 .yiv8476073360replbq {margin:4px;}#yiv8476073360 #yiv8476073360ygrp-actbar div a:first-child {margin-right:2px;padding-right:5px;}#yiv8476073360 #yiv8476073360ygrp-mlmsg {font-size:13px;font-family:Arial, helvetica, clean, sans-serif;}#yiv8476073360 #yiv8476073360ygrp-mlmsg table {font-size:inherit;font:100%;}#yiv8476073360 #yiv8476073360ygrp-mlmsg select, #yiv8476073360 input, #yiv8476073360 textarea {font:99% Arial, Helvetica, clean, sans-serif;}#yiv8476073360 #yiv8476073360ygrp-mlmsg pre, #yiv8476073360 code {font:115% monospace;}#yiv8476073360 #yiv8476073360ygrp-mlmsg * {line-height:1.22em;}#yiv8476073360 #yiv8476073360ygrp-mlmsg #yiv8476073360logo {padding-bottom:10px;}#yiv8476073360 #yiv8476073360ygrp-msg p a {font-family:Verdana;}#yiv8476073360 #yiv8476073360ygrp-msg p#yiv8476073360attach-count span {color:#1E66AE;font-weight:700;}#yiv8476073360 #yiv8476073360ygrp-reco #yiv8476073360reco-head {color:#ff7900;font-weight:700;}#yiv8476073360 #yiv8476073360ygrp-reco {margin-bottom:20px;padding:0px;}#yiv8476073360 #yiv8476073360ygrp-sponsor #yiv8476073360ov li a {font-size:130%;text-decoration:none;}#yiv8476073360 #yiv8476073360ygrp-sponsor #yiv8476073360ov li {font-size:77%;list-style-type:square;padding:6px 0;}#yiv8476073360 #yiv8476073360ygrp-sponsor #yiv8476073360ov ul {margin:0;padding:0 0 0 8px;}#yiv8476073360 #yiv8476073360ygrp-text {font-family:Georgia;}#yiv8476073360 #yiv8476073360ygrp-text p {margin:0 0 1em 0;}#yiv8476073360 #yiv8476073360ygrp-text tt {font-size:120%;}#yiv8476073360 #yiv8476073360ygrp-vital ul li:last-child {border-right:none !important;}#yiv8476073360