Khawatirnya perusahaan Erick malah keleleran. Tidak bisa lagi ekspansi ke luar 
Indonesia, tanam modal di RRC atau AS misalnya.

--- lusi_d@... wrote:

Emangnya orang Indonesia tidak mengerti arti kata utang-piutang?

Menteri itu adalah jabatan politik. Yang perlu apakah sang menteri
punya program a.l untuk melenyapkan perusahaan-zombi agar usaha
perekonomian menjadi sehat? 

Am Thu, 24 Oct 2019 01:17:13 +0000 (UTC)
schrieb Al Faqir Ilmi :

> Usulan Kepada Eric Tohir soal BUMN.
> Bukan rahasia umum bila tangan politisi itu menjangkau BUMN dan
> karena itu direksi BUMN kadang direpotkan melayani mereka. Budaya
> kerja ini harus tidak ada lagi. Seharusnya mulailah, semua komisaris
> BUMN jangan ada lagi orang partai atau terhubung dengan partai.
> Mereka harus orang profesional yang mendapat mandat dari pemerintah
> mewakili pemegang saham. Di periode pertama, hal ini tidak dilakukan
> oleh Meneg BUMN. Akibatnya, bukannya membantu BUMN tapi malah
> merepotkan BUMN dari segi operasional maupun polecy, yang kadang
> membuat  direksi BUMN tidak sepenuhnya bekerja secara profesional..
> Total asset BUMN itu mencapai lebih dari Rp. 8000 triliun. Itu sama
> dengan 80% PDB kita.  Jadi sangat riskan dibancaki. BUMN harus jadi
> pelopor menerapkan sistem good governance risk management compliance
> yang berbasis IT. Dengan demikian walau kementrian BUMN bukan sebagai
> holding company namun dalam operasional nya sudah seharusnya
> menerapkan cara kerja holding company, dimana sistem pengawasan etik
> dan moral dapat diawasi melalui  sistem online. Melalui sistem good
> governance risk management compliance, pelanggaran SOP sedini mungkin
> dapat diketahui dan diantisipasi. Dan ini sangat membantu KPK dalam
> melaksanakan fungsi pencegahan korupsi. Perkuat sinergi dan
> kolaborasi antar BUMN. Contoh, tidak seharusnya semua Bank BUMN punya
> ATM sendiri. Itu infrastrukturnya mahal sekali. Akan lebih efisien
> bila pengelola ATM itu diserahkan kepada anak perusahaan. Sehingga
> masing masing BUMN perbankan tidak perlu lagi membangun dan membiayai
> infrastruktur IT ATM. Focus kepada layanan perbakan sebagai lending
> agent. Masing masing BUMN Karya sebaiknya dilebur jadi satu.  Jadi
> engga perlu masing masing bersaing. Selanjutnya anak perusahaan
> diperbanyak guna membangun industri material building yang sangat
> diperlukan dalam pembanguan infrastruktur dan perumahan. Itu akan
> berdampak mengurangi ketergantungan impor. Masih banyak conton lain.
> Silahkan kembangkan sendiri. Lembaga Keuangan non Bank milik BUMN
> seperti SMI harus di focuskan menjadi boutique investment. Sehingga
> tidak lagi bergantung kepada pembiayaan dari dalam negeri. Tetapi
> lebih focus kepada sumber pembiayaan dari luar negeri lewat skema
> boutique investment. Potensi nya sangat besar. Karena indonesia
> merupakan negara yang kapasitas infrastruktur nya masih rendah dan
> peluang untuk itu masih terbuka lebar. Ini akan menarik banyak
> investor institusi untuk terlibat  sebagai investor. Ini penting
> karena masalah besar BUMN dimasa akan datang adalah krisis likuiditas
> akibat rasio berhutang sudah diatas ambang batas. BUMN Fund melalui
> PT Bandha Investasi yang bertujuan untuk pembiayaan infrastruktur,
> harus diperluas sinegerinya dengan sovereign wealth fund (SWF),
> seperti The Abu Dhabi Investment Authority, China sovereign wealth
> fund, seperti CIC dan CITIC dan lainnya, US international development
> finance corporation (IDFC) dan lain lain. Karenanya Meneg BUMN harus
> leading sebagai Fund Manager BUMN untuk melakukan loby dengan
> financial resource dan melakukan negosiasi yang sophisticated untuk
> skema pembiayaan yang aman dan saling menguntungkan. Mengapa ? Sumber
> dana asing  dalam perekonomian indonesia sangat kecil.. Data dari
> UNCTAD membuktikan bahwa penanaman modal langsung oleh asing (direct
> foreign investment) hanya sekitar 5 persen dari keseluruhan
> pembentukan modal tetap bruto (gross fixed capital formation/GFCF)
> Indonesia. Dibandingkan dengan malaysia, philipina, masih jauh lebih
> rendah. BUMN harus lebih hebat dari Swasta mendapatkan financial
> resource.  Jangan hanya ngandalkan pembiayaan dalam negeri dan itu
> konyolnya lagi dari bank pelat merah.. Terapkan financial engineering
> dengan berbagai skema dan instument dan lain sebagainya. Masak kalah
> dengan konglomerat semacam Martua Sitorus. Yang bisa dapatkan dana
> USD 10 miliar untuk akuisisi tambang emas. Itu aja usul saya, karena
> hal tersebut diatas, sangat menentukan efisiensi BUMN dan dampaknya
> sangat efektif meningkatkan kepercayaan, dan sekaligus membuka kanal
> sumber pembiayaan yang sangat dibutuhkan guna meningkatkan fungsi
> BUMN sebagai agent of development. Anda pengusaha. Tidak butuh 100
> hari untuk belajar memimpin.  Kalau 100 hari tidak nampak perubahan,
> jangan salahkan kalau Jokowi terpaksa pecat anda. Semoga anda bisa
> lebih baik dari ibu Rini dan pastikan jangan salah gaul. Selamat
> bekerja ! Erizeli Jely Bandaro
> 
> Dikirim dari Yahoo Mail untuk iPhone




Kirim email ke