Bagi Golput, selama pemilihan umum (pilkada, pileg, pilpres) masih berupa 
kontes idola yang cuma adu banyak suara antar-kontestan, maka pembunuhan 
karakter pemilih sebagai Rakyat terus berlangsung. Pemilu adu banyak penggemar 
begini hanya menjadikan pemilih sebagai alas kaki para maling memasuki 
kekuasaan.
Sudah pasti bohonglah waktu KPU dan MK koar-koar "demokratis!" ketika 
menyatakan Jokowi menang dengan 80an juta penggemar, sedangkan faktanya masih 
ada lebih dari 107 juta Rakyat yang tidak memilihnya. 
--- jetaimemucho1@... wrote:
Masuknya Prabowo ke Kabinet dan Perkiraan Golput yang Akhirnya Terbukti
Sejak Pemilu, bahkan sebelumnya, kaum golput sudah menyatakan bahwa siapa pun 
yang terpilih, kekuasaan negeri ini akan dikuasai oleh mereka-mereka juga.
ARTIKEL
IQBAL AR   22:OKTOBER 2019


Sehari setelah pelantikan Presiden dan Wakil Presiden periode 2019-2024, Jokowi 
sebagai Presiden terpiih langsung tancap gas dengan melakukan pemilihan 
menteri. Tercatat beberapa nama-nama yang akan diproyeksikan menjadi menteri 
kabinet baru ini. Ada Nadiem Makarim (CEO GoJek), Wishnutama (mantan CEO NET 
TV) yang dipanggil ke Istana. Kabar terbaru dan paling akurat, kedua nama 
inilah yang bakal mengisi pos-pos di kementerian kabinet baru Jokowi-Ma’ruf.
Tapi ada satu nama yang bisa dibilang cukup mengejutkan. Adalah rival Jokowi di 
dua Pemilu terakhir, Prabowo Subianto yang juga terlihat hadir di Istana dengan 
mengenakan kemeja putih. Hampir bisa dipastikan, Prabowo Subianto bakal mengisi 
pos kementerian di bidang pertahanan pada kabinet baru Jokowi. Ini diperkuat 
dengan keterangan Prabowo pada pers ketika datang ke Istana. Ya entah 
kementerian apa, tapi yang pasti Prabowo akan mengisi pos kementerian langganan 
pensiunan Jenderal TNI. Kalau nggak Kemenkopolhukam, Kemenkumham, atau Kemenhan.
Kabar ini jelas mengejutkan, setidaknya bagi kaum fanatik Jokowi maupun fanatik 
Prabowo. Mereka yang selama masa kampanya Pemilu hingga setelah Pemilu 
mati-matian membela jagoannya dan menolak untuk bergabung jelas sakit hati.. 
Gimana nggak sakit hati, lha wong selama ini kedua kubu sama-sama memainkan 
narasi kebencian dan hoax. Selama ini mereka juga menggembar-gemborkan kampanye 
fanatisme, yang seakan-akan kedua kubu ini mustahil untuk bersatu. Oh iya, 
selain itu mereka juga mempunyai musuh bersama, yaitu kaum golput.
Ini juga mengisyaratkan sebuah bahaya, dengan tidak adanya pihak oposisi yang 
benar-benar berkualitas. Bergabungnya partai-partai dan elit politik lawan 
Jokowi ke pemerintahan, akan menimbulkan ketidak seimbangan pemerintahan... 
Tidak ada pihak di pemerintah yang benar-benar akan men-challenge Jokowi 
(sebagai Presiden) dalam setiap kebijakan-kebijakannya. Ini akan berpotensi 
meloloskan kebijakan-kebijakan problematis nantinya. Wacana PKS yang tetap 
sebagai oposisi juga nggak akan membantu. Gini hari kok masih percaya partai 
politik.
Bicara soal golput, apa yang terjadi sekarang memang sudah diramalkan akan 
terjadi. Sejak Pemilu , bahkan sebelumnya, kaum golput sudah menyatakan bahwa 
siapa pun yang terpilih, kekuasaan negeri ini akan dikuasai oleh mereka-mereka 
juga. Elit-elit yang tadinya berseteru, pada saatnya akan bersatu demi 
bagi-bagi kekuasaan. Kaum golput juga menyatakan bahwa pertarungan politik 
sebelumnya nggak akan bertahan. Elit-elit pada akhirnya juga akan menyerah demi 
kepentingan masing-masing. Jadi selama ini, pendukung-pendukung fanatik kedua 
kubu hanya dimain-mainkan dan dibohongi saja oleh elit-elit politik.
Sebenarnya, apa yang diramalkan oleh kaum golput tidak perlu ditunggu kapan 
terjadinya. Ini sudah terlihat dari bagaimana maneuver beberapa elit politik 
yang beralih haluan pada kedua Pemilu terakhir. Tercatat beberapa nama yang 
ketika 2014 fanatik sekali terhadap Prabowo, lalu pada 2019 berpindah fanatisme 
pada Jokowi. Begitu pun sebaliknya. Partai-partai politik pun sama kelakuannya. 
Nggak usah berdalih pada semangat program kerja atau janji kampanye. Parpol dan 
elit politik nggak peduli dengan itu. Mereka hanya peduli dengan 
kepentingan-kepentingannya sendiri. Bagi-bagi proyek, kursi parlemen, atau 
kursi menteri.
Fanatik-fanatk dan bigot-bigot Jokowi maupun Prabowo mau nggak mau harus 
menelan ludah, mengetahui keduanya ternyata nggak benar-benar “bertarung” 
secara politik. Silakan berdalih ini demi kemajuan bangsa bla bla bla, tapi 
yang jelas apa yang kalian gembar-gemborkan selama ini juga nggak ada hasilnya. 
Kalian yang selama ini mencela, menghina kaum golpu karena dikira nggak memberi 
solusi, akhirnya juga termakan celaan dan hinaan kalian sendiri. Fanatisme 
bodoh kalian ternyata juga nggak memberi solusi yang signifikan. Maaf, kaum 
golput sudah sangat sesuai langkahnya selama ini.
Kaum golput yang selama masa Pemilu dicecar habis-habisan oleh kedua kubu 
karena dinilai tidak memberi solusi, akhirnya terbukti “kebenarannya”. Bahwa 
pada akhirnya semua akan berbaris di satu kubu, akhirnya terbukti dengan 
masuknya Prabowo ke jajaran Menteri. Entah ini akan benar-benar terbukti atau 
tidak, yang jelas apa yang diramalkan kaum golput sudah terbukti. Saya sendiri 
akhirnya bangga bisa menjadi bagian dari kaum golput. Setidaknya, saya dan kaum 
golput ini tidak masuk di kubangan kotor bernama pemerintahan ini.
Ketika semua akhirnya bergabung di satu kolam kotor bernama pemerintahan, ya 
selamat datang di kekuasaan oligarki. Selamat menikmati hasil fanatisme kalian 
selama ini. (*)

  • [GELORA45] Masuknya Prab... Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45]
    • Re: [GELORA45] Masu... ajeg ajegil...@yahoo.com [GELORA45]

Kirim email ke