Politik identitas api dalam sekam



By. Erizeli Jely Bandaro




Saya telp teman menanyakan soal pembatalan TKA China yang 500 orang itu. 
Menurut teman saya, itu bukan dibatalkan tetapi ditunda sampai juli. Karena 
situasi politik dalam negeri sedang tidak kondusif terutama sejak ada PSBB. 
Pihak perusahaan sudah mempersiapkan rencana ekspansi dengan menambah tungku 
dan unit pengolahan. Semua mesin itu perlu di instal sampai layak jalan. Team 
yang meng instal itu tentu harus didatangkan dari perusahaan yang memasok 
mesin.  Setelah di-intal , harus terjadi proses alih tekhnologi dan know how 
kepada 3000 Pekerja lokal yang sudah selesai melewati proses rekrutmen.




Sebelumnya yang bekerja di PT VDNI dan PT OSS untuk tungku yang sudah produksi, 
sebanyak 11.000 karyawan lokal. Dan 20.000 para stakeholder yang terlibat tidak 
langsung dengan unit produksi. Rencana kedatangan 500 TKA ini dalam rangka 
penambahan  kapasitas produksi. Yang tentu membutuhkan tambahan mesin smelter 
dan Tungku. Nah kalau TKA dari China sebanyak 500 orang itu tertunda datangnya, 
maka otomatis instal tungku dan unit pengolahan juga terhenti. Konsekwensinya 
jadwal mulai kerja bagi 3000 pekerja lokal itu juga tertunda.  Tentu perusahaan 
engga mungkin gaji buta mereka. Mereka harus sabar menanti sampai bulan juli 
ketika TKA 500 itu masuk. Kalau akhirnya TKA 500 orang itu tetap tidak bisa 
masuk, ya 3000 itu harus cari kerjaan lain. 




Mengapa sebelumnya kedatangan TKA tidak begitu dipersoalkan. Mengapa baru 
sekarang begitu hebohnya sampai MUI terlibat menyuarakan boikot TKA China 
masuk. Dan akhirnya terpaksa kedatangan 500 TKA itu ditunda. Alasannya ada tiga.




Pertama, Kemungkinan besar MUI bersikap karena arahan dari JK. Karena 
sebelumnya MUI sampai keluarkan himbauan berkaiatan dengan kegiatan keagamaan 
itu berkat arahan dari JK. Bagaimanapun peran JK sebagai ketua Dewan Masjid 
sangat berpengaruh di MUI, dan itu juga jadi kekuatan politik bagi MUI bisa 
bersinergi dengan JK.




Kedua, pemerintah tidak mau menimbulkan ketegangan politik ditengah situasi 
PSBB. Karena bagi lawan Jokowi, situasi PSBB ini momentum yang tepat goyang 
korsi Jokowi.  Dari segala penjuru, yang tujuannya agar ekonomi melemah dan 
pemerintah kehilangan reputasi di hadapan rakyat.




Ketiga, desember nanti ada PILKADA seretak. Elite politik ingin mendulang suara 
dari umat islam. Maklum sulawesi itu islam nya sangat kuat. Gaung di sulawesi 
itu bisa berskala nasional memancing emosi umat islam. Disamping itu posisi 
pemda sekarang memang dilema. Terutama bagi petahana. Bagi mereka kalau disuruh 
memilih izinkan TKA  akan  kehilangan suara. Tidak mengizinkan, dapat suara. 
Tentu mereka pilih tolak TKA. Soal dampak PHK engga masuk dalam hitungan mereka.




Para elite politik khususnya dari partai takut berseberangan dengan gang JK.. 
Liat aja anggota BPK yang juga dari Partai, tetap bela ABas soal DBH. Mereka 
takut sekali berseberangan dengan Abas. Itu juga perintah dari Boss mereka. 
Semua partai sekarang berusaha menjaga hati umat islam, dan berusaha membujuk 
tokoh islam agar bisa mendulang suara. Ingat, semakin banyak kader partai yang 
jadi kepala Daerah semakin besar menang dalam Pemilu 2024. Dan China hanya 
tersenyum aja menyaksikan sikap kita, yang tak pernah dewasa berpolitik.


Dikirim dari Yahoo Mail untuk iPhone

Kirim email ke