-------- 轉寄郵件 --------
主旨: Kemarin pemerintah bahas PJJ permanen, tatanan normal baru desa
日期: Fri, 3 Jul 2020 08:56:36 +0800
從: ChanCT <sa...@netvigator.com>
到: GELORA_In <GELORA45@yahoogroups.com>
Kemarin pemerintah bahas PJJ permanen, tatanan normal baru desa
Jumat, 3 Juli 2020 06:51 WIB
Kemarin pemerintah bahas PJJ permanen, tatanan normal baru desa
Kepala Sekolah SMP N 4 Bawang Mulud Sugito (kanan) dan guru Wiyata
Bhakti berjalan kaki guna mengantar lembar tugas siswa ke rumah mereka
di Pranten, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang, Jawa Tengah karena tidak
semua tenaga pendidik menguasai sistem daring untuk pembelajaran jarak
jauh dan siswa pun ada yang tidak punya telepon genggam.ANTARA
FOTO/Harviyan Perdana Putra/pras.
Jakarta (ANTARA) - Pada Kamis (2/7) pemerintah membahas keberlanjutan
penerapan kebijakan Merdeka Belajar dan kemungkinan menerapkan metode
pendidikan jarak jauh (PJJ) secara permanen.
Selain itu ada warta mengenai antisipasi penularan flu babi,
penanggulangan COVID-19 di perdesaan, dan penerbitan tatanan normal baru
desa yang bisa disimak kembali dalam ringkasan berita berikut:
*Metode pendidikan jarak jauh bisa diterapkan permanen
<https://www.antaranews.com/berita/1586966/nadiem-sebut-pendidikan-jarak-jauh-bisa-permanen>*
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim mengatakan metode
pendidikan jarak jauh (PJJ) bisa diterapkan secara permanen usai pandemi
COVID-19.
"PJJ nantinya akan menjadi permanen, tidak hanya pada saat pandemi
COVID-19 saja," ujar Nadiem dalam rapat kerja dengan Komisi X Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) di Jakarta, Kamis.
*Pemerintah akan terapkan kebijakan Merdeka Belajar secara berlanjut
<https://www.antaranews.com/berita/1587274/mendikbud-tekankan-prinsip-keberlanjutan-dalam-merdeka-belajar>*
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim menekankan
kebijakan Merdeka Belajar akan diterapkan secara berlanjut dengan
rentang pencapaian target hingga 15 tahun ke depan.
"Semua yang kita lakukan dalam Merdeka Belajar merupakan prinsip
keberlanjutan untuk mencapai /critical mass/ (batas minimum) sekitar 20
persen sehingga memastikan kondisi yang baik bagi sistem pendidikan agar
dapat beroperasi secara mandiri dan tidak dapat diputarbalikkan," ujar
Nadiem dalam telekonferensi Rapat Kerja dengan Komisi X DPR RI di
Jakarta, Kamis.
*Penanganan COVID-19 di desa dinilai efektif dan efisien
<https://www.antaranews.com/berita/1586722/mendes-nilai-penanganan-covid-19-di-desa-sangat-efektif-dan-efisien>*
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Abdul
Halim Iskandar menilai penanganan dampak pandemi COVID-19 di tingkat
desa sangat efektif dan efisien.
"Penanganan, dalam konteks pencegahan COVID-19 di desa, kami nilai
sangat efektif, sangat efisien, karena cakupannya kecil, sehingga
pencermatannya menjadi lebih detail," katanya di Jakarta, Kamis.
*Pemerintah terbitkan panduan protokol normal baru di desa
<https://www.antaranews.com/berita/1586878/kemendes-pdtt-terbitkan-panduan-protokol-normal-baru-di-desa>*
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
menerbitkan protokol normal baru di desa sebagai panduan aktivitas
masyarakat desa yang aman dari COVID-19.
"Kemendes merasa sangat perlu untuk menerbitkan regulasi atau kebijakan
yang bersifat guidance, panduan, bukan sesuatu yang harus dilakukan
seperti itu, tetapi panduan umum yang disebut dengan protokol normal
baru desa," kata Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Abdul Halim Iskandar di Jakarta, Kamis.
*Pemerintah waspadai kemungkinan penularan flu babi ke manusia
<https://www.antaranews.com/berita/1585690/kemenkes-waspadai-kemungkinan-serangan-flu-babi-pada-manusia>*
Kementerian Kesehatan mewaspadai kemungkinan penularan flu babi pada
manusia dan terus melakukan surveilans untuk memantau penularan penyakit
tersebut.
"Jadi surveilans kita masih jalan untuk memantau kemungkinan mengenai
hal itu. Untuk mendeteksi kemungkinan kasus pada orang atau petugas,
pekerja yang bekerja di peternakan (peternakan babi). Itu sebenarnya
ranahnya Kementerian Pertanian (Kementan)," kata Direktur Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Tular Vektor Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi
Pewarta: Katriana
Editor: Maryati