Diacara ILC: : Sumbar Belum Pancasilais" wartawan senior Hasril Chaniago mengungkap sejarah, dengan harapan semua peseta ILC dan masyarakat bisa MELIHAT DAN MENGERTI SEJARAH BANGSA iNDONESIA YANG TERJADI, ... hanya saja saya perhatikan, Hasril sengaja atau tidak justru TIDAK mengungkap peran dan jejak langkah PKI dalam kebangkitan bangsa melawan kolonial Belanda dan Jepang dan paskah kemerdekaan, ... sebvagai satu KEKUATAN yang TIDAK bisa diabaikan ditengah bangsa Indonesia! Itulah sebab bung Karno sejak masa muda melihat dengan tepat adanya 3 kekuatan bangsa yang harus dipersatukan, NASAKOM! Hasril hanya mengangkat sikap kesalahan PKI dan oleh karena patut dibasmi dipermukaan bumi Indonesia ini! Bahkan sengaja mengungkap mamak Arteria Dahlan, Bachtaruddin pendiri PKI Sumbar untuk menyudutkan tokoh PDIP tsb. Apakah demikian kita melihat perjalanan sejarah dengan TEPAT? TIDAK seharusnya begitu!

Cara melihat sejarah begitu, ... sikap yang TIDAK BERANI melihat kenyataan sebagai kenyataan yang ada, masih saja hanyut dan tenggelam dalam perasaan subjektif sendiri! Semangat anti-komunis yang berlebih, komunisto fobia, ... yang tidak terhindar akan menjebloskan diri dan lebih lanjut bangsa ini kekesalahan yang lain. Kesalahan subjektivisme yang TIDAK sesuai dengan KENYATAAN yang ada!

Adalah kenyataan yang TIDAK BISA DISANGKAL, NASAKOM itulah kekuatan yang ada dan bergerak dalam sejarah perkembangan bangsa Indonesia ini! Bahkan juga tidak dapat disangkal, kenyataan PKI justru lahir dari gerakan Islam progresif di Indonesia, tidak terpisahkannya gerakan Nasionalis, Agama dan Komunis di Indonesia. Bahwa dalam perjalannya PKI ada KESALAHAN yang dilakukan, tentu juga adalah kenyataan yang tidak perlu disangkal. Masalahnya bagaimana kita melihat kesalahan yang dilakukan itu, ... syukur bisa diperbaiki untuk maju lebih bersama lebih lanjut! Bukan untuk dibasmi seperti yang terjadi paska G30S 1965! Bahkan tanpa pedulikan HAM dan kemanusiaan yang mutlak harus dijunjung tinggi, melakukan pengejaran, penangkapan dan pembantaian terhadap jutaan rakyat yang tidak berdosa! Kalau kesalahan yang dituduhkan PKI mendalangi G30S dengan membunuh 7 jenderal tanpa proses pengeadilan, sebaliknya bisa membiarkan jenderal Suharto melakukan penangkapan, memenjarakan ratusan ribu orang dan pembunuhan terhadap jutaan rakyat tidak berdosa, ...juga TANPA proses HUKUM! Kesalahan dibalas dengan KESALAHAN, ... itulah yang terjadi dalam perjalanan SEJARAH BANGSA Indonesia ini! Inilah kesalahan pemikiran radikalis yang masih saja terjadi sampai sekarang, ...

Bukankah Hasril sendiri mengungkap kenyataan, mengapa PEMILU 1960 ditunda? Karena CIA takut PKI akan menang, dan CIA menghendaki kekuasaan Soekarno diganti, tidak menghendaki kekuasaan Soekarno lebih diperkuat oleh PKI!

2 hal yang sangat mendasar perlu diperhatikan disini. Pertama, sebagai bangsa yang mandiri, apa perlu kita menuruti kehendak asing, siapapun itu?! Bagaimanapun juga kita harus bersikap dengan perhitungan KEPENTINGAN Bangsa sendiri! Harus berdaulat dibidang politik, ... berani melihat kenyataan yang ada, pada saat PKI maju menjadi satu kekuatan yang makin besar, tidak mesti harus dimusuhi apalagi harus dibasmi! Kenapa tidak menunjukkan dan mengeritik saja politik kebijakan yang dianggap salah dan merugikan persatuan bangsa! Jalankan DEMOKRASI dan KEMANUSIAAN yang baik-baik sebagaimana prinsip PANCASILA yang jadi dasar filsafah negara itu! Kedua, kalau saja apa yang diungkap Hasril benar, Masyumi ketika itu dengan PRRI/PERMESTA nya justru menjunjung tinggi Soekarno, pemberontakan yang dilakukan BUKAN untuk mengganti Soekarno, tapi tetap mempertahankan NKRI dengan menyingkirkan PKI, ... mengapa justru jadi kuda tunggang CIA yang jelas-jelas bertujuan lebih jauh, bukan hanya hendak gulingkan Soekarno tapi juga basmi komunis??? Dan maksud tujuan CIA itu terwujudkan dengan G30S/1965 itu! Sedang tokoh-tokoh macam Hasril cs yang katanya menjunjung tinggi bung Karno, justru diam seribu bahasa saat jenderal Suharto gulingkan Presiden Sukarno! Diam saja saat jenderal Suharto memperlakukan mantan proklamator RI, Presiden Sukarno secara tidak manusiawi sampai akhir hidupnya, ...!

Yang patut disesalkan, ternyata emosi anti-komunis masih saja terus diteriakkan sampai sekarang, ... seolah-olah semua yang jelek-jelek, yang jahat-jahat itu adalah PKI! Dan selalu PKI dinajiskan dengan mengkambing-hitamkan menggebuk orang yang berbeda pendapat, ... menjadi momok yang ditakuti ditengah masyarakat Indonesia! Sampai-sampai cucu pendiri PKI Sumbar harus diungkap untuk menyudutkan orang, ... tanpa mengungkap jelas apa dan dimana salah PKI Sumbar ketika itu. Apa yang terjadi sesungguhnya ditengah masyarakat Sumbar, ... dimana kesalahan-kesalahan yang terjadi disitu dan oleh karenanya PKI harus dimusuhi dan dibasmi??? Bangsa ini tidak akan dewasa kalau tidak diungkap secara baik dan hanya membakar emosi anti-komunis nya saja, tanpa jelas apa dan dimana kesalahan yang terjadi sesungguhnya!




-------- 轉寄郵件 --------
主旨: [nasional-list] BeginiEkspresi Arteria Dahlan Saat Disebut Mamaknya Pendiri PKI
日期:     Wed, 9 Sep 2020 19:46:22 +0200
從: Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [nasional-list] <nasional-l...@yahoogroups.com>
回函地址:   nasional-l...@yahoogroups.com



**


https://suaraislam.id/begini-ekspresi-arteria-dahlan-saat-disebut-mamaknya-pendiri-pki-sumbar/


 *Begini Ekspresi Arteria Dahlan Saat Disebut Mamaknya Pendiri PKI Sumbar*

09 September 2020**


**Jakarta (SI Online)** – Wartawan senior Sumatera Barat, Hasril Chaniago, bercerita tentang sejarah Partai Komunis Indonesia (PKI) di Sumatera Barat. Cerita itu ia sampaikan dalam forum diskusi pekanan Indonesia Lawyer Club (ILC) di /tvOne/, Selasa malam (8/9/2020).

Secara mengejutkan, Hasril membuka fakta bahwa kakek politikus PDIP Arteria Dahlan adalah pendiri PKI di Sumbar, yaitu Bachtaruddin.

“Arteria Dahlan itu mamaknya itu Bachtaruddin, nama kakeknya itu. Bachtaruddin itu pendiri PKI Sumatera Barat dan anggota Konstituante setelah Pemilu 1955,” kata Hasril.

**Baca juga***_*: *_*/_*Wartawan Senior Sebut Kakek Politisi PDIP Arteria Dahlan Pendiri PKI di Sumbar*_ <https://suaraislam..id/wartawan-senior-sebut-kakek-politisi-pdip-arteria-dahlan-pendiri-pki-di-sumbar/>/

Mendengar pernyataan Hasril Chaniago itu, ekspresi Arteria tampak hanya manggut-manggut sambil tersenyum. Arteria tak langsung membantah pernyataan tersebut.

Awalnya Hasril bercerita soal sejarah Pemilu 1955 yang didominasi oleh tiga partai yaitu Partai Masyumi, Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti), dan PKI. Saat itu ada lebih dari 100 partai yang menjadi peserta.

Nomor satu Masyumi 49 persen, kedua Perti 28 persen, ketiga PKI 7 Persen, memang 7 persen, tapi nomor 3. Ini masih kakek nih, sama Arteria Dahlan namanya Bachtaruddin. Dalam satu keluarga di Minangkabau itu bisa lahir berbagai aliran politik,” ujar Hasril di ILC/ tvOne/ bertajuk ‘Sumbar Belum Pancasilais’, dikutip Rabu, 9 September 2020.

Hasril pun melanjutkan bahwa Arteria punya garis keturunan dengan Rasuna Said, dan keluarganya memang memiliki banyak ragam pandangan politik.

“Dia masih ada garis keturunannya dengan Rasuna Said, Masyumi, Arteria Dahlan itu mamaknya ini Bachtaruddin, kakeknya. Bachtaruddin itu pendiri PKI Sumatera Barat, anggota konstituante 1955. Jadi menerima perbedaan itu malah dalam satu keluarga,” ujar Hasr







Kirim email ke