-------- 轉寄郵件 --------
主旨: [GELORA45] China: National Day, Pemulihan Ekonomi dan Kontrol
Pandemi
日期: Sat, 10 Oct 2020 17:43:20 +0200
從: 'j.gedearka' j.gedea...@upcmail.nl [GELORA45]
<GELORA45@yahoogroups.com>
--
j.gedearka <j.gedea...@upcmail.nl>
https://news.detik.com/kolom/d-5208359/china-national-day-pemulihan-ekonomi-dan-kontrol-pandemi?tag_from=wp_cb_kolom_list
Hilyatu Millati Rusdiyah
*China: National Day, Pemulihan Ekonomi dan Kontrol Pandemi*
Hilyatu Millati Rusdiyah - detikNews
Sabtu, 10 Okt 2020 19:58 WIB
*Kondisi terkini di China*
Kondisi terkini di ChinaFoto: China Media Group
Jakarta -
Tahun ini, National Day di China jatuh bersamaan dengan Mid-Autumn
Festival yang biasanya diperingati dengan libur selama tiga hari.
Sehingga libur National Day tahun ini diperpanjang menjadi delapan hari.
China modern menandai hari kelahirannya dengan istilah National Day atau
Guoqing Jie sejak 1 Oktober 1949, setelah mengakhiri perang saudara
selama 22 tahun dengan kemenangan PKC dari Kuomintang.
Libur National Day selama tujuh hari pertama bulan Oktober dikenal luas
dengan sebutan golden week. Libur National Day tahun ini adalah libur
terpanjang di China pasca outbreak terjadi di Wuhan pada akhir Desember
2019 dan setelah China memasuki era new normal di mana seluruh kegiatan
pendidikan, perkantoran, industri, dan wisata kembali dibuka secara
normal dengan masih memperhatikan protokol kesehatan yang ketat.
Umumnya, libur panjang di China dihabiskan oleh warga China untuk
berwisata dan berkumpul dengan keluarga. Kebijakan pemerintah China
terkait libur nasional yang panjang salah satunya bertujuan untuk
meningkatkan ekonomi nasional. Libur nasional di China yang minimal tiga
hari, menjadi booster kenaikan konsumsi domestik setiap tahunnya.
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata China mencatat 637 juta perjalanan
domestik selama delapan hari libur National Day dan Mid-Autumn Festival
dari 1 Oktober - 8 Oktober 2020. Angka tersebut mencapai 79% dari jumlah
perjalanan domestik pada periode yang sama tahun lalu. Pendapatan
pariwisata domestik selama National Day tahun ini mencapai CNY 466,6
juta (US$ 68,7 juta), atau sekitar 69,9% dari pendapatan pada periode
yang sama tahun 2019.
Kondisi terkini di ChinaKondisi terkini di ChinaKondisi terkini di China
Foto: China Media Group
Dengan virus Corona yang masih menyelimuti di banyak negara di dunia.
Pada libur National Day tahun ini, warga China yang merupakan sumber
wisatawan outbound terbesar di dunia, sekitar 150 juta wisatawan per
tahun, memilih menunda untuk liburan ke luar negeri. Mereka memilih
untuk menghabiskan waktu liburan di dalam negeri.
Menurut laporan Alibaba yang memiliki aplikasi perjalanan Fliggy,
pemesanan hotel di 10 tujuan populer di China mengalami kenaikan
rata-rata 300% selama 1-3 Oktober dibandingkan tahun lalu. Tercatat 45%
dari 1,4 miliar penduduk China bepergian selama libur National Day.
Fenomena geliat ekonomi China pada libur National Day merupakan bentuk
'revenge buying' di mana warga China melakukan pembelian balasan untuk
menebus bulan-bulan sebelumnya ketika mereka tidak dapat bepergian dan
berbelanja karena pandemi COVID-19.
*Bertumpu pada Sektor Pariwisata*
Sektor pariwisata merupakan faktor pendorong dalam pemulihan ekonomi
China pasca pandemi. Aktivitas sektor wisata yang kembali normal setelah
pembatasan dilonggarkan terbukti berhasil mendorong konsumsi domestik
yang sempat terpukul akibat wabah COVID-19. Libur panjang National day
menjadi bukti bahwa sektor pariwisata dapat menstimulus warga China
untuk mengeluarkan lebih banyak uang guna menggerakkan perekonomian.
Libur National Day setiap tahun adalah salah satu barometer keadaan
ekonomi dan konsumsi di China. Menurut data resmi Kementerian Kebudayaan
dan Pariwisata China, sekitar 425 juta warga China melakukan perjalanan
pada empat hari pertama libur National Day, atau turun dari 542 juta
pada periode yang sama tahun lalu. Pendapatan pariwisata selama periode
tersebut yaitu 312 miliar yuan (US $ 45,9 miliar), turun 31% dari empat
hari pertama liburan tahun lalu.
Meskipun terjadi penurunan dalam jumlah wisatawan dan pendapatan
pariwisata, sejumlah kerumunan dan kepadatan terlihat di tempat-tempat
wisata populer dan kemacetan parah terjadi di sejumlah ruas jalan raya
utama di China, menjadi penanda bahwa ekonomi kembali bergeliat.
Kondisi terkini di ChinaKondisi terkini di ChinaKondisi terkini di China
Foto: China Media Group
Situs sejarah komplek istana kaisar Forbidden City di Beijing, yang
merupakan destinasi wisata populer di China yang mulai dibuka kembali
sejak 1 Mei 2020 setelah pandemi. Tercatat menerima kunjungan sekitar
30.000 wisatawan per hari selama periode National Day, naik drastis dari
sebelumnya yang dibatasi sekitar 5000 wisatawan per hari.
Transaksi lewat WeChat Pay, yang merupakan platform pembayaran digital
utama yang dioperasikan oleh Tencent Holdings, tumbuh 83% di lokasi
wisata dan 71% di pemesanan hotel selama tiga hari pertama liburan
National Day dibandingkan dengan libur Mayday pada 1-3 Mei 2020.
Selain itu, jumlah pengguna WeChat Pay yang berbelanja di pertokoan
duty-free di China meningkat lebih dari dua kali lipat selama periode
tersebut. Sementara volume transaksi WeChat Pay di pusat perbelanjaan
dan supermarket meningkat lebih dari 30%.
Data dari Qunar.com, platform agen wisata online yang berbasis di
Beijing, perjalanan jarak jauh ke China bagian barat dan pulau Hainan
adalah destinasi favorit selama libur National Day. Sementara itu, data
Union Pay menemukan bahwa daerah otonomi Tibet, daerah otonomi Xinjiang
Uygur dan daerah otonomi Ningxia Hui adalah daerah-daerah yang mengalami
pertumbuhan belanja konsumsi tercepat dalam dua hari pertama libur
National Day dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Kondisi terkini di ChinaKondisi terkini di ChinaKondisi terkini di China
Foto: China Media Group
Daerah China bagian barat menjadi destinasi favorit karena memiliki
tanah yang luas dan kepadatan penduduk yang rendah, sehingga cocok
dengan psikologi wisatawan yang ingin menghindari keramaian dan
kerumunan pada periode pasca pandemi COVID-19.
Pertumbuhan ekonomi China telah mengalami pergeseran dari yang
sebelumnya bertumpu pada investasi infrastruktur menjadi konsumsi yang
berorientasi pasar yang digerakkan oleh sektor jasa terutama ekonomi
digital dan pariwisata.
Menurut Hua Changchun, kepala ekonom di Guotai Junan Securities,
konsumsi akan menjadi pendorong utama pemulihan ekonomi China pada
kuartal keempat dan paruh pertama 2021. Dan sektor pariwisata menjadi
andalan dalam pemulihan ekonomi China pasca pandemic COVID-19.
*Pemulihan Ekonomi dan Kontrol Pandemi*
Dibandingkan negara lain, China menjadi salah satu negara yang telah
berhasil mengatasi pandemi COVID-19 lebih awal dan kini memasuki fase
pemulihan ekonomi. Situasi tersebut bisa dicapai China melalui upaya
pencegahan dan pengendalian penyakit yang dilakukan dengan sangat ketat.
Sejak periode awal outbreak COVID-19 di Wuhan, Pemerintah China
menerapkan langkah-langkah pencegahan dan pengendalian secara ketat,
seperti lockdown di provinsi Hubei, di mana Wuhan menjadi episentrum
wabah COVID-19. Dan bila ditemukan kasus baru, Pemerintah China secara
cepat akan menerapkan 'wartime emergency mode' dengan melakukan
micro-lockdown dan tes massal di daerah penemuan kasus baru sebagaimana
terjadi di Harbin, Beijing, Jilin, Liaoning, Xinjiang, Shanxi, dan Shanghai.
Berdasarkan data worldometers.info, per tanggal 9 Oktober 2020 China
hanya memiliki 206 kasus aktif yang mayoritas adalah imported case,
dengan 204 diantaranya bergejala ringan, dan prosentase kesembuhan
sekitar 94,57%.
Sebagai negara pertama yang terkena wabah virus corona pada akhir
Desember 2019, perekonomian China berangsur-angsur pulih dengan
pertumbuhan 3,2% di kuartal II setelah mengalami kontraksi 6,80% di
kuartal I dan diprediksikan akan kembali normal pada kuartal III 2020
seiring dengan telah berhasilnya upaya pemerintah mengontrol penyebaran
virus Corona di sejumlah daerah di China.
Kondisi terkini di ChinaKondisi terkini di ChinaKondisi terkini di China
Foto: China Media Group
Kunci keberhasilan rebound ekonomi China di kuartal II 2020 dan lolos
dari resesi adalah karena kemampuan Pemerintah China secara cepat, tepat
dan tegas mengendalikan penyebaran wabah COVID-19.
Pemerintah China secara cepat memutuskan lockdown terhadap episentrum
COVID-19 segera setelah diketahui bahwa virus Corona dapat bertransmisi
antar manusia. Kemudian, dengan tepat mendahulukan pengendalian wabah
COVID-19 sebelum memulihkan ekonomi, dan secara tegas menerapkan
protokol kesehatan yang ditaati oleh semua warganya. Serta didukung oleh
budaya warganya yang disiplin.
Ditopang pasar dalam negeri yang besar, pemulihan ekonomi China dapat
tercapai relatif cepat dengan meningkatnya daya beli masyarakat dan
konsumsi domestik seiring dengan keberhasilan Pemerintah China
mengendalikan wabah COVID-19. Walaupun demikian, sektor jasa seperti
pariwisata, perjalanan bisnis, serta acara budaya dan olahraga yang
berkaitan dengan interaksi fisik yang erat, tetap berjalan di bawah
kapasitas sebelum wabah.
Pemulihan ekonomi China merupakan sinyal positif bagi negara-negara lain
di seluruh dunia, khususnya Indonesia. Bahwa ekonomi dapat pulih dengan
cepat setelah pandemi COVID-19 berhasil dikendalikan dengan ketat, tegas
dan disiplin. Upaya pencegahan serta pengendalian harus menjadi
prioritas sebelum pemulihan ekonomi.
Hilyatu Millati Rusdiyah Mahasiswi Doktoral School of Economic and
Business Administration, Chongqing University, Kota Chongqing, pengurus
PCINU China dan Anggota Perhimpunan Persahabatan Alumni China Indonesia
(PERHATI).
(ads/ads)
china
pariwisata
china media group