Tiongkok Gelar Pameran Peringatan Perang Melawan Agresi AS dan
Membantu Korea
http://indonesian.cri.cn/20201020/3da0ce1e-e9fb-b4e1-44df-126e3e25b302.html
2020-10-20 17:02:02
Tiongkok Gelar Pameran Peringatan Perang Melawan Agresi AS dan Membantu
Korea_fororder_抗1
Tiongkok Gelar Pameran Peringatan Perang Melawan Agresi AS dan Membantu
Korea_fororder_kang2
Pameran bertema peringatan HUT ke-70 perang melawan agresi Amerika
Serikat dan membantu Korea digelar di Beijing pada 19 Oktober. Presiden
Tiongkok Xi Jinping tampak hadir di pameran dan menyampaikan pidato. Ia
menegaskan, perang membantu Korea dan melawan agresi AS melahirkan
semangat mulia membantu Korea dan melawan agresi Amerika. Semangat ini
adalah kekayaan spiritual yang sangat berharga, dan pasti akan
menginspirasi rakyat Tiongkok dan bangsa Tionghoa mengatasi segala
kesulitan dan mengalahkan semua musuh betapapun kuatnya.
Xi Jinping menandaskan, pada 70 tahun yang lalu, untuk membela
perdamaian dan melawan agresi, pemerintah Tiongkok mengambil Keputusan
historis untuk membela tanah air. Tentara Sukarelawan Tiongkok yang
heroik berjuang bahu membahu dengan rakyat dan tentara Korea untuk
melawan agresi AS. Melalui perjuangan bermandi darah serta patah tumbuh
hilang berganti mereka telah mencapai kemenangan jaya dalam perang
melawan agresi Amerika, dan telah memberikan sumbangan mahabesar bagi
perdamaian dan usaha kemajuan umat manusia.
Tiongkok Gelar Pameran Peringatan Perang Melawan Agresi AS dan Membantu
Korea_fororder_扛3
Sebagai informasi, pada Juni 1950, perang saudara Korea meletus.
Pemerintah AS memimpin “pasukan PBB” melancarkan perang untuk melakukan
intervensi. AS mengirim Armada ke-7 AL untuk mengagresi Selat Taiwan,
Tiongkok. Setelah itu, tentara agresor AS menembus garis lintang utara
38 derajat yakni garis demarkasi menuju daerah perbatasan Tiongkok-Korea
dekat sungai Yalu. AS mengerahkan pesawat pengebom untuk membombardir
daerah perbatasan Tiongkok di timur laut, sehingga secara langsung
mengancam keamanan Tiongkok. Waktu itu RRT masih menghadapi tugas urgen
untuk memperkokoh kekuasaan dan memulihkan ekonomi, namun atas
permintaan Republik Rakyat Demokrasi Korea, pemerintah pusat Tiongkok
dalam rapatnya pada Oktober 1950 mengambil Keputusan untuk mengirim
tentara ke Korea melawan agresi Amerika. Pada 19 Oktober 1950, Tentara
Sukarelawan Rakyat Tiongkok dikerahkan ke medan perang Korea dan
berjuang bahu membahu dengan rakyat Korea melawan agresi Amerika. Demi
rakyat Korea dan juga demi melaksanakan kewajiban internasional, banyak
pahlawan termasuk putra sulung pemimpin tertinggi Tiongkok waktu itu,
Mao Zedong gugur di tanah Korea. Melalui pertempuran selama dua tahun
lebih, kedua pihak peperangan menandatangani kesepakatan gencatan
senjata pada Juli 1953, yang menandakan kemenangan jaya Tiongkok dalam
perang melawan agresi Amerika dan membantu Korea.