-- 
j.gedearka <j.gedea...@upcmail.nl>



https://mediaindonesia.com/read/detail/358366-produksi-padi-2020-dan-peluang-peningkatannya-ke-depan




Kamis 05 November 2020, 03:00 WIB 

Produksi Padi 2020 dan Peluang Peningkatannya ke Depan

 Hasil Sembiring Kepala Perwakilan International Rice Research Institute (IRRI) 
untuk Indonesia, mantan Dirjen Tanaman Pangan | Opini 

  Produksi Padi 2020 dan Peluang Peningkatannya ke Depan MI/MOHAMAD IRFAN 
UPAYA pemerintah, khususnya Kementerian Pertanian, dalam meningkatkan produksi 
pangan pokok strategis, yakni beras, menuai hasil yang menggembirakan. Hal ini 
dibuktikan dengan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), angka 
sementara produksi padi 2020 sebesar 55,16 juta ton GKG (gabah kering giling), 
atau setara dengan 31,63 juta ton beras. Produksi padi pada 2020 ini lebih 
tinggi 1,02% daripada produksi padi 2019. Peningkatan produksi padi 2020 ini 
disebabkan peningkatan luas panen sebesar 108.930 hektare atau naik 1,02% 
menjadi 10,79 juta hektare. Sebaliknya, produktivitas padi relatif sama dengan 
tahun lalu sekitar 5,1 ton/hektare (ha). Produksi itu dicapai berkat semangat 
14 juta keluarga petani padi yang terus giat berusaha padi di tengah pandemi. 
Ini merupakan berita baik di tengah anggaran Kementerian Pertanian yang 
dipotong Rp7 triliun, untuk mengatasi pandemi covid-19, dan juga tantangan 
kondisi covid-19 itu sendiri. Pada laporan BPS, juga diuraikan bahwa ada 22 
provinsi yang pertumbuhan produksinya positif dan bahkan 10 di antaranya 
mengalami pertumbuhan di atas 7% jika dibandingkan dengan 2019. Lima provinsi 
yang tambahan produksi padinya terbesar pada 2020 ialah Jawa Timur, Lampung, 
Banten, Jawa Barat, dan Sumatra Selatan. Lima provinsi yang mengalami penurunan 
produksi padi yang relatif besar ialah Provinsi Sulawesi Selatan, Kalimantan 
Selatan, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Jawa Tengah. Penelitian 
penyebab penurunan produksi di provinsi ini perlu dipelajari. Balance 
beras--tidak perlu impor Keberhasilan peningkatan produksi beras ini secara 
nyata menekankan bahwa ketersediaan beras dalam negeri tercukupi bahkan surplus 
sehingga Indonesia tidak perlu melakukan impor beras. Kenaikan produksi beras 
sebesar 1,02% ini akan menambah jumlah stok beras di 2020. Berdasarkan tambahan 
produksi ini, dan ketersedian beras yang ada di Bulog serta sumber-sumber 
lainnya, diprediksi stok beras akan mencapai sekitar 7 juta ton pada akhir 2020 
sehingga cukup untuk persediaan beras selama lebih dari dua bulan. Untuk itu, 
Indonesia tak perlu impor. Antisipasi pemerintah dan kerja keras petani di 
tengah pandemi ini telah mematahkan kekhawatiran FAO atas penurunan produksi 
pertanian akibat pandemi ini. Untuk menjamin produksi padi angka sementara ini, 
penyelamatan dan pemeliharaan tanaman yang masih ada di lapangan perlu dikawal 
ketat agar tidak terjadi gagal panen, baik akibat organisme pengganggu tanaman 
(OPT) maupun faktor lainnya. Luas pertanaman yang akan dipanen pada November 
dan Desember ini masih ada sekitar 1 juta ha. Penambahan ketersediaan pupuk 
subsidi sebesar Rp1 triliun baru-baru ini sangat membantu peningkatan produksi 
padi 2020 dan juga untuk produksi 2021. Untuk itu, pemberdayaan penyuluh dan 
petugas pertanian di lapangan dalam wadah konstratani menjadi sangat penting. 
Peluang produksi padi 2021 dan ke depan Kondisi La Nina merupakan peluang 
menambah luas tanam padi pada daerah lahan kering dan tadah hujan yang masih 
sangat luas untuk menambah produksi 2021. Untuk itu, perencanaan penyediaan 
input enam tepat khususnya benih varietas spesifi k lokasi, dan pupuk menjadi 
sangat penting. Usaha peningkatan produksi beras yang dicanangkan pemerintah 
perlu didukung semua pihak untuk mengimbangi kenaikan kebutuhan penduduk 
Indonesia yang terus bertambah. Di samping peningkatan luas tanam, peningkatan 
produktivitas perlu menjadi perhatian serius. Berdasarkan data BPS, 
produktivitas padi di Indonesia dalam lima tahun terakhir ini cenderung 
menurun, yaitu 5,34; 5,24; 5,16; 5,19; dan 5,11 ton/ha berturut-turut mulai 
2015 sampai dengan 2019. Padahal, hasil penelitian menunjukkan bahwa 
produktivitas padi di beberapa daerah jauh lebih tinggi dan bahkan mencapai 7-8 
ton/ha. Penutupan senjang hasil ini mendesak dilakukan mengingat luas lahan 
yang cenderung terbatas. Pencanangan peningkatan produktivitas 0,5 ton/ha saja 
pada 2021 akan memberikan tambahan produksi sekitar 5 juta ton GKG lebih per 
tahun. Untuk itu, penerapan teknologi spesifi k lokasi mendesak dilakukan. 
Untuk jangka menengah panjang, peningkatan produksi padi harus diikuti dengan 
peningkatan kapasitas produksi. Penambahan luas lahan untuk padi dan juga 
penyediaan air dengan memperbaiki infrastruktur dan menambah bangunan air 
seperti dam yang sudah dicanangkan perlu direalisasikan. Penerapan inovasi dan 
rekayasa kelembagaan diharapkan dapat menekan biaya produksi beras lebih murah 
jika dibandingkan dengan negara lainnya. Usaha pemerintah untuk meningkatkan 
produksi beras dalam menyediakan pangan yang cukup bagi masyarakat harus 
didukung semua pihak.

Sumber: 
https://mediaindonesia.com/read/detail/358366-produksi-padi-2020-dan-peluang-peningkatannya-ke-depan






Kirim email ke