Artikel
Gotong-royong mewujudkan pesta demokrasi sehat
Oleh Donatus Dasapurna Putranta  Minggu, 15 November 2020 09:06 WIB
 
Kerja sama KPU Bangka Barat dan Dinas Kesehatan untuk kesuksesan Pilkada 2020. 
(ANTARA/ Donatus Dasapurna)

Mentok, Babel (ANTARA) - Sebuah hajatan identik dengan kemeriahan dan 
kegembiraan, seluruh warga bergotong-royong melibatkan diri, memberikan tenaga 
dan pikiran sesuai keahlian masing-masing untuk membuat semarak dan sukses 
pesta yang akan dilangsungkan.

Namun, kebersamaan, kemeriahan dan kegembiraan warga tersebut kemungkinan besar 
tidak akan dilihat pada pesta akbar yang akan digelar pada 9 Desember 2020.

Pandemik COVID-19 mengubah kebiasaan lama, pesta demokrasi yang biasanya 
berlangsung meriah, warga berkumpul di tempat pemungutan suara (TPS) dari pagi 
hari hingga malam hari.

Berkumpul untuk menunaikan hak sebagai pemilih sekaligus memanfaatkan momentum 
tersebut untuk mengeratkan tali silaturahim dengan penuh senda gurau hingga 
selesai penghitungan suara.

Di tengah pandemik COVID-19 yang masih berlangsung, pesta demokrasi untuk 
menentukan Bupati dan Wakil Bupati Bangka Barat empat tahun ke depan akan 
dilaksanakan dengan berbagai pembatasan dan disiplin ketat dalam menerapkan 
aturan kesehatan.

Kasus positif COVID-19 yang masih ditemukan hingga saat ini memberikan dampak 
cukup besar terhadap aktivitas sehari-hari, warga masih memiliki rasa takut dan 
sebisa mungkin membatasi diri untuk keluar rumah.

"Kami ingin pilkada sehat, namun pemilih jangan takut ke tempat pemungutan 
suara (TPS)," kata anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bangka Barat 
Yulizar.

Baca juga: Pilkada sehat bukan sekadar utopia

Baca juga: Pusat pilih Batam percontohan Pilkada Sehat

Jaminan yang disampaikan KPU tersebut bukan tanpa alasan karena selama 
pelaksanaan pemungutan suara, pada 9 Desember 2020, penyelenggara akan 
melakukan berbagai langkah antisipasi untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya 
penularan COVID-19.

Sebagai bentuk keseriusan untuk menyelenggarakan pilkada sehat, KPU bersama 
sejumlah instansi terkait di tingkat kabupaten, yaitu Bawaslu, Kepolisian, TNI, 
Satgas COVID-19, Kesbangpol dan Dinas Kesehatan sudah beberapa kali melakukan 
rapat koordinasi dengan pembahasan upaya meminimalkan penularan virus selama 
tahapan pilkada berlangsung.

"Hal ini semata-mata untuk mewujudkan pilkada sehat," ucap-nya.

KPU Bangka Barat dan Bawaslu duduk bersama menyiapkan kesuksesan Pilkada 2020. 
(ANTARA/ Donatus Dasapurna)
Dimulai dari kampanye sehat

Sebagai bentuk keseriusan dalam menyukseskan pilkada sekaligus mencegah 
penularan virus, penyelenggara pemilu sejak jauh-jauh hari sudah menerapkan 
disiplin aturan kesehatan.

Ketua KPU Kabupaten Bangka Barat Pardi mengatakan penyelenggara bersama 
pengawas pemilu selama pelaksanaan kampanye sudah menjalankan aturan tersebut.

"Tim kampanye juga sangat membantu, mereka cukup disiplin menjalankan aturan 
kesehatan selama pelaksanaan kampanye," ujarnya.

Pada saat kampanye, tim kampanye masing-masing pasangan calon peserta Pilkada 
2020 sudah menyediakan sarana pendukung, seperti penyediaan tempat cuci tangan 
dengan sabun, menjaga jarak aman masing-masing tempat duduk, membatasi jumlah 
peserta kampanye dan mewajibkan seluruh peserta menggunakan masker.

"Bahkan aturan untuk tidak melibatkan warga lanjut usia dan anak-anak selama 
kampanye juga sudah dilakukan," ujarnya.

Keberhasilan dalam menjalankan kampanye sehat tersebut tidak datang begitu 
saja, namun juga berkat partisipasi berbagai pihak yang terlibat dan 
penggencaran sosialisasi kepada tim kampanye pasangan calon.

"Mereka cukup sadar bahwa keselamatan bersama merupakan hal penting yang harus 
diutamakan," tutur-nya.

Hal senada dikatakan Ketua Bawaslu Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Edi 
Irawan yang meminta seluruh jajaran pengawas untuk bertindak tegas menegakkan 
protokol kesehatan selama kampanye.

"Penegakkan aturan kesehatan ini merupakan tanggung jawab bersama, termasuk 
para pengawas di tingkat kecamatan, kelurahan dan desa. Bukan hanya tim Satgas 
COVID-19," kata Edi.

Para petugas pengawas tidak hanya mengawal legitimasi pelaksanaan pilkada, 
namun harus berani menegakkan aturan kesehatan.

Baca juga: Bawaslu: Penindakan protokol kesehatan demi pilkada luber jurdil 
sehat

Baca juga: Pesta demokrasi di tengah pandemi hadirkan akurasi jaminan sehat

"Jika ditemukan kampanye yang tidak sesuai dengan aturan itu, pengawas memiliki 
hak dan bisa menghentikan sementara kegiatan kampanye," ucap dia menegaskan.

Ia menjelaskan, teknis di lapangan pengawas yang menemukan adanya dugaan 
pelanggaran akan memberikan peringatan secara lisan.

Jika peringatan lisan tidak dijalankan akan ditindaklanjuti dengan peringatan 
tertulis untuk menghentikan sementara dan langkah terakhir bisa membubarkan 
kegiatan kampanye jika panitia tidak mengindahkan peringatan.

"Secara aturan, penghentian kampanye bisa dilakukan seperti itu, namun sampai 
saat ini belum ada penindakan karena masyarakat dan tim kampanye sudah sadar 
pentingnya menjalankan aturan tersebut untuk keselamatan bersama," ujarnya.

Gotong-royong menjaga TPS sehat

Setelah kampanye berjalan dengan aman, seluruh pemangku kepentingan bersama 
masyarakat masih memiliki tugas berat lain untuk mewujudkan pilkada sehat, 
yaitu pelaksanaan pemungutan suara di TPS.

Kekhawatiran pelaksanaan pemungutan suara di TPS menjadi kluster baru penularan 
virus sedikit terkikis dengan berbagai langkah antisipasi yang sudah disiapkan 
jauh-jauh hari.

Anggota KPU Kabupaten Bangka Barat Harpandi mengatakan telah menyusun beberapa 
skenario saat pemungutan suara berlangsung, seperti penyiapan petugas, rekayasa 
TPS, alat pelindung diri (APD) hingga penyiapan bilik khusus bagi pemilih yang 
bersuhu tubuh tinggi.

"Seluruh pemilih akan kami jamin hak suaranya, namun keselamatan petugas dan 
pemilih juga tetap diutamakan," katanya.

Untuk para petugas TPS akan dilengkapi dengan APD, dalam hal ini pihaknya sudah 
berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan tim Satgas COVID-19 untuk standar APD.

Selain itu, di setiap TPS akan disediakan tempat cuci tangan dengan sabun juga 
disediakan masker untuk diberikan kepada pemilih yang tidak membawa masker dari 
rumah.

Membatasi jumlah tempat duduk bagi pemilih dan menerapkan jaga jarak 
antarpemilih dan petugas juga sudah disiapkan skenario-nya yang nanti akan 
diberlakukan di seluruh TPS.

Sebelum pelaksanaan pemungutan suara, para petugas akan menyemprot lokasi 
dengan disinfektan dan disiapkan petugas khusus untuk memeriksa suhu tubuh 
seluruh para pemilih.

Jika dalam pemeriksaan itu ditemukan pemilih yang memiliki suhu tubuh di atas 
37,8 derajat celcius akan mendapatkan perlakuan khusus, yaitu mencoblos di 
bilik khusus yang ditempatkan di luar TPS.

Dalam pemilu sebelumnya, panitia menyediakan kursi berkapasitas 15 orang, namun 
untuk kali ini maksimal sembilan tempat duduk dan jarak diatur minimal satu 
meter.

Selain menjaga jarak aman di dalam TPS, pemilih dipastikan memakai sarung 
tangan plastik sekali pakai saat berada di dalam TPS yang baru diizinkan 
dilepas dan dibuang di tempat sampah khusus saat pemilih sudah selesai 
mencoblos dan akan meninggalkan TPS.

"Saat akan meninggalkan TPS, kalau dahulu mencelup jari di dalam botol tinta, 
namun sekarang jari tangan pemilih akan ditetesi dengan tinta oleh petugas 
sebagai tanda sudah memilih," imbuh-nya.

Para pemilih diimbau tidak membawa anak-anak saat datang ke TPS, mereka rentan 
tertular. Pengetatan aturan tersebut nantinya akan dijalankan di bawah 
pengawasan tim Satgas COVID-19.

Sekretaris Satgas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Bangka Barat 
Sidharta Gautama mengatakan sudah melakukan koordinasi dengan penyelenggara 
untuk tata cara di TPS.

"Kami akan latih para petugas keamanan TPS untuk memastikan kesiapan lokasi 
sesuai aturan dan dipastikan ada petugas pemeriksa suhu tubuh para pemilih," 
kata Sidharta.

Petugas TPS yang terdiri dari petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara 
(KPPS) sebanyak tujuh orang ditambah dua orang petugas keamanan atau linmas 
untuk masing-masing TPS akan dibekali dengan pemahaman disiplin aturan 
kesehatan.

"Dua orang anggota linmas TPS itu nantinya akan kami latih khusus agar bisa 
mengawal jalannya pemungutan suara sesuai aturan kesehatan," katanya.

Berbagai persiapan sudah dilaksanakan dengan matang, kerja sama lintas sektor 
akan terus berlangsung untuk memastikan seluruh tahapan pilkada berjalan sesuai 
aturan kesehatan sekaligus membangun kepercayaan masyarakat agar berpartisipasi 
dalam pesta demokrasi.

Sejak awal protokol kesehatan COVID-19 telah diterapkan pada Pilkada Kabupaten 
Bangka Barat, mulai persiapan hingga masa kampanye. Kini tinggal pelaksanaan 
pencoblosan 9 Desember 2020, semoga prokes tetap dijalankan, hingga Pilkada 
terbebas dari klaster baru. 
Oleh Donatus Dasapurna Putranta
Editor: Chandra Hamdani Noor

Kirim email ke