Komunikasi antara Tiongkok dan Indonesia di Berbagai Bidang Tak Terhambat oleh 
Wabah Covid-19
2020-11-14 15:13:46  
http://indonesian.cri.cn/20201114/2daf326d-1f8c-da60-d796-bf86878aab43.html
 
Tahun ini genap 70 tahun penggalangan hubungan diplomatik Republik Rakyat 
Tiongkok dan Republik Indonesia.  Karena adanya pandemi Covid-19, tak dapat 
diadakan kegiatan perayaan dalam bentuk “party” yang ramai, namun, komunikasi 
timbal-balik yang erat di antara kedua negara di berbagai bidang merupakan 
hadiah ulang tahun yang terbaik.



Hubungan baik antara negara padahal mengandalkan hubungan persahabatan antara 
rakyat. Saling percaya politik kedua negara kini telah mencapai level tertinggi 
dalam sejarah, pertukaran ekonomi dan dagang serta hubungan antar masyarakat 
juga adalah sangat penting. Orang Tiongkok selalu bilang “solusi pasti lebih 
banyak daripada masalah”. Tak usah takut akan pandemi, asal kita dengan memakai 
masker tetap dapat secara aman melakukan perdagangan dan komunikasi kebudayaan 
melalui ponsel, bahkan hubungannya menjadi lebih erat daripada waktu dulu.



Baik dalam “promosi daring” di Canton Fair, maupun Ekspo Impor Internasional 
Tiongkok (CIIE) ke-3 yang baru ditutup, Indonesia tak pernah absen dalam even 
perdagangan penting yang disponsori Tiongkok. Selama CIIE kali ini, Duta Besar 
Indonesia untuk Tiongkok Jauhari Oratmangun telah menyaksikan penandatanganan 
surat kesepakatan (LOI) pihak Indonesia  dengan 5 perusahaan Tiongkok yang akan 
membeli komoditas senilai 8,3 triliun Rupiah dari Indonesia. Di luar 
event-event besar itu, perdagangan Tiongkok-Indonesia juga tetap diadakan  
dengan bertertib. Sebuah perusahaan pengolahan sarang walet Tiongkok tidak 
hanya mengajak Duta Besar Indonesia ke acara live streaming untuk mempromosi 
sarang walet asal Indonesia, dan juga dengan disaksikannya menandatangani surat 
kesepakatan pembelian bahan mentah sarang walet dari Indonesia untuk tahun 
depan. Tahun 2021, jumlah penggunaan bahan mentah sarang walet yang diimpor 
dari Indonesia oleh perusahaan Tiongkok itu diperkirakan akan menjadi 1,45 kali 
lipat daripada tahun ini. Hubungan bisnis yang lancar pasti akan menghasilkan 
persahabatan yang tulus. Sesudah mendengar keadaan pandemi Covid-19 di 
Indonesia, perusahaan Tiongkok itu segera beraksi untuk mengumpulkan 100 ribu 
masker dalam 5 hari saja untuk disumbangkan kepada Indonesia. Wabah tak dapat 
menghambat persahabatan malah memungkinkan hubungan antara kedua negara menjadi 
lebih erat.





Selama masa penanggulangan pandemi, tak pernah berkurang sedikitpun kegairahan 
masyarakat kedua negara untuk menyampaikan ucapan selamat atas 70 tahun 
penjalinan hubungan diplomatik bilateral. Kedutaan Besar Tiongkok di Indonesia 
dan Foreign Policy Community of Indonesia bersama-sama mensponsori kompetisi 
video pendek yang mengangkat tema “Cerita Tiongkok-Indonesia pada Era Baru” 
kepada masyarakat Indonesia. Kompetisi itu langsung mengumpulkan 488 karya 
ciptaan. Para partisipan yang berbeda usianya membawakan karya ciptaan yang 
beraneka-ragam. Totalnya 21 karya terpilih untuk memasuki babak final. Ada yang 
meninjau kembali sejarah pertukaran Tiongkok-Indonesia, ada yang  bercerita 
tentang semangkuk mi, ada yang tentang investasi, ada pula yang berminat pada 
akupunktur. lukisan, wayang, potehi, lego, lagu ciptaan sendiri, tarian dan 
kungfu, semua karya sangat menarik dan unik.





Mari kita melihat pula keadaan di pihak Tiongkok. Kedutaan Besar Indonesia di 
Tiongkok pernah menyelenggarakan kompetisi nyanyian lagu Indonesia dalam bentuk 
rekaman video dengan dipartisipasi oleh 50 mahasiswa dan dosen jurusan bahasa 
Indonesia dari berbagai perguruan tinggi Tiongkok. Partisipan top 10 
mempertunjukkan nyanyian dalam bahasa Indonesia secara virtual. Karya Kesenian 
mereka sangat menyentuh hati. Nyanyi karaoke di rumah menjadi popular dalam 
kaum muda Tiongkok semasa penanggulangan wabah. Lagu “Xinlian” yang viral 
justru lagu Indonesia Pusaka edisi bahasa Mandarin. Lagu-lagu Indonesia yang 
pernah populer di Tiongkok  puluhan tahun yang lalu  kini sangat disambut di 
luar dugaan. Padahal, tahun-tahun ini sering ada lagu Tiongkok dan lagu 
Indonesia menjadi popular di sosmed kedua negara. Misalnya, “Madu dan Racun” 
dan “Lagi Tamvan” yang sering terdengar dalam sosmed Tiongkok, dan Cinta Karena 
Cinta edisi Indonesia yang menjadi top 1 dalam tangga lagu Indonesia 2019. 
Baru-baru ini, Kedubes Tiongkok mensponsori lagi kompetisi nyanyian lagu 
Tiongkok kepada masyarakat Indonesia.



(Pemudi Tiongkok menyanyikan Lagu “Xinlian", lagu Indonesia Pusaka edisi bahasa 
Mandarin)



Pandemi Covid-19 memang menghantam perkembangan ekonomi dan masyarakt, akan 
tetapi, asal kita berkeinginan pasti dapat mengatasi dan mengalahkannya. Asal 
bersolidaritas, maka tiada bisnis dan pertukaran yang susah. Ketika wabah 
datang, kita saling menyumbangkan masker dan bekerja sama dalam litbang vaksin. 
Sesudah wabah berlalu, kita saling berkunjung, belajar bersama, menari dan 
menyanyi bersama. Pertukaran timbal-balik yang erat antara masyarakat di 
berbagai bidang adalah manifestasi terbaik hubungan antar negara besar. 
Perdagangan dan kebudayaan antar negara tak mungkin diputuskan oleh pandemi, 
lebih-lebih tak mungkin diputuskan oleh sejumlah kecil politikus dengan 
bertolak dari kepentingan drinya sendiri. Mendorong pertukaran DI berbagai 
bidang sesuai dengan keinginan rakyat seperti apa yang dilakukan pemerintah 
Tiongkok dan Indonesia itu baru sesuai dengan kecenderungan pembangunan dunia. 
Genap 70 tahun hubungan diplomatik Tiongkok-Indonesia adalah titik tolak baru, 
marilah kita berangkat lagi.



(Gadis Tiongkok menari dengan BGM“Lagi Tamvan”)


Li Keqiang Sampaikan Pidato dalam KTT Bisnis dan Investasi ASEAN
2020-11-14 13:35:15  
http://indonesian.cri.cn/20201114/f67aa0ff-9c8b-a111-c6e5-952812ab829d.html

Kemarin sore (13/11), Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang menyampaikan pidato 
secara virtual dalam KTT Bisnis dan Investasi ASEAN. Ia menyatakan, Tiongkok 
akan berpegang pada ide komunitas senasib sepenanggungan, terus mendorong kerja 
sama dengan negara-negara ASEAN, mempertahankan multilateralisme dan 
perdagangan bebas, dan memelihara perdamaian dan perkembangan dunia.

Li Keqiang menunjukkan, pihak Tiongkok selalu memprakarsai pendorongan 
perdagangan bebas dalam kerangka Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), mendorong 
pengintegrasian ekonomi di kawasan agar “dua roda” berputar bersama. Pihak 
Tiongkok bersedia di atas dasar saling menguntungkan dan menang bersama, 
mengintensifkan penyinergian strategi pembangunan dengan negara-negara ASEAN, 
mendorong kerja sama pembangunan bersama “Sabuk dan Jalan”. Berbagai negara 
terkait hendaknya bekerja sama dan bergandengan tangan demi mendorong 
rehabilitasi dan perkembangan ekonomi regional, dan menuju kemakmuran, dan ini 
juga akan menginjeksi dinamika kuat kepada rehabilitasi ekonomi dunia.

Li Keqiang menunjukkan, tahun depan adalah genap 30 tahun penjalinan hubungan 
dialog Tiongkok-ASEAN. Hubungan Tiongkok-ASEAN diyakini akan berkembang ke arah 
saling menguntungkan dan menang bersama, terus membuka lembaran baru kerja sama 
bisnis dan investasi, lebih lanjut menyejahterakan rakyat Tiongkok dan ASEAN, 
juga akan bermanfaat dalam memelihara perdamaian, kestabilan dan kemakmuran di 
kawasan dan seluruh dunia.



Kirim email ke