setelah mengunjungi Link http://www.dpr.go.id/ Menurut saya Biasa2 Saja templatenya,.... Admin GF dan Uyan jg bs buat seperti itu, yang Luar biasanya Nilai 600 JT. wow fantastis........
Kecuali jika Nilai 600 Jt... trus .... Konsep Web Sitenya adalah Interaksi langsung antara Pengunjung dengan Anggota dewan Baik Video Streaming dalam Situs tersebut, atau atau ada yg nilai lebihnya dari Situs2 Lainnya mungkin Wajar kalo 600 JT... tp Tampilannya Bo Sama dengan yang Lain2 .... Mending Pesan sama RIGAP.... utk bs kembangkan .... yang lain... Mohon Maaf... Wassalam TP --- On Mon, 6/30/08, ahmad fadhli <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: ahmad fadhli <[EMAIL PROTECTED]> Subject: [GM2020] DPR Bikin Website Seharga 600 Juta ! (Lbh Sadis dr pd Mhswa yg Bakar Mobil) To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com Date: Monday, June 30, 2008, 8:46 PM Saturday, June 28, 2008 DPR Bikin Website Seharga 600 Juta ! Sekretariat Jenderal (Setjen) DPR silang pendapat dengan Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) soal proyek pengadaan website seniali Rp 600 juta. Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPR Nining Indra Saleh mengaku proyek tersebut sesuai prosedur. Menurut dia, tender proyek tersebut dilakukan secara terbuka pada 19 November 2007, dengan mengikutsertakan tujuh perusahaan. "Ke luar sebagai pemenang, CV Insani Sarana Mandiri dengan harga terendah Rp567,6 juta. Sedang pengoperasian webesite itu dimulai 3 Januari 2008,? ujarnya. Namun anggota BURT Syafrin Romas menyatakan, pernyataan Sekjen hanya menyebutkan sebatas peserta tender dan pemenang tender. Tapi soal kapan dan di mana tender itu diumumkan, belum disebutkan. Syafrin juga menyatakan keheranannya. Karena ia sendiri belum diperlihatkan bukti oleh Sekjen kalau tender proyek website itu sudah sesuai prosedur. "Saya belum paham masalah ini dengan utuh. Seharusnya kami di BURT semuanya diberi data lengkap. Agar mudah untuk mengawasi dan menjelaskannya ke publik. Tapi ini tidak. Cuma diberitahukan beres saja,? kata anggota Fraksi Kebangkitan Bangsa (FKB) ini. Menurut dia, BURT berfungsi sebagai pengawas semua kegiatan yang dilakukan Setjen DPR. Karena itu, apabila ada sesuatu yang dinilai tidak beres dan berkembang luas di masyarakat, BURT bisa memaksa sekjen DPR menjelaskan ke publik secara jujur. Syafrin menambahkan, dalam rapat BURT dengan Setjen DPR, pihaknya sudah menanyakan kepada pimpinan proyek (pimpro) Setjen DPR soal website. Jawabannya hanya beres tidak ada persoalan, semuanya dilakukan sesuai ketentuan. Tetapi kenyataanya sampai saat ini ia belum diberikan data lengkap, termasuk pengumuman tender itu melalui surat kabar apa dan kapan? "Tender itu kalau sudah dinyatakan terbuka, harusnya memang ada pengumuman melalui surat kabar nasional. Karena saya belum diberitahu, maka kami tunggu kebenaran masalah ini,? ujar Syafrin. (Ahmad Baidowi/Sindo/ fit) Ini contoh website seharga 600juta : http://www.dpr. go.id/ Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!