--- On Sun, 10/19/08, bakri arbie <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: bakri arbie <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Fw: Re: [AlumniPrancis] re: PEMIMPIN IDEAL DALAM PANDANGAN ORANG 
INDONESIA
To: "Kadiman" <[EMAIL PROTECTED]>, [EMAIL PROTECTED], "Noor Agus Salim" <[EMAIL 
PROTECTED]>, "Bp Markus Wauran" <[EMAIL PROTECTED]>, "Pak Bambang" <[EMAIL 
PROTECTED]>, "MB Setiawan" <[EMAIL PROTECTED]>, "Dr.Mulyanto M.Eng" <[EMAIL 
PROTECTED]>, "Bp Darpin Manggus" <[EMAIL PROTECTED]>
Cc: "Bp Ary Mochtar Pedju" <[EMAIL PROTECTED]>, "RAZHALUNO" <[EMAIL 
PROTECTED]>, "Ani Sekarningsih" <[EMAIL PROTECTED]>, "arbie bakri" <[EMAIL 
PROTECTED]>, "Bp Awad Umar" <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Sunday, October 19, 2008, 9:52 PM






Yth Bapak Kadiman et.al,

Semoga berkenan dengan diskusi di-milis Alumni Prancis.Trims.

--- On Sat, 10/18/08, bakri arbie <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: bakri arbie <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [AlumniPrancis] re: PEMIMPIN IDEAL DALAM PANDANGAN ORANG INDONESIA
To: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED]
Cc: "arbie bakri" <[EMAIL PROTECTED]>, [EMAIL PROTECTED], "Omar Trigantara" 
<[EMAIL PROTECTED]>, [EMAIL PROTECTED]
Date: Saturday, October 18, 2008, 5:07 PM










Yth Pak Anda dan rekan milis,

Terima kasih atas informasi mengenai Managing the Different Culture,sesuatu hal
yang tidak mudah memang
Apalagi membuat petani/peternak di desa dialam yang begini ramah untuk menjadi 
entrepreneur UKM ,membuat bisnis plan ke Bank tanpa advokasi.
Menurut pengalaman di negara lain menumbuhkan budaya "entrepreneur" lebih sulit 
dari pada memberi pelatihan teknologi atau ilmu manajemen atau marketing.
Bahkan membuat Universitas kita dari "teaching university" menjadi "research 
university" 
apalagi menjadi "entrepreunerial university" butuh waktu dan proses yang 
panjang.
Ahlinya barangkali Prof.Benny dan Prof.Budhihartono tentang budaya dan masalah 
sosial.

Mohon diterangkan pak, "la logique du coer,de l" entreide et du partage",dan 
kewajiban sosial 
dan moral yang tak dapat dipisahkan.

Salam Hormat,
Bakri Arbie.


--- On Sat, 10/18/08, Anda Djoehana Wiradikarta <anda.djoehana@ orange.fr> 
wrote:

From: Anda Djoehana Wiradikarta <anda.djoehana@ orange.fr>
Subject: [AlumniPrancis] re: PEMIMPIN IDEAL DALAM PANDANGAN ORANG INDONESIA
To: AlumniPrancis@ yahoogroups. com
Date: Saturday, October 18, 2008, 12:05 PM




Pak Bakri dan teman-teman lain yang saya hormati,

Setiap masyarakat memiliki type pemimpin ideal. Menunggu hasil analisa saya, 
saya bisa mengutip penyelidikan yang pernah dibuat tahun 2005 oleh salah satu 
anggota team penelitian Gestion & Société (team yang sekarang saya dianggap 
bagian darinya) di satu pabrik Prancis di Malaysia. Hasilnya sebetulnya berlaku 
untuk Asia Tenggara pada umumnya. Saya kutip dia :

 
"La logique rigoureuse de la règle et du statut est ainsi assouplie par ce 
qu’on pourrait appeler la logique du cœur, de l’entraide et du partage. Nos 
différents interlocuteurs, quelles que soient le niveau de leur responsabilité 
,  s’accordent sur le contenu des obligations, sociales et morales (les deux 
sont inséparables) que doit remplir un «chef » s’il veut réellement obtenir 
l’adhésion et l’implication de son personnel. 
 
Le chef est ainsi censé veiller à leur confort matériel et psychologique en les 
plaçant dans un environnement de travail sécurisé.  Celui-ci repose à la fois 
sur des consignes claires, une intégration harmonieuse au sein de son groupe et 
l’attitude bienveillante du supérieur."

Rekan saya ini juga mengutip peneliti lain (garis bawah oleh saya) :
 
"The leader should be the example in everything that concerns the performance 
of job, duty, mission or work. Regularly there is ceremony wher ethe leader 
gives his message : explaining polices, issuing warnings and expressing his 
expectations.  Any job, work ou duties should be distributed  and the authority 
delegated as far as possible in such a way  that every member of the group can 
get the opportunity to participate as actively as possible. It means also that 
the ones who are not involved by the leader have a serious problem. .... The 
leader should trust his subordinate and let them do the job without 
interference. It is expected that subordinates report to their superior when 
problems arise and ask for advice" ("Transfer of knowledge for economic 
organization : the Indonesian case", Pjotr Hesseling in Managing in different 
cultures, Pat Joynt and Malcom Warner, 1985).


Ini berlaku untuk pemimpin negara.

Anda
> Message du 18/10/08 06:43
> De : "bakri arbie" 
> A : AlumniPrancis@ yahoogroups. com
> Copie à : 
> Objet : re: [AlumniPrancis] Seandainya saya jadi Presiden terpilih 2009.
> 
> 
> 



Bonjour Pak Anda,
> 
> Terima kasih atas komentarnya.
> Sebagai orang awam politik sebenarnya merasa terpanggil melihat suasana 
> dimana orang
> dengan berlomba ingin menjadi calon pemimpin namun begitu terpilih hasilnya 
> menyedihkan.
> Saya memilih definisi dari beberapa yang ada ,mengingat banyaknya pemimpin 
> yang berkata sesuatu policy dalam kampanye atau program,namun yang 
> dihasilkannya lain dan bahkan seperti tidak terlalu perduli akan hasilnya 
> atau lupa akan janjinya .Biasanya di Indonesia asyik dengan wacana atau 
> coginitive namun pelaksanaannya selalu kurang serius.
> Dikira dengan suatu pidato arahan atau istilahnya pencanangan maka,semuanya 
> akan berjalan lancar,padahal "the devil is in the detail" dalam pelaksanaan.
> 
> Tentang "cost centre" dan "profit centre" sebenarnya saya ambil dari program 
> OECD,
> Eropa yang pusatnya di Paris yaitu National Innovation System,OECD 
> Manual,kalau saya tak salah.Ejaannya pun pakai centre lebih ke Inggeris dari 
> pada Amerika.
> Saya pikir cukup logis karena makin banyak profit centre yang tumbuh akhirnya 
> akan baik 
> bagi suatu negara.Memang pilar yang dipakai sebagai basis ada 3 hal yaitu 
> pendidikan SDM dan penguasaan teknologi dari segi pendidikan dan pelatihan 
> ditambah masalah budaya yang perlu dibiayai cost centre/pemerintah, ditambah 
> dengan penyelenggaraaan negara secara baik termasuk good governance dari 
> eksekutif,legislati f dan yuidkatif ditambah militer dan polisi serta media 
> masa,sedang pilar ketiga adalah business network dan sarana pendukungnya 
> seperti banking,trade policy,strategy dll.
> NIS berdasarkan manualnya adalah tiga pilar utama yang merupakan basis untuk
> "knowledge based society" yang disusul oleh layer kedua yaitu "knowledge 
> based economy",sehingga tidak murni bobotnya pada nilai dagang saja.
> Namun tak bisa kita menyangkal untuk mengatakan bahwa binis-lah yang membuat 
> dunia bergerak secara dinamis, bisnis riil dan bukan bisnis maya.
> Memang media masa tidak selamanya jadi cost centre,namun prakteknya menjadi 
> profit centre, saya tidak tahu di Eropa bagaimana medianya.
> 
> Pola pemerintahan di Indonesia dari apa yang saya dengar dari para pengamat 
> politik ,adalah penerusan budaya penjajahan dulu dimana pejabat lokal diberi 
> gaji oleh Belanda untuk mengurus kepentingan Belanda,namun tak perduli kepada 
> nasib rakyatnya..
> Pernah ada etische politik Belanda namun mayoritas dari pemimpin di Indonesia 
> masih kental dengan pengaruh penjajahan yang cukup lama sehingga dikatakan 
> meniru tanpa sadar alias membudaya.Secara statistik dominan yang negatif, 
> namun ada juga pejabat yang loyal kepada rakyat.
> Demikian tambahan dari saya.
> 
> Amicalment,
> Bakri Arbie.
> 
> --- On Fri, 10/17/08, Anda Djoehana Wiradikarta orange.fr> wrote:
> 
From: Anda Djoehana Wiradikarta orange.fr>
> Subject: re: [AlumniPrancis] Seandainya saya jadi Presiden terpilih 2009.
> To: AlumniPrancis@ yahoogroups. com
> Date: Friday, October 17, 2008, 3:48 PM
> 
> 


> Pak Arbie yang budiman,
> 
> Tulisan anda menarik.
> 
> Namun ada satu hal yang saya ingin kemukakan.
> 
> Kalau saya tidak salah, anda banyak memakai istilah Inggris karena konsep 
> yang anda pakai adalah Amerika.
> 
> Misalnya anda menyatakan bahwa "power is the capacity to determine outcomes". 
> Ini satu definisi. Tapi banyak definisi lain yang bisa dirumuskan untuk 
> "power". Definisi ini khas lingkungan yang tertentu, dan memakai acuan dari 
> lingkungan yang tertentu.
> 
> Contoh lain adalah usulan bahwa "cost centre/pemerintah harus dapat 
> menciptakan profit centre yang kuat agar mempunyai kemampuan untuk 
> menciptakan produk dan jasa yang berdaya saing secara berkelanjutan" . Ini 
> satu ideologi. Tapi kita bisa juga mengharapkan yang lain dari pemerintah, 
> dengan memiliki pandangan lain, mulai dari tidak menganggapnya sebagai "cost 
> centre". Misalnya di Eropa, terutama di Prancis, istilah yang dipakai adalah 
> "jasa publik". Singkatnya, tidak segala sesuatu bisa dipandang dari segi 
> nilai dagang.
> 
> Ini hanya dua contoh dari konsep yang berasal dari lingkungan tertentu, yaitu 
> Amerika.
> 
> Saya bukan pemikir politik. Tapi saya yakin orang Indonesia bisa menghasilkan 
> paham politik yang khas Indonesia, tentu saja berdasarkan asas-asas yang 
> universal, yang menghargai hak manusia.
> 
> Salam hangat,
> 
> Anda
> 
> 
> Message du 17/10/08 18:07
> > De : "bakri arbie" 
> > A : Forum-Pembaca- [EMAIL PROTECTED] ps.com, "al" , rahakundini@ yahoo.co. 
> > uk, "Omar Trigantara" , audi_firmansyah@ yahoo.com
> > Copie à : "Ani Sekarningsih" , "Bp Ary Mochtar Pedju" , "arbie bakri" 
> > Objet : [AlumniPrancis] Seandainya saya jadi Presiden terpilih 2009.
> > 
> > 
 
> > 



Yth Rekan-rekan FPK,
> > 
> > Ramai juga melihat debat Senator Obama dan Mc.Cain menjelang 3 minggu lagi 
> > Pilpres
> > di Amerika Serikat yang antara lain membahas kebijakan ekonomi,energi, 
> > lingkungan
> > dan persoalan etika dalam kampanye,diminta untuk saling koreksi satu sama 
> > lain.
> > Menurut literatur yang saya baca biasanya secara klasik bobot yang 
> > didiskusikan dalam debat Presiden AS adalah masalah Ekonomi,National 
> > Security dan Moral Values,atau disebut classic conservative tripod.Namun 
> > karena ekonomi sedang jadi topik saat ini karena ambruknya saham di AS 
> > dengan bail out milyaran $,maka topik ekonomi
> > benar-benar mendominasi topik dari debat.
> > 
> > Melihat sudah dekatnya pilpres di AS,maka secara naluri terbawa oleh 
> > suasana bagaimana pilpres di Indonesia ditahun 2009.Sehingga saya seperti 
> > terbawa mimpi 
> > seandainya saya terpilih menjadi Presiden Terpilih RI di tahun 2009.
> > Apa yang saya akan perbuat ?
> > 
> > Pertama saya mencari definisi Power/Kekuasaan yang diamanatkan rakyat 
> > kepada saya. 
> > Beberapa definisi tentang power saya akan telusuri dan saya merasa ada satu 
> > definisi yang paling cocok bagi saya sebagai Presiden RI yaitu power is the 
> > capacity to determine outcomes.
> > 
> > Tahap berikutnya saya harus nempunyai kebijakan untuk mencari outcome atau 
> > hasil apa yang diinginkan rakyat.Hal ini penting agar terjadi istilah 
> > matching antara kehendak rakyat
> > dan outcome yang harus saya perjuangkan untuk menjadi kenyataan atau apa 
> > yang saya sebut sebagai prioritas kebijakan.Selain itu harus matching pula 
> > dengan cita-cita Proklamasi 45, sehingga perlu saya membaca dengan teliti 
> > untuk mencari kata kunci dari UUD 45 NEGARA REPUBLIK INDONESIA,PEMBUKAAN .
> > Kata kunci yang saya dapatkan a.l.: melindungi,kesejaht eraan,mencerdask 
> > an,perdamaian abadi,keadilan sosial >>>bagi segenap bangsa Indonesia dan 
> > seluruh tumpah darah Indonesia.
> > Dari pembahasan di FPK,diskusi di Media masa baik TV,Radio dan Media cetak 
> > dan melihat kekuatan dan kelemahan yang ada saat ini maka kebijakan yang 
> > paling bisa 
> > meliput semua adalah penciptaan kerja atau job creation sebagai prioritas.
> > Alasannya adalah orang yang bekerja akan dapa memberikan pendidikan yang 
> > baik kepada anak-anaknya serta dapat merawat dan memberi makanan bergizi 
> > kepada anaknya
> > sehingga sehat dan dengan demikian kedamaian dalam diri sendiri maupun 
> > lingkungan akan lebih baik.
> > Jadi outcome/hasil yang perlu diperjuangkan adalah menciptakan kerja.
> > 
> > Nah strateginya gimana ya ?
> > Saya mencari lagi definisi strategi yang tepat yaitu strategy is the fusion 
> > of policy and action and plan sets out the mechanisms and overall resource 
> > levels which are required 
> > for implementation.
> > Intinya kebijakan harus sesuai dengan tindak lanjut/program 
> > kerja,mekanismenya bagaimana agar sumber daya manusia,dana dan waktu yang 
> > ada dikerahkan sepenuhnya untuk mencapai hasil yaitu terciptanya pekerjaan 
> > bagi rakyat Indonesia.
> > Jadi jangan sampai kita kepingin sesuatu namun sumber dayanya diarahkan 
> > ketempat lain.
> > Ini penting oleh karena kalau hasil tidak tercapai atau outcome tidak 
> > tercapai berarti saya
> > sebagai Presiden tidak mempunya kapasitas atau kemampuan untuk menentukan 
> > hasil/outcome. Capacity to determine outcome tidak terpenuhi,atau gagal.
> > Namun dalam hal ini kita juga perlu melihat waktu yaitu berapa lama sesuatu 
> > hasil mulai terlihat dan terasa oleh rakyat, makin cepat terasa hasilnya 
> > makin baiklah,berarti saya cukup cerdas sebagai pemimpin.
> > 
> > Ada pertanyaan bagaimana kalau kebijakan saya tidak dipatuhi atau tidak 
> > disepakati oleh legislatif atau sesama koalisi karena saking banyaknya 
> > partai.
> > Disini diuji kememimpinan saya untuk bisa meyakinkan kebijakan yang saya 
> > pilih.
> > Seandainya tidak disetujui juga kalau perlu buat Perpu dan nanti kalau 
> > perlu referendum
> > untuk bisa menanyakan kebijakan yang telah saya ambil.
> > Namun karena saya punya keyakinan tentang kebijakan saya maka kalau perlu 
> > mirip Bung Karno menerangkan secara jelas dan tuntas serta niat yang kuat 
> > akan kebijakan yang saya ambil.
> > 
> > Pertanyaan berikut adalah bagaimana menciptakan kerja ?
> > Saya bisa mengikuti cara Rusia dimana semua jadi pegawai negeri mulai dari 
> > Pimpinan tertinggi hingga tukang sapu jadi pegawai negeri.
> > Namun saya teringat kepada himbauan Bung Erwin dan Bung Sandy Uno untuk Ayo 
> > jadi Pengusaha dengan target 4 juta pengusaha Indonesia,begitu pula adanya 
> > konsep cost centre dan profit centre.
> > Yaitu cost centre/pemerintah harus dapat menciptakan profit centre yang 
> > kuat agar 
> > agar mempunyai kemampuan untuk menciptakan produk dan jasa yang berdaya 
> > saing
> > secara berkelanjutan.
> > Bagaimana agar bisa banyak profit centre ya dalam hal ini UKM,Koperasi dan 
> > Pengusaha Besar harus bisa efektif dan efisien sehingga bisa tumbuh 
> > bertambah banyak dan sekaligus menciptakan kerja dan juga menjadi pembayar 
> > pajak yang baik dan setia sehingga pemerintah mempunyai dana untuk 
> > membiayai pegawai,programnya dan juga kalau kuat maka kekuatan ekonomi dan 
> > militer secara berangsur bisa diperkuat.
> > Pajak itu kan sebenarnya seolah saham dari pemerintah yang telah membuat 
> > suasana yang kondusif sebagai moderator untuk terciptanya profit 
> > centre,sehingga makin banyak pengusaha yang mapan dan baik sebagai pembayar 
> > pajak,maka makin makmurlah semuanya.Dosen atau guru bisa digaji dengan baik 
> > seperti di Malaysia,pegawai tak perlu ngobyek sana sini untuk bisa tetap 
> > ngepul dapurnya atau pusing cari uang untuk masuk
> > sekolah SD,SMP,SMA dan Perguruan Tinggi.
> > 
> > Nah bagaimana supaya berdaya saing produk dan jasa pengusaha kita. ?
> > Disini diperlukan manajemen ,entrepreneurship dan teknologi tepat guna 
> > untuk bisa berdaya saing.Caranya bahan hasil mentah kita proses di 
> > Indonesia oleh pengusaha Indonesia,sudah tentu kita harus cerdas dalam 
> > network bisnis.Jadi jangan sampai
> > seperti sekarang ini,Singapore yang tak punya tambang timah namun merupakan 
> > eksportir besar di dunia.Begitu pula hasil bumi seperti lada,coklat, 
> > kopi,bawang harus kita lakukan apa yang disebut Sistem Inovasi Nasional 
> > dalam sistem publik maupun swasta serta bisa bersinergi dalam memberikan 
> > kemungkinan sehingga Indonesia bisa menjadi pemain dunia dan bukan jadi 
> > mainan.
> > 
> > Dari segi teknologi ada 6 bidang yaitu mulai dari pangan,energi, 
> > transportasi, informasi dan komunikasi,pertahan an dan keamanan dan 
> > kesehatan dan obat-obatan yang kalau bisa
> > benar menghasilkan teknologi yang kemudian diadopsi oleh usahahawan 
> > Indonesia maka
> > makin kuatlah ekonomi Indonesia.Sampai saat ini sudah terdapat ratusan 
> > proses,metoda, alat yang telah dihasilkan para peneliti Indonesia namun 
> > masih tersimpan dilemari dokumen dan belum menyentuh para wirausahawan 
> > Indonesia.
> > Nah dari 6 topik besar diatas diharapkan secara bertahap UKM dapat 
> > mengadopsi teknologi yang ada dan sudah tentu teknologi yang terus 
> > berkembang dalam bidang masing-masing.
> > Bayangkan kalau sapi yang biasa kita import hingga 600.000 ekor per 
> > tahun,energi sudah buatan sendiri,obat- obatan dan alat kesehatan sudah 
> > mandiri,alat transport juga sudah
> > kita kuasai hulu dan hilirnya,teknologi informasi dan komunikasi sudah 
> > banyak buatan lokal dan tank serta alat militer sudah buatan industri dalam 
> > negeri,maka ekonomi tumbuh,devisa bisa terjaga dan terciptalah pekerjaan 
> > sebanyak mungkin.
> > 
> > Dari himbauan Bung Sandy ;Ayo Jadi Pengusaha seandainya tercapai 4 juta 
> > pengusaha
> > maka kalau UKM rata-rata mempunyai pegawai 8 orang berati kita bisa 
> > menyerap tenaga kerja sebesar 32 juta orang.Untuk mencapai hal ini perlu 
> > akses kredit,pajak yang kondusif bagi pemula,jaringan bisnis ,manajemen dan 
> > teknologi sebagai pendukung utamanya.
> > 
> > Kalau sekarang sudah ada KUR,ada Teknologi Tepat Guna dan ada  Wirausahawan
> > maka kita harus optimis bahwa hal ini bisa tercapai.
> > Namun pengalaman saat ini proses sinergi belum berjalan dengan baik, 
> > sehingga perlu penguatan berupa advokasi/sukarelawa n dalam manajemen dan 
> > teknologi serta pemasaran yang melingkupi produksi,distribusi dan konsumen 
> > yang wajar dan fair,jangan sampai distribusi dikuasai tengkulak yang lebih 
> > banya mengenyam hasilnya dari pada produsennya. Sepert tulisan saya 
> > sebelumnya untuk memajukan UKM di Amerika Serikat terdapat sukarelawan 
> > mantan eksekutif sebanyak 120.000 orang.Mungkin dalam hal Indonesia seperti 
> > yang sudah diuji cobakan adalah pemanfaatan Perguruan Tinggi/Akademi dan 
> > Sekolah Kejuruan,Mahasiswa/ i dapat terjun sebagai sukarelawan setelah 
> > mendapatkan pelatihan tertentu.
> > 
> > Dengan kiat-kiat diatas maka sebagai Presiden,saya mengharapkan bahwa 
> > kebijakan saya untuk menciptakan kerja sebagai prioritas utama optimis 
> > dapat dilaksanakan dalam 5 sampai 10 tahun.Sayapun yakin karena kebijakan 
> > ini baik untuk rakyat maka Presiden berikutnya akan melakukan kebijakan 
> > yang sama dengan lebih baik dan efektif.
> > Tak lupa perlunya reorganisasi dalam pemerintahan agar terjadi sinergi dan 
> > fokus pada tugas yang akan diemban,seperti nama Menko Perekonomian dan 
> > Menko Kesejahteraan Rakyat yang agak rancu seolah Ekonomi tidak 
> > mensejahterakan rakyat,atau untuk sejahtera tidak mencakup masalah 
> > ekonomi.Kalau saya melihat di Korea Selatan para menteri kelihatannya 
> > sinergis dan fokus,sehingga bisa dijadikan benchmark.
> > 
> > Ada tilpon dari Opung sehingga mimpi jadi Presiden berhenti disini.
> > 
> > Salam Hormat,
> > Bakri Arbie.
> > Pemrakarsa Team Sukarelawan Inovasi Indonesia.
> > 
> > 
> > 
> > 
> > ____________ _________ _________ _________ _________ __
> > Do You Yahoo!?
> > Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around 
> > http://mail. yahoo.com 
> Anda
> 
> 18, passage de la Bonne Graine
> 75011 Paris
> FRANCE
> 
> Fixe :       09 60 45 22 47
> Portable : 06 07 52 87 56 
> ____________ _________ _________ _________ _________ __
> Do You Yahoo!?
> Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around 
> http://mail. yahoo.com 
Anda

18, passage de la Bonne Graine
75011 Paris
FRANCE

Fixe :       09 60 45 22 47
Portable : 06 07 52 87 56 
____________ _________ _________ _________ _________ __
Do You Yahoo!?
Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail. yahoo.com  












__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

Kirim email ke