BANDUNG, TRIBUN - Hilangnya mahasiswa Planologi ITB Mizan Bustanul 
Fuady alias Inoel (21), mulai terkuak. Mantan Kepada Desa 
Pasirbatang, H Oyo, yang sempat merawat Inoel, sempat mendengar 
pembicaraan selintas antara Inoel dengan tiga polisi yang 
menjemputnya dari Bandung. 


Inoel saat itu berbicara kepada polisi di kamar di rumahnya H Oyo.  
Menurut H Oyo, seperti yang didengarnya, latar belakang penculikan 
itu adalah masalah harta warisan.


"Ketika tiga polisi tiba duluan di rumah saya pada hari Sabtu itu, 
ketiganya melakukan pembicaraan dengan Inoel di kamar. Warga lain 
yang ada di rumah disuruh keluar dulu, termasuk saya juga tidak 
diperkenankan berada di kamar. Tapi secara sepintas saya sempat 
mendengar ada masalah warisan di balik nasib yang menimpa Inoel," 
ungkap Oyo, kepada Tribun, Senin (1/12).


Namun Oyo mengaku tidak mengetahui secara rinci pembicaraan itu 
selain sempat didengarnya ada masalah warisan. "Saya sendiri tidak 
begitu yakin. Tapi sempat mendengar urusan warisan disebut-sebut oleh 
Inoel," jelasnya. Setelah itu Oyo mengaku terus keluar untuk 
menyambut kedatangan keluarga Inoel.


H Oyo adalah orang yang merawat Inoel setelah sebelumnya ditanyai 
warga di masjid Al Hikmah, Cineam. Kepada H Oyo Inoel mengaku 
diturunkan di tanjakan Cineam antara pukul 01.00 hingga pukul 02.00. 
Jarak antara tanjakan Cineam, Manonjaya dengan masjid Al Hikmah itu 
sekitar 1,5 km.
Seperti diketahui Inoel sebelumnya sempat pamit untuk membetulkan 
kacamata ke Griya Arcamanik. Namun setelah itu ia menghilang dan 
ditemukan di Manonjaya, Tasikmalaya pada Sabtu (29/11) subuh.


Pihak Polresta Bandung Timur kemarin memeriksa Inoel secara intensif, 
kurang lebih empat jam. Inoel diperiksa setelah dirawat di RS Sartika 
Asih dan dinyatakan pulih kesehatannya. Menurut sumber Tribun di 
kepolisian, pemeriksaan terhadap Inoel difokuskan untuk mengetahui 
jalan cerita menghilangnya Inoel saat Kamis (20/11) pagi.   Inoel 
oleh petugas kepolisian diperiksa sebagai korban dalam kasus 
tersebut. Namun untuk langkah lebih lanjut, pihak kepolisian masih 
menunggu hasil pemeriksaan terhadap Inoel.


Dari pemeriksaan,  kata sumber di Polresta Bandung Timur, ini Inoel 
memang diduga diculik dengan latar belakang harta warisan kakeknya.  
Namun sumber ini tak mau menyebutkan secara rinci dan hari ini, dan 
rencananya Kapolwiltabes akan memberikan keterangan hasil pemeriksaan 
Inoel.


Ayah Inoel, Slamet Riyadi Bisri, membantah ada konflik keluarga soal 
harta warisan yang membuat Inoel hilang. Namun ayah Inoel, Selamet 
Bisri menyerahkan sepenuhnya hasil pemeriksaan pada polisi. 


Nonton Film
Saat Inoel masih dirawat di RS Sartika Asih, menurut ayah Inoel, 
Slamet, kondisi kejiwaan anaknya memang sempat depresi.  Namun 
menurutnya, yang terkena depresi bukan  hanya Inoel saja. Orangtua 
dan pihak keluarga juga mengalami hal yang sama.


Bahkan, kadang terbersit olehnya jika Inoel pergi harus mendapat 
pengawalan. 


Untuk menghilangkan kejenuhan, Inoel minta dibawakan laptop dan film-
film yang lucu. "Ya CD-CD yang tidak terlalu berat. Tadi juga sempat 
nonton acara tivi yang lucu-lucu," ungkap Slamet. Namun tak 
disebutkan secara pasti film apa yang diminta dan ditonton Inoel. 


Malamnya pun, setelah menjalani pemeriksaan di Polresta Bandung 
Timur, Inoel langsung meluncur ke rumah orangtuanya di Jalan Sepak 
Bola No 5 Arcamanik, Bandung. Sesampainya dirumah sekitar pukul 
delapan malam kemarin, Inoel langsung disambut sejumlah keluarga dan 
kerabatnya. Tak hanya itu, Inoel pun disambut tangisan haru pihak 
keluarga yang tak menyangka Inoel bisa kembali dengan selamat. Bahkan 
hujan besar malam kemarin pun tampak mengiringi kepulangan mahasiswa 
ITB ini.


"Keluarga sekarang sudah senang Inoel bisa kembali dengan selamat. 
Mudah-mudahan kejadian ini ada hikmahnya," ungkap bapak kandung 
Inoel, Slamet Riyadi Bisri.


Sekitar pukul 21.00, setelah berbincang dan bercanda untuk menutupi 
rasa kangen, Inoel bersama keluarga kemudian langsung menonton video 
rekaman kawinan kakaknya yang digelar pada 11 Oktober silam. Namun 
sang bapak, Slamet mengaku enggan menonton film kawinan ini, karena 
masih merasa trauma. 


"Saya masih trauma nonton film itu. Karena sehari sebelum Inoel 
meninggalkan rumah, Inoel beserta ibunya Butet menonton terlebih 
dahulu film itu hingga pukul 03.00. Kemudian pagi harinya Inoel pergi 
tanpa kabar," ujar Slamet.


Hingga kini Slamet mengaku belum terpikir akan mengadakan pesta 
selametan atas kepulangan Inoel. Namun, imbuh dia, mungkin saja 
digelar dalam waktu dekat.  (stf/tis/sob/dia)


 Teman-teman Mizan Bustanul Fuadi alias Inoel di Himpunan Mahasiswa 
(Hima) Planologi ITB merasa lega dengan kepulangan Inoel. Mereka pun 
bisa menjalankan aktivitas di Hima dengan lireks. Tidak seperti 
sebelumnya, mereka sangat sulit berekspresi karena isu hilangnya sang 
ketua sangatlah sensistif. Salah memberikan pernyataan, bisa-bisa 
menambah masalah.


"Sekarang sudah lega. Kami semua gembira, Inoel ditemukan dengan 
selamat," kata Dendra Falah, Ketua Bidang Eksternal Hima Planologi 
ITB, di ITB, Senin (1/12).


Saat Inoel kembali ke kampus, teman-teman merencanakan untuk membuat 
syukuran sebagai tanda terimakasih kepada Tuhan yang melindungi 
keselamatannya. Hanya saja, sampai saat ini Ineol masih belum bisa 
dijenguk karena harus mendapatkan perawatan medis. Padahal teman-
teman di Hima Planologi sangat ingin menemuinya.


Dendra sudah mengetahui ditemukannya Ineol dari seorang teman yang 
ikut menjemput ke Tasikmalaya. Kabar itu kemudian tersiar ke teman-
teman di ITB. Mereka menanggapi dengan penuh syukur. 


Soal tertutupnya mahasiswa Planologi saat dimintai keterangan 
wartawan, kata Dendra, bukan karena tidak mau berkomentar. Namun, 
mereka sudah sepakat utnuk memberikan informasi satu pintu yakni dari 
pihak rektorat. Sejak beberapa mahasiswa bertemu dengan rektorat, 
hingga sekarang belum ada informasi lanjutan. Setidaknya, kepulangan 
Ineol pantas untuk disyukuri. Ival, mahasiswa planologi yang 
melakukan itu. Ia sangat gembira setelah sepekan tidak ada kabar 
keberadaan ketuanya.


"Kami bersyukur dan gembira," akunya.
Ibu Inoel, Butet Nasution mengatakan, Inoel kemungkinkan akan 
terlebih dahulu mengambil cuti kuliahnya di Institut Teknologi 
Bandung (ITB) jurusan Planologi. Itu dilakukan guna memulihkan 
kondisi  Inoel setelah kepulangannya.


"Kalau kondisi Inoel belum pulih, mungkin saya akan menyuruh Ineol 
untuk cuti kuliah dulu," ujar Butet, ibunda Inoel saat ditemui di 
rumahnya, Senin (1/12) sore.


Dikatakan Butet, memang dalam waktu dekat ini Inoel akan di hadapkan 
ujian kuliah. Namun, demi kesehatannya, hal itu bisa ditunda terlebih 
dulu. Apalagi, imbuh Butet, kondisi Inoel belum pulih maksimal. 


"Tapi kalau Inoel tetap ingin kuliah, saya tidak akan melarangnya," 
jelas Butet.


Sementara pelajaran yang akan diambil pihak keluarga atas kejadian 
ini, dikatakan Butet, pihaknya akan lebih mengawasi Inoel. Baik dalam 
pergaulannya, maupun hal lainnya. "Tentunya keluarga akan lebih 
mengawasi dan memperhatikannya, " kata dia. (dia/sob)


--- In gorontalomaju2020@yahoogroups.com, "marwahyamin" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> BANDUNG, TRIBUN-Kondisi Mizan Bustanul Fuadi (21) alias Inoel yang 
> sejak kemarin dirawat di RS Sartika Asih Bandung, siang ini mulai 
> membaik. Namun, ia masih belum banyak bicara. Secara psikologis, ia 
> masih tampak depresi. 
> 
> 
> Inoel yang tercatat sebagai mahasiswa Planologi Institut Teknologi 
> Bandung (ITB) dinyatakan hilang sejak Kamis (20/11). Ia baru 
> ditemukan masyarakat di Kampung Cigurugbug, Desa Pasir Batang, 
> Kecamatan Manonjaya, Kota Tasikmalaya, Sabtu (29/11) subuh. Inoel 
> dibawa ke RS Srtika Asih oleh keluarga dan aparat kepolisian dari 
> Polresta Bandung Timur dan Polwiltabes Bandung ke Bandung kemarin 
> siang. 
> 
> Sejauh ini belum jelas benar misteri di balik hilangnya Inoel. 
Butet 
> Nasution, ibunda Inoel, mengaku pihak keluarga juga belum berani 
> bertanya terlalu banyak karena khawatir dapat mengganggu pemulihan 
> kondisi psikologis anaknya.
> 
> "Namun, secara fisik kondisinya sudah jauh membaik. Semalam ia 
tidur 
> nyenyak. Makannya juga banyak," kata Butet.(pin)
> 
> 
> 
> 


> 
> --- In gorontalomaju2020@yahoogroups.com, "marwahyamin" 
> <marwahyamin@> wrote:
> >
> > BANDUNG, TRIBUN - "Ni, tlg". Itulah sepotong pesan pendek (SMS) 
> > terakhir yang dikirimkan Mizan Bustanul Fuady atau akrab disapa 
> Inoel 
> > pada hari ia menghilang, Kamis pekan lalu. Mahasiswa Departemen 
> > Planologi ITB itu pamit kepada ibunya untuk pergi ke Griya 
> Arcamanik, 
> > dengan berpakaian seadanya, celana pendek dan jaket. 
> > 
> > 
> > Siapa Ni yang dimaksud dan dimintai pertolongan oleh Inoel? 
> > Penelusuran Tribun di kampus ITB dan dunia maya menunjukkan Ni 
yang 
> > dimaksud adalah Yanie, atau lengkapnya Maria Goretti Sri 
Handayani. 
> > Yanie adalah mantan general manager Radio 108 18EH, sebuah radio 
> > kampus yang awaknya para mahasiswa. Yanie juga adalah teman 
> > seangkatan Inoel di Planologi.
> > 
> > 
> > Mengapa pesan singkat itu disampaikan Inoel kepada Yanie, bukan 
> > kepada keluarganya atau teman-teman Inoel yang lain? Sepertinya, 
> > Inoel dan Yanie memang memiliki hubungan khusus, sebutlah 
> berpacaran.
> > 
> > 
> > Indikasi kuat itu terlihat dari sejumlah komentar teman-teman 
Yanie 
> > di situs pertemanan Friendster (FS). Misalnya saja Dendy yang 
> > memposting komentar pada Minggu (24/11) pukul 00.35. "Yan, gw 
baru 
> > denger, sabar ya, klo ada yang bisa gw bantu, contact me at 
> anytime, 
> > i'll pray for him." 
> > 
> > 
> > Dua jam kemudian, Risma juga memposting komentar. "Sabar yah, 
> > Yan..pasti usahanya gkan sia2," begitu tulis Risma. Risma atau 
nama 
> > lengkapnya Risma Putri Arum adalah mahasiswi Sipil ITB angkatan 
> 2005, 
> > yang juga alumnus SMAN 3, tempat Inoel bersekolah. 
> > 
> > 
> > Ia pun mengirim komentar di Friendster milik Inoel pada Rabu 
pukul 
> > 11.27: "heeuuurrrgghh!! kamu dimana???????????????????????? kamu 
> > orang baik, semua orang pasti berdoa supaya Allah slalu lindungin 
> > kamu. cepet pulang, Brow."
> > 
> > 
> > Indikasi yang lebih menguatkan bahwa Inoel dan Yanie berpacaran 
> > adalah foto-foto mereka berdua di suatu tempat. Tempat itu adalah 
> > sebuah jembatan kereta api dengan sungai mengalir di bawahnya. Di 
> > dekat jembatan KA itu ada penunjuk km, yaitu 1290. Inoel dan 
Yanie 
> > berfoto secara sendiri-sendiri di tempat yang sama. Lalu mereka 
> > berdua berfoto di atas bebatuan di sungai yang mengalir di bawah 
> > jembatan kereta api itu. 
> > 
> > 
> > Menurut penelusuran Tribun, Yanie sering berkomentar di FS Inoel. 
> > Namun tak sekali pun Inoel mem-posting komentar di FS Yanie. Baca 
> > komentar Yanie di FS Inoel yang dikirim pada tanggal 27 Oktober 
> 2008 
> > pukul 11.12. "Hidup itu anugrah yang indah dengan warna2 dari 
> orang2 
> > yang ada di sekitar kita...today i'm thank GOD 4 each colour on 
my 
> > life..it never gone..n one of them is u..luv u...." Luv u adalah 
> kata 
> > gaul untuk ungkapan cinta. 
> > 
> > 
> > Sampai kemarin, Yanie sulit ditemui. Saat Tribun mengunjungi 
studio 
> > 18EH Radio ITB, Yanie tidak ada di sana. Padahal, kata sejumlah 
kru 
> > radio, Yanie biasa mangkal di studio walaupun sudah bukan GM 18EH 
> > Radio ITB lagi. Menurut salah seorang di antara mereka, sudah dua 
> > minggu lebih Yanie tidak terlihat datang ke studio radio. Namun 
> saat 
> > Tribun meminta alamat Yanie dan nomor kontaknya, mereka menolak. 
> > 
> > 
> > Sejauh ini jejak Inoel sekaligus Yanie masih misterius. Apakah 
> > hilangnya Inoel terkait dengan hubungan cinta kasihnya dengan 
Yanie 
> > yang disebut-sebut berbeda agama? Itu pun masih belum bisa 
> dibuktikan.
> > 
> > 
> > Namun sejumlah teman Yanie di jejaring perkawanan FS merasa 
> khawatir 
> > dengan Yanie. Mereka membaca dari shoutout yang ditulis Yanie. 
> Isinya 
> > adalah "Doakan saya bisa menemukan jawaban yang saya cari tanpa 
> > menyakiti siapapun..."
> > 
> > 
> > Menurut infromasi dari ibunda Inoel, Butet Nasution, Yanie memang 
> > teman dekat Inoel. "Dia sering berbarengan dan jalan bareng," 
ucap 
> > Butet di rumahnya Jalan Sepakbola No 5, Arcamanik, Kemarin.
> > Menurut Butet, kedekatan anaknya dan Yanie sudah sejak lama. 
> "Sebatas 
> > mengerjakan tugas kelompok, belajar bareng, dan sebagainya. Ya, 
> bisa 
> > dibilang hanya teman dekat," kata Butet.
> > 
> > 
> > Butet menolak jika kepergian anaknya itu disebabkan keluarga 
tidak 
> > merestui hubungan Inoel dengan Yanie. "Oh, gak ada hubungan 
dengan 
> > itu. Dia itu tidak pacaran," ungkapnya.
> > 
> > 
> > Menurut Butet, sejak kepergian Inoel, Yanie sering berkunjung ke 
> > rumah dirinya. Selain menemani keluarga, Yanie ikut juga berusaha 
> > mencari Inoel. Bahkan, imbuh Butet, wanita itu berharap agar 
Inoel 
> > cepat pulang. 
> > 
> > 
> > "Dia (Yanie, Red) selalu bilang, mudah-mudahan Inoel bisa cepat 
> > pulang dalam keadaan baik-baik," tegas Butet.
> > 
> > 
> > Menurut Butet, Inoel dan Yanie sama-sama kuliah di ITB, dan 
> > bertetangga. "Yanie rumahnya di Jalan Atletik, dan saya di Jalan 
> > Sepakbola. Wajar kalau dekat. Kalau anak saya ke rumah Yanie, 
tidak 
> > pernah sendiri, sering ditemani teman-temannya," ungkap Butet. 
(mac/
> > sob)
> >
>


Kirim email ke