Terima kasih, atas koreksi dan info.

salut buat bung funco, jadi banyak tandem buat bahasa gorontalo nanti di UNG. 



--- Pada Ming, 16/5/10, Funco Tanipu <funcotan...@gmail.com> menulis:

Dari: Funco Tanipu <funcotan...@gmail.com>
Judul: Re: [GM2020] Atiolo bahasando hulondalo/Palipa li pali lotulotuto / 
Palipa li pali anta-antango
Kepada: "Gorontalo Maju" <gorontalomaju2020@yahoogroups.com>
Tanggal: Minggu, 16 Mei, 2010, 7:35 PM







 



  


    
      
      
      













Bahasa Gorontalo cukup beragam dalam setiap pemaknaan sesuatu.

Contoh; 
1. Anta-antango (robek) beda dengan hua-huango (lubang), lotu-lotuto (bolong).

2. Masalah bunyi ; eelenggenga, humu-humuo, bubulonggala, koko-kokoo, dll. 
Kalau bahasa Indonesia, cukup dinamakan dengan bunyi. Di Gorontalo setiap bunyi 
berarti yang beda dengan bunyi lain.

Dan masih banyak lagi,..


Belum lagi jika kita akan mengklasifikasi bahasa; bangganga (kasar) dan aruti 
(halus). Atau yang normal/wajar.

Misalnya, popoheuta mola boyito huhebu beda dengan wanu mowali popohebua pomola 
boyito huhebu.. 

Secara teoritik saya tidak menguasai, tetapi saya menggunakan bahasa Gorontalo 
sejak mulai bisa berbicara. 

Pengalaman saya dalam memasyarakatkan bahasa lo hulondalo cukup mudah, misalnya 
dalam rumah kita berbahasa Gorontalo walau hanya kita sendiri yang bisa 
berbahasa, ini mesti diikuti oleh gerakan tubuh agar penerjemahannya agak mudah.

Adik saya di Luwoo tak bisa sama sekali berbahasa Gorontalo. Tetapi, dalam enam 
bulan dia bisa mengerti bahasa Gorontalo bahkan bisa berbicara walau "donggo 
bula-bulai". Dalam setiap berbicara dengannya, saya selalu berbahasa Gorontalo 
sekaligus dengan mengartikannya.

Persoalan berbahasa Gorontalo sebenarnya persoalan mental, terlalu banyak ngga 
ta momolita mo hulondalo, ngga halale mo logat lo molayu. Ada istilah lo 
kambungu (bagi orang-orang tua yang tdk bs ber-molayu); ngga halale tombateya 
jabo pomolayuwa..

Kalo saya memaknai lebih detail sikap "umomolita" seperti diatas, ini salah 
satu penyebabnya adalah mental kolonial yang masih bersemayam dalam benak dan 
mental bangsa kita. Kenapa bahasa Molayu (melayu-manado) lebih banyak 
dipraktikkan dibanding bahasa Gorontalo, karena Minahasa melalukan kolonisasi 
pengetahuan dan bahkan kebudayaan kita cukup lama. Hal ini diawetkan dalam 
keseharian dan termasuk administrasi pemerintahan.

Perlawanan terhadap budaya dominan seperti ini bisa meneladani India. India 
cukup sukses melakukan counter hegemony terhadap Inggris yang mayor. Banyak 
siasat poskolonial yang mereka lakukan; ahimsa, mimikri dll.

Apakah kita mampu? Saya kira kita bisa. 

Hanya saja, pengembalian bhs Gorontalo sebagai bahasa umum/publik semestinya 
bukan diletakkan pada altar romantisme belaka.

Bagaimana kita melawan budaya mayor itu?

Althusser misalnya pernah mengajarkan bahwa konstruksi pengetahuan bisa 
dilakukan struktur aparatus agar menjadi habit. Mesjid, sekolah, arisan, aruwa, 
akadji dll adalah struktur sosial yang bisa dijadikan media melakukan 
rekonstruksi diatas.

Sekolah saya kira sudah memulai, tetapi sebagaimana MY berkeluh kesah, 
Universitas (UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO, UG, Ichsan dll) mesti sesegera 
mungkin melalukan "perlawanan" tersebut. 

Saya kira pula, Prof Mansoer sudah banyak berdarah-darah dalam mengembalikan 
bahasa Gorontalo sebagai bahasa publik. Tinggal bagaimana sikap kita hari ini?



 



Terima Kasih


Funco TanipuFrom:  Yayu Arifin <yayujahjaarifin@ yahoo.co. id>
Sender:  gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
Date: Sun, 16 May 2010 20:02:08 +0800 (SGT)To: <gorontalomaju2020@ yahoogroups. 
com>ReplyTo:  gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
Subject: Re: [GM2020] Atiolo bahasando hulondalo/Palipa li pali lotulotuto / 
Palipa li pali anta-antango

 



    
      
      
      Sarungya Pali Luka luka 

sarung tidak pernah luka 

sarung itu sobek atau bolong hulonthalo liyo = anta-antango atau lotu-lotuto / 
hua-huango

Jadi tepatnya : 

Palipa li pali lotulotuto / Palipa li pali anta-antango 

--- Pada Ming, 16/5/10, denb...@yahoo. com <denb...@yahoo. com> menulis:

Dari: denb...@yahoo. com <denb...@yahoo. com>
Judul: Re: [GM2020] Atiolo bahasando hulondalo
Kepada: "Mell's" <gorontalomaju2020@ yahoogroups. com>
Tanggal: Minggu, 16 Mei, 2010, 5:59 PM







 



    
      
      
      












Pali pali pali pali paliSent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSATFrom:  "Agus Lahinta" <lahi...@gmail. com>
Sender:  gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
Date: Sun, 16 May 2010 10:51:30 +0000To: <gorontalomaju2020@ yahoogroups. 
com>ReplyTo:  gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
Subject: Re: [GM2020] Atiolo bahasando hulondalo

 



    
      
      
      














Palipa liyo pali pali

Salam,

Agus LahintaFrom:  "Umarulfaruq Abubakar" <kakm...@yahoo. com>
Sender:  gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
Date: Sun, 16 May 2010 10:29:32 -0000To: <gorontalomaju2020@ yahoogroups. 
com>ReplyTo:  gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
Subject: Re: [GM2020] Atiolo bahasando hulondalo

 



    
      
      
      ti Funco ti ey.. 

bo malali.. :-D



wanu soal bahasa daerah, saya tetap angkat jempol sama orang sunda deng orang 
padang. openu to lipu lo utonu, tetap saja pake bahasa sunda atau padang. 
justru ganjil dan aneh kalo orang sesama daerah mereka pake bahasa 
indonesia.akhirnya orang luar daerah pun jadi ikut bisa dua bahasa itu.

sama juga deng tau lo aceh, bekeng pesta pernikahan, dari awal sampe akhir 
pake-pake bahasa aceh ju. padahal yang hadir itu ada yang dari provinsi 
macam-macam, bahkan dari negara yang berbeda-beda.



o, iya

wolo hulondhalo liyo "sarungnya paali luka" luka :-d



odu olo

umar



--- In gorontalomaju2020@ yahoogroups. com, "Funco Tanipu" <funcotanipu@ ...> 
wrote:

>

> 

> Kalo bahasa Gorontalo sumur dibuat apa ya?

> 

> 

> 

> 

> 

> Terima Kasih

> 

> 

> Funco Tanipu

> 

> -----Original Message-----

> From: denb...@...

> Sender: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com

> Date: Sun, 16 May 2010 08:10:02 

> To: Mell's<gorontalomaju2020@ yahoogroups. com>

> Reply-To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com

> Subject: [GM2020] Atiolo bahasando hulondalo

> 

> Masih kok? Walaupun sejak usia 14 thn saya sudah tidak tinggal di Gorontalo, 
> namun saya bangga dgn Bahasa Gorontalo! Ada beberapa ungkapan yang saya 
> sukai, yang hanya dapat dijabarkan dgn indah dan mengandung makna filosofi 
> yang tinggi. Contoh ; "Lambi nggeengge, jia'a u molutu nga'ami..!" Dari 
> serumpun keluarga tak ada yang semuanya jadi matang! Ada yang sukses, ada 
> yang tak sukses! Ada yang kaya raya, ada yang bo jadi puu'o! Ada yang pintar, 
> ada olo yang bo lali mokobolo!! Tapi lebe bae bo jadi mantah dari pada 
> kematengan! Bo maali u'alo lo Abuhu! Kalo mantah masih bisa mo bekeng 
> keripik, dan keripik itu adalah cemilan orang kaya! Hehe..

> 

> Bolo ma'apu ju!

> 

> Sent from my BlackBerry�

> powered by Sinyal Kuat INDOSAT

> 

> ------------ --------- --------- ------

> 

> Majulah Gorontalo kita!Yahoo! Groups Links

>





    
     

    










    
     

    









    
     



 





    
     

    










    
     

    
    


 



  





Kirim email ke