Prabowo Subianto Menjawab: "Saya Merasa Dirugikan... "

tulisan: Ninuk M Pambudy

Kamis, 28 September 2006
Kompas.com

"Demi Allah, saya tidak pernah mengucapkan 'Presiden apa Anda? Anda naif'. 
Juga saya tidak mengucapkan, 'Atas nama ayah saya Prof Sumitro...'. Apa 
hubungan ayah saya dengan semua itu?" kata Prabowo Subianto (55), mantan 
Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat, di ruang kerjanya di 
Kompleks Bidakara, Rabu (27/9).

Berbicara teratur dan tenang, Letjen (Purn) Prabowo Subianto yang kini 
menjadi pengusaha dan Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia itu 
menjawab pertanyaan Kompas seputar buku mantan Presiden BJ Habibie, 
Detik-detik yang Menentukan, yang diluncurkan Sabtu (16/9).

Salah satu bagian menarik dari buku ini adalah dialog BJ Habibie, yang 
menjadi presiden menggantikan Soeharto yang mundur pada 21 Mei 1998, dengan 
Prabowo.

Disebutkan, alasan Habibie mengganti Prabowo karena mendapat laporan dari 
Pangab Jenderal Wiranto ada gerakan pasukan Kostrad menuju Jakarta, Kuningan 
(tempat tinggal Habibie dan keluarga), dan Istana Merdeka.

Bagian dialog di atas, menurut Prabowo, tidak sesuai dengan apa yang dia 
alami.

"Tulisan yang saya baca di Kompas (20/9), lalu saya baca bukunya, itu 
menurut versi Pak Habibie. Setiap orang memiliki hak menyampaikan versinya. 
Tetapi, karena menyangkut pihak lain, tentunya saya boleh menyampaikan versi 
saya," kata Prabowo.

"Apa yang saya lihat tidak sesuai dengan yang beliau uraikan. Mungkin karena 
beliau sudah sepuh dan (kejadian) sudah berlangsung lama. Beliau sampaikan 
dalam kalimat langsung. Ini merugikan karena saya tidak mengucapkan itu," 
ujarnya.

Prabowo menyebutkan, sampai saat ini dia tidak mengerti tujuan penulisan 
itu. "Dia orang yang saya hormati, kagumi, yang saya anggap bapak saya. 
Tetapi, ada insinuasi seolah-olah saya kurang ajar," kata Prabowo.

Menurut Prabowo, dia sudah meminta waktu bertemu Habibie untuk menanyakan 
hal ini, tetapi sampai saat ini belum ada jawaban.

Intuisi

Lalu, apa yang terjadi?

Prabowo menuturkan, Jumat 22 Mei 1998 dia mendapat laporan dari stafnya, 
Pataka Kostrad yang merupakan lambang kepemimpinan komando kesatuan akan 
diambil. Itu berarti komandan akan diganti. "Kok, tidak ada pemberitahuan 
kepada saya?" kata Prabowo.

Prabowo menggambarkan, hubungannya cukup dekat dengan Habibie ketika itu. 
Dia mengagumi Habibie saat menjadi Menteri Negara Ristek karena dia anggap 
Habibie dapat membawa Indonesia menjadi negara industri maju. "Beliau sering 
mengatakan kepada saya, bila saya mengalami tanda tanya, silakan datang 
kepada beliau. Itulah reaksi saya ketika datang ke Istana," tutur Prabowo.

Seusai shalat Jumat sekitar pukul 14.00 tanggal 22 Mei 1998, dia datang 
dengan dua kendaraan ke Wisma Negara. Satu dinaiki Prabowo dan satu 
kendaraan pengawal. Dia menemui ajudan Presiden untuk minta bertemu 
Presiden.

"Saya orangnya naif dan polos-polos saja. Kalau saya lihat sekarang, mungkin 
mereka tegang lihat saya datang dan saat itu banyak pengawal di sana."

"Saya datang dengan pakaian loreng, pakai kopel, dan bawa senjata. Saya 
melepas kopel dan senjata saya karena itu etika dalam militer," papar 
Prabowo.

Begitu bertemu, menurut Prabowo, Habibie mengatakan penggantian itu 
keputusannya. "Anehnya, beliau mengatakan penggantian itu atas permintaan 
Pak Harto," kata Prabowo.

Jawaban Habibie berubah lagi ketika Prabowo menemui Habibie di rumahnya di 
Jerman tahun 2004 sebelum Konvensi Golkar untuk membuat klarifikasi atas 
pernyataan Habibie-antara lain di depan para editor media Jerman di 
Asia-seolah-olah Prabowo akan melakukan kudeta.

"Saya bertemu Habibie di rumahnya. Siangnya kami makan di rumah makan china, 
lalu dia mengajak ke rumahnya. Kami bertemu dari pukul 13.00 sampai 23.00. 
Saya jelaskan semua dan dia mengatakan yang meminta saya mundur adalah 
negara superpower," paparnya.

Prabowo mengakui, dia memang sempat merasa karena kedekatannya, Habibie akan 
memakai dia. "Saya ingin melihat transisi yang smooth, smooth landing untuk 
Pak Harto karena beliau juga orang yang dibesarkan Pak Harto, dan demi 
bangsa kita. Jangan lupa, ketika itu ekonomi kita hancur, nilai rupiah 
hancur, terjadi capital flight," tuturnya menjelaskan.

Prabowo mengatakan sudah menyadari dari sejarah, jika seorang pemimpin 
turun, semua yang dekat dengan pemimpin itu juga akan turun. "Saya punya 
intuisi saya akan diganti, tetapi itu biasa saja," kata Prabowo. "Saya 
menjunjung tinggi konstitusi dan saya tidak mengeluh atas keputusan presiden 
(untuk mundur malam itu juga dari jabatan Panglima Kostrad).

Tentang kudeta

Juga insinuasi di dalam buku seolah-olah dia akan kudeta, dia pernah menulis 
surat kepada Habibie menjelaskan soal ini dan Habibie tidak pernah membantah 
penjelasannya.

Permintaan Prabowo agar penggantiannya ditunda tiga bulan lagi adalah untuk 
memperlihatkan pergantian pemimpin itu biasa dan dapat berjalan mulus. 
Ketika Habibie memutuskan dia harus diganti malam itu juga, dia menerima 
tanpa mengeluh.

"Bandingkan dengan kejadian di Thailand. Thaksin memberhentikan panglima 
angkatan darat, bukannya dilaksanakan, malah dikudeta," ujar Prabowo. "Kalau 
betul tuduhan niat saya tidak baik, saya saat itu memimpin 34 batalyon. Saya 
bisa lakukan dan kenapa saya harus datang sendirian kepada beliau."

Yang tidak disebutkan dalam buku, Kamis malam sekitar pukul 23.00 Prabowo 
bertemu Habibie. Mereka berpelukan dan Prabowo menyerahkan pernyataan 
dukungan 44 ormas Islam kepada Habibie. Namun, situasi berubah cepat 
keesokan paginya.

Di luar itu, semua asisten Prabowo di Kostrad berada di bawah komando 
Panglima Komando Daerah Militer Jaya Mayjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin.

Tidak ingin dendam

Ditanya apakah akan menuntut secara hukum, Prabowo mengatakan akan berbicara 
dengan tim hukumnya. Dia mempertimbangkan menulis buku.

"Saya melihat dari sisi positif. Pergantian itu karena pertimbangan politik, 
saya dianggap dekat dengan keluarga Soeharto. Itu hak beliau sebagai 
Presiden," katanya menambahkan.

Dia mengatakan tidak ingin mendendam atau sakit hati. "Benar saya kecewa dan 
menyesalkan, tetapi mari melihat ke depan. Banyak pekerjaan harus dilakukan 
daripada pemimpinnya saling mencela dan meminta pujian. Masalah kita sangat 
besar: flu burung, pengangguran, kemiskinan, sumber daya alam dikuasai 
asing. Jadi, setelah 61 tahun merdeka, kita tetap miskin."***[gospol] 



_________________________________________________________________
 Untuk keluar dari milis ini, kirim email ke:
 [EMAIL PROTECTED]
 Baca Arsip Gosip Politik di www.sekaligus.com (klik "EXTRA HOT")
¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯ 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/gosip-politik/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/gosip-politik/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke