Presiden Libatkan Tiga Menko Wapres: Saya Ikut Melihat Nama-nama Sabtu, 5 Mei 2007 Jakarta, Kompas -
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengaku masih terus mempersiapkan perombakan kabinet di kediamannya, Puri Cikeas Indah, Bogor, Jawa Barat, Jumat (4/5). Dalam proses itu Presiden mengatakan melibatkan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan tiga menteri koordinator. Pengakuan Presiden itu disampaikan dalam jumpa pers seusai shalat Jumat di Masjid Istiqamah, Cikeas, Gunung Putri, Bogor. Menyinggung soal analisis yang sering muncul, dalam kesempatan itu Presiden meminta hak prerogatif yang dimilikinya dihormati. "Jangan sampai ada paradoks. Di satu sisi mereka katakan ini hak prerogatif presiden, tetapi ada langkah-langkah lain yang justru tidak seperti itu," ujarnya. Presiden juga berbicara soal wacana tentang 13 menteri kabinet yang sakit, tidak bisa bekerja, dan harus diganti. Berkaitan dengan wacana ini, Presiden minta semua pihak taat pada sistem. Wapres ikut lihat nama Setelah shalat Jumat di masjid Kantor Wapres kemarin, Jusuf Kalla menyatakan, jika ingin mencapai pemerintahan yang lebih baik lagi, Presiden harus mencari menteri pengganti yang lebih baik dari menteri sebelumnya. Jika tidak, tujuan pergantian menteri ini tidak akan tercapai. Menurut Wapres, sejak awal Presiden selalu menggambarkan pergantian ini untuk mencapai pemerintahan yang lebih baik. Acuan menteri yang lebih baik itu, kata Wapres, terkait dengan kemampuan, kredibilitas, dan lain-lain. "Itu yang harus dilakukan mengingat kita sudah sepaham bahwa pergantian kabinet ini bukan masalah politik, tetapi masalah kinerja pemerintah," kata Wapres menambahkan. Wapres mengatakan, menteri itu nantinya yang akan mengarahkan pelaksana. "Itu penting dan berat. Sudah gajinya kecil, dikritik DPR dan dikritik rakyat. Akan tetapi, memang banyak yang mau jadi menteri," kata Wapres. Tentang waktu pelaksanaan pergantian menteri, Wapres meminta masyarakat bersabar. "Tunggu saja. Kan, ini masih awal Mei? Yang mau jadi menteri saja bersabar, masa kalian tidak?" kata Wapres. Tentang keterlibatannya bersama Presiden dalam pergantian menteri ini, Wapres menjawab, "Saya ikut melihat-lihat nama-namanya." Dalam jumpa pers kemarin Presiden mengatakan, "Saya memelihara komunikasi dengan Wapres dan bahkan dengan para menteri koordinator yang secara proporsional, sekali lagi secara proporsional. Saya juga meminta pendapat dan pertimbangan beliau-beliau. Tentu saja keputusan akhir pada saya." Tiga menteri koordinator adalah Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Widodo AS, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Boediono, dan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Aburizal Bakrie. Presiden mengemukakan, persiapannya melakukan perombakan kabinet berjalan baik dan tidak ada tekanan. Mengenai wacana yang menyebut 13 menteri sakit, tidak bisa bekerja, dan harus diganti, Presiden minta semua pihak taat pada sistem. Untuk mengecek kesehatan para menteri, Presiden telah meminta tim dokter kepresidenan memberikan laporan. Status kesehatan semua menteri telah diterima Presiden, Jumat dini hari. "Itu yang layak dipercaya. Saya pedomani itu. Jadi, sepanjang hasil pemeriksaan kesehatan mengatakan menteri A, menteri B, masih dapat mengerjakan pekerjaan sebagai menteri, ya tidak boleh kita anggap tidak mampu lagi secara fisik untuk bekerja," ujarnya. Presiden mengaku sudah mulai berkomunikasi dengan menteri-menteri yang akan diberhentikan atau yang kinerjanya tidak maksimal tetapi masih diberikan kesempatan di kabinet. Menteri yang diberhentikan, menurut Presiden, belum tentu karena tidak cakap atau melakukan kesalahan. Kemarin Presiden tidak menyebutkan tanggal pengumuman kabinet barunya. Sepanjang hari ia berada di kediamannya, hanya keluar rumah ketika shalat Jumat. Semalam tidak terlihat para menteri atau calon menteri datang ke Cikeas. Semalam, Presiden justru menerima para gubernur yang telah mengikuti Musyawarah Pembangunan Nasional 2007. Selama berada di Cikeas, Presiden hanya ditemani Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi. Menguntungkan PDI-P Pendapat dan komentar tentang perombakan kabinet kemarin masih berlangsung. Wakil Rektor Universitas Paramadina Yudi Latif dalam diskusi di ruang wartawan Gedung MPR/DPR mengatakan, buruknya kinerja para menteri bukan semata-mata buruknya kerja menteri bersangkutan, tetapi juga karena Presiden tidak punya arahan, fokus, dan prioritas. Mantan Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Abdul MuÂ’ti di Jakarta mengatakan, idealnya, pertimbangan pergantian menteri adalah kinerja dan ketokohan seseorang di masyarakat. "Misalnya menteri yang punya basis massa fanatik, jika diganti bisa menimbulkan kekecewaan dan masalah antara presiden dengan massa pendukung menteri tersebut," ujarnya. Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Pramono Anung mengatakan, "Semakin tidak jelas keputusan tentang reshuffle ini membuktikan Presiden memang selalu berubah-ubah pendiriannya, dan semakin menguntungkan posisi PDI-P."***[gospol] Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com