Semarang, 22 April
2009
Pada kesempatan berikutnya berlanjut
diskusi yang saling dilakukan dengan rasa hati yang tulus. Di awali dengan
Makan Nasi Pecel Mbok Sador di simpang lima bersama Bapak Imam Sudrajat dan
Bapak Medhi, ada di temani oleh Mas Aji. Kerinduan untuk maka sate bekicot
tidak kesampaian, tapi sebagai gantinya maka sate siput, dengan tambah, jadi
makan 1 porsi.
Setelah makan berpisah untuk menuju
Wotugong, namun telah tutup saat sampai kesana, lalu pergi ke Pura Agung Giri
Natha, tempat sejuk dan nyaman, tapi sekali lagi saying telah tutup, lalu
sambil menuju Lawang Sewu dan berpisah dengan Pak Medhi, maka sempat mampir ke
tempatnya petilasan Ki Ageng Pandanaran. Setelah itu lalu mampir di Lawang Sewu
sambil menganggumi sejarah yang sayang tidak di lestarikan.
Mampir di tempat Mas Aji sekedar
untuk minum kopi dengan membahas tentang Manajemen tentang cinta dalam mengatur
perusahaan.
Jika perusahaan di dirikan dengan
cinta, maka jangalah sampai hanya cinta sementara atau cinta yang semu saja. 
Haruslah
pada urutan yang jelas dan tegas, sehingga cinta yang harusnya membantu dan
membangun pada akhirnya hanya sebagai cinta yang memanjakan. Maka hal yang
perlu di ingat adalah:
Cinta itu LUGU: polos atau apa
adanya, tidak pura-pura, tidak munafik, tapi sederhana, artinya siap setiap
saat.
Cinta itu MAMBU: hasilnya nyata dan
tanpak/ terlihat, tanpa harus di ada-adain, tanpa harus ingin menunjukan
(misalnya nolong mau di hargai).
Cinta itu KAKU: haruslah tegas agar
tidak akhirnya memanjakan, dalam cinta itu adalah butuh ketegasan.
Semua di bungkus dengan KESETIAAN.
Ya.. sekilas bisa sharing dan
berbagi.
Perjalanan berikutnya adalah
ketempat Pak Drajat, yang tentunya kami merasa sangat dihargai dengan
mengeluarkan sejumlah pusaka untuk di sharingkan, sehingga menjadi patotkan
bahwa kami (saya dan mas Aji) bukanlah siapa-siapa, tapi adalah saudara
sendiri, karena menurut orang jawa, bahwa kalau seseorang menunjukan pusakanya
maka itu tanda telah di anggap sebagai saudaranya.
Kurang lebih sharing:
Dari Pak Drajat cerita tentang
perjalanan, sampai saya di ceritakan tentang Bapaknya yang adalah orang yang
cukup kuat dalam laku, serta tentunya Islam yang Sejati menjadi sharing yang
sangat membangun.
Saya hanya bisa berbagi sedikit,
walaupun yang bisa saya tegaskan tentang HAM. Banyak orang  berteriak tentang 
HAM, tapi hanya mengerti
Hak Asasi Manusia yaitu HIDUP. Tapi kalau menurut kami (Gantharwa) HAM itu
adalah HAK UNTUK HIDUP (tidak lantas titik/behenti, tapi di lanjutkan dengan
koma), DENGAN CARA MENHIDUPI ORANG LAIN. Yang sederhana dengan menghidupi orang
lain antara lain adalah JANGAN MENYAKITI ORANG LAIN, terdiri dari:
        1. Jangan mennyakiti secara fisik = full body contact
        2. Jangan menyakiti secara kata-kata = dengan sabda
        3. Jangan menyakiti dengan ekspresi = raut wajah dan mata
        4. Jangan menyakiti dengan pikiran -  pemikiran = ide yang tertuang 
dalam tulisan atau bentuk apapun
        5. Jangan menyakiti secara niat dari hati = dendam kesumat, atau 
perencanaan kejahatan.
Dan sedikit berbagi tentang latihan
di Gantharwa.
Tak terasa sudah mau jam 5 pagi,
saatnya beranjak untuk besok bisa ke Solo.
Terima kasih Pak Drajat dan Mas Aji,
menemani hari-hari di Semarang.
 
Salam Sejati
"Siapa yang bersungguh-sungguh, 
akan menemukan yang dicarinya"


      ____________________________________________________________________
Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! 
http://id.yahoo.com/
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
Quote: 
** In this age of Aquarius, science will become religious, and religion will 
become scientific. Disagreements between science and religion will come to an 
end, and people will begin to comprehend that both spirit and matter are 
derived from the same source, and are only modifications of the One Universal 
Energy **

Milis HU Internasional: 
http://health.groups.yahoo.com/group/harmonization-universal
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke