Assalamualaikum,
Permasalahan Dalam Berdo'a
(posting asal oleh cikgu rahim di islah-net)
-------------------
Seseorang berkata, "Saya telah berdo'a dan meminta kepada Allah
berulang kali, tetapi Allah tidak mengabulkan do'a saya dan tidak
memberikan apa yang saya minta, lalu apa yang harus saya lakukan agar
Allah mengabulkan do'a saya dan memberikan yang saya minta".
Demikianlah kasus yang menimpa sebagian umat Islam dalam berdo'a
kepada Allah, sehingga untuk menjawab permasalahan ini harus
diketahui dahulu makna do'a, syarat-syaratnya dan adab-adabnya.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim bahwa ada seorang Badui datang
kepada Nabi shallallahu alaihi wasalam dan bertanya: "Apakah Tuhan
itu dekat sehingga kami dapat munajat/memohon kepada-Nya, ataukah
jauh, sehingga kami harus menyeru-Nya? Maka Nabi shallallahu alaihi
wasalam terdiam, dan sebagai jawabannya turunlah surat Al-Baqarah
186, yaitu: "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya tentang Aku, maka
(jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat, Aku mengabulkan permohonan
orang yang berdo'a, apabila ia berdo'a kepada-Ku". (Al-Baqarah 186).
Allah menjelaskan bahwa Ia akan mengabulkan do'a orang-orang yang
berdo'a kepada-Nya. Lalu apakah sesungguhnya makna do'a itu? Para
ulama menjelaskan bahwa do'a itu ialah permohonan (kepada Allah)
dengan penuh ketundukkan dan kerendahan. Juga dijelaskan oleh Nabi
shallallahu alaihi wasalam tentang syarat-syarat do'a, di antaranya
adalah:
1. Mencari yang halal
Allah Ta'ala tidak akan mengabulkan do'a bagi siapa saja yang
makanannya diperoleh dengan cara haram, seperti riba, menipu,
memakan harta orang lain dengan cara batil, dan sebagainya. Dari Abu
Hurairah radhiallahu anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi
wasalam bersabda: "Wahai Manusia, sesungguhnya Allah itu Maha Baik,
Dia tidak menerima ke-cuali yang baik, dan sesungguhnya Allah
memerintahkan orang-orang mukmin dengan apa-apa yang diperintahkan
oleh para rasul.
Maka Dia berfirman, 'Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-
baik, dan kerjakanlah amal yang shalih. Sesungguhnya Aku Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.'(Al-Mukminun: 51)
dan Dia berfirman, 'Hai orang-orang yang beriman,
makan-lah di antara rizki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu'.
(Al-Baqarah: 172).
Kemudian Nabi menyebutkan: "Seorang laki-laki yang telah berkelana
jauh dengan rambutnya yang kusut masai dan pakaian yang penuh debu,
ia menengadahkan tangannya ke langit sambil berdo'a; 'Ya Allah, ya
Allah', sedang makanannya dari yang haram, pakaiannya dari yang
haram, dan dibesarkan dengan makanan haram, bagaimana Allah akan
mengabulkan do'anya itu". (HR Muslim).
2. Dengan keyakinan yang pasti
Maksudnya hendaklah di dalam berdo'a memiliki keyakinan yang pasti
tanpa keraguan sedikitpun bahwa do'anya akan dikabulkan oleh Allah
dengan kekuasaan-Nya. Dari Abu Harairah radhiallahuanhu bahwa
Rasulullah shallallahu alaihi wasalam ber-sabda: "Janganlah salah
seorang dari kamu mengatakan; 'Ya Allah, ampunilah aku jika Engkau
menghendaki, rahmatilah aku jika Engkau menghendaki', tetap
hendaklah berkeinginan kuat dalam permohonannya itu karena
sesungguhnya Allah tiada sesuatu pun yang memaksa-Nya untuk berbuat
sesuatu." (HR. Abu Daud)
3.Tidak meminta sesuatu yang tidak masuk akal.
Tidak dibenarkan apabila seseorang meminta sesuatu yang mustahil atau
sesuatu di luar tabiat manusia, seperti ingin memiliki / menguasai
seluruh bumi, ingin menjadi orang yang paling kuat di atas bumi ini,
mendo'akan kejelekan bagi orang lain, dan sebagainya, sebab hal itu
dilarang oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasalam .
Sebagai tambahan renungan marilah kita cermati satu riwayat bahwa
pada suatu saat ada seorang laki-laki bertanya kepada Ibrahim bin
Adham, "Wahai Syaikh, Allah telah berfirman dalam Al-Qur'an, artinya:
"Berdo'alah kamu kepada-Ku, niscaya Ku-kabulkan do'amu itu".
Maka aku senantiasa berdo'a kepada Allah, tetapi mengapa do'a saya
tidak dikabulkan oleh Allah?
Ibrahim berkata: "Itu disebabkan lima perkara, yaitu:
Pertama, kamu mengenal Allah tetapi kamu tidak menunaikan hak-Nya.
Kedua , kamu membaca Al-Qur'an tetapi kamu tidak melaksanakan apa
yang ada di dalamnya.
Ketiga, kamu mengatakan mencintai Rasulullah shallallahu alaihi
wasalam tetapi sunnah-nya kamu tinggalkan.
Keempat, kamu mengatakan kami melaknati iblis tapi kamu
mengikutinya.
Kelima, kamu tidak memperhatikan aib pada dirimu karena disibukkan
mencari aib orang lain".
(Mukhtashar Jami' Bayanil 'Ilmi wa Fadhlihi).
Adapun adab-adab berdo'a banyak sekali di antaranya adalah:
1. Berdo'a dengan memilih waktu-waktu yang memiliki keutamaan
seperti pada hari Arafah, bulan Ramadhan, hari Jum'at, sepertiga
terakhir dari malam hari, waktu sahur, ketika sedang sujud, ketika
turun hujan, antara adzan dan iqamat, saat mulai pertempuran,
dalam ketakutan, atau sedang beriba hati, dan sebagainya.
2. Shalat dan bertaubat setelah selesai shalat, karena tidak akan
dikabul-kan do'a orang yang meninggalkan shalat dan melakukan
dosa-dosa besar walaupun ia berdo'a sedang ia terus menerus
melakukan perbuatan yang dilarang tersebut.
3. Termasuk adab berdo'a adalah dengan menghadap kiblat. Adapun
tatkala ada orang yang mengatakan bahwa dirinya telah berdo'a tetapi
do'anya tidak dikabulkan, maka jawabannya sebagaimana yang disebutkan
oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Aqidah Al-Wasathiyah dan juga
disebutkan dalam Aqidah Ath-Thahawiyah dengan kesimpulan sebagai
berikut:
* Tergesa-gesa ingin dikabulkan do'anya.
Banyak sekali terjadi di tengah-tengah masyarakat seseorang berhenti
dari berdo'a dengan alasan telah berdo'a berkali-kali tetapi do'anya
tidak terkabul, padahal justru dari pikiran itulah menjadi sebab
tidak terkabulnya do'a. Rasulullah shallallahu alaihi wasalam
bersabda:
"Tentu do'a seseorang akan dikabulkan oleh Allah, selama orang itu
tidak terburu-buru (ingin dikabulkan), yaitu dengan mengatakan; "Saya
telah berdo'a tetapi do'a itu tidak juga dikabulkan Tuhan !" (Mutafak
'Alaih).
Berkata Umar bin Al-Khathab: "Saya tidak terlalu mementingkan
terkabulnya do'a tetapi yang terpenting bagiku adalah do'a itu
(adalah ibadah) sehingga apabila kepentinganku adalah berdo'a
maka ijabahnya akan mengikutinya". Jadi sekalipun seseorang tidak
terkabulkan do'anya sebenarnya orang tersebut telah mendapatkan
pahala di sisi Allah, dan kelak do'a yang belum terkabul tersebut
akan menjadi syafa'at bagi pemiliknya.
* Meminta sesuatu yang tidak mendatangkan maslahat.
Allah Ta'ala Mahatahu akan maslahat dan madharat dari apa yang akan
diberikan kepada hamba-Nya, dan sebagian dari kebijaksanaan Allah
adalah tidak dikabulkannya do'a yang tidak mendatangkan maslahat
bahkan mendatangkan madharat, misalnya orang yang berdo'a agar anak
perempuannya diperistri oleh orang yang kaya raya dengan maksud ia
akan mendapat-kan rizki (harta) darinya, sedang ia tidak tahu hal itu
akan mendatangkan maslahat atau tidak. Nabi shallallahu alaihi
wasalam bersabda: "Tidaklah seorang muslim di atas bumi ini berdo'a
kepada Allah dengan suatu do'a melainkan do'anya tersebut akan
dikabulkannya, atau dihindarkan orang itu dari bahaya sebanding
dengan apa yang dimintanya, selama do'a itu tidak mengandung dosa
atau bermaksud hendak memutuskan silaturrahim". Salah seorang sahabat
bertanya:
"Kalau bagitu kami memperbanyak do'a (permohonan)!" Nabi shallallahu
alaihi wasalam bersabda: "Allah lebih banyak lagi (dalam
mengabulkannya)". (HR. At-Tirmidzi, dishahihkan oleh Al-Hakim).
* Tidak terkabulnya permintaan atau do'a seseorang disebabkan Allah
tidak menghendaki hal tersebut.
Tetapi tidak terkabulnya do'a tersebut tidak menghilangkan manfaat
dari do'a itu, karena seseorang yang berdo'a sekalipun do'anya tidak
dikabulkan, sesungguhnya ia tetap diberi pahala oleh Allah atas
do'anya tersebut. Disebutkan oleh beberapa ulama bahwa ada kalanya
Allah akan menunda terkabulnya do'a pada hari kiamat sebagai syafaat
bagi pemiliknya.
Begitu juga Allah melarang do'a kejelekan bagi dirinya dan orang
lain sekalipun seorang bapak atau ibu yang mendo'akan kejelekan
kepada anaknya sewaktu marah, karena Rasulullah mengkhawatirkan do'a
itu bertepatan dengan waktu dimana pada saat itu Allah menerima atau
mengabulkan do'a dari hamba-Nya, sebagaimana sabda Nabi shallallahu
alaihi wasalam :
"Janganlah kamu berdo'a buruk terhadap dirimu, begitupun terhadap
anak-anakmu, dan terhadap harta bendamu, Jangan sampai nanti do'amu
itu bertepatan dengan suatu saat dimana Allah sedang memenuhi
permohonan, hingga do'a burukmu itu benar-benar terkabul". (HR
Muslim).
Agus Effendi (Al-Sofwah)
Sudahkah anda menunaikan SOLAT ?
Dari Abdullah bin 'Amr r.a., Rasulullah s.a.w. bersabda, "Sampaikanlah pesanku biarpun
satu ayat..."
Untuk melanggan: Hantar email ke [EMAIL PROTECTED]
Berhenti melanggan: Hantar email ke [EMAIL PROTECTED]
Bina empayar anda di Internet!!
http://www.netmyne.com/