e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
                           e-Renungan Harian
      Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
                           e-Renungan Harian
      Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Selasa, 14 November 2023
Bacaan : NEHEMIA 2:1-10
Setahun: Kisah Para Rasul 14-16
Nats: Jawabku kepada raja: "Hiduplah raja untuk selamanya! Bagaimana mukaku
tidak akan muram, kalau kota, tempat pekuburan nenek moyangku, telah
menjadi reruntuhan dan pintu-pintu gerbangnya habis dimakan api?" (Nehemia
2:3)

Renungan:

DUKACITA ILAHI

Apa yang tampak pada raut muka kerap menunjukkan apa yang ada di hati.
Ketika kita melihat seseorang dengan raut wajah muram dan sedih, kita bisa
menyimpulkan bahwa hatinya sedang diliputi kesedihan. Raut wajah seseorang
terlihat muram karena berbagai alasan. Salah satunya karena keprihatinan
terhadap seseorang atau sebuah keadaan yang sedang menghadapi masalah. Apa
yang ada di hati, tampak jelas pada raut muka dan ia tidak mungkin
menyembunyikannya.

Selama bertugas sebagai juru minuman kerajaan, Nehemia tidak pernah
memasang raut wajah sedih di hadapan Raja Artahsasta. Tetapi hari itu
Nehemia tidak mampu menyembunyikan kesedihannya di hadapan raja karena itu
terlihat jelas di wajahnya. Perubahan itulah yang memaksa raja untuk
bertanya kepadanya. Dan Nehemia pun memberitahukan bahwa ia sedih karena
menyaksikan kota nenek moyangnya telah habis menjadi reruntuhan karena
dimakan api. Nehemia juga mengutarakan keinginannya untuk diperkenan pulang
ke Yehuda dan membangun kotanya kembali.

Kepedihan hati Nehemia terhadap kondisi bangsanya adalah dukacita Ilahi
yang begitu dalam. Ia pun jujur mengakuinya dan ingin melakukan sesuatu
demi pemulihan bangsanya. Hati seorang yang diliputi dukacita Ilahi tidak
akan merasa tenang saat melihat kondisi negaranya dalam impitan masalah. Ia
dengan jujur mengutarakan keprihatinannya itu kepada Tuhan dan berdoa
memohon perkenanan-Nya. Apakah hati kita juga diliputi dukacita Ilahi
terhadap keadaan yang sedang menimpa bangsa kita hari ini? Apakah hati kita
tergerak berdoa untuk pemulihan bangsa kita? --SYS/www.renunganharian.net

SEORANG YANG MEMILIKI HATI ALLAH PRIHATIN DAN BERDOA AKAN KETERPURUKAN
BANGSANYA DAN BERUSAHA MELAKUKAN SESUATU UNTUK PEMULIHANNYA.

e-RH situs: http://renunganharian.net
e-RH arsip web: https://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2023/11/14/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: https://alkitab.sabda.org/?NEHEMIA+2:1-10

NEHEMIA 2:1-10

 1  Pada bulan Nisan tahun kedua puluh pemerintahan raja Artahsasta, ketika
menjadi tugasku untuk menyediakan anggur, aku mengangkat anggur dan
menyampaikannya kepada raja. Karena aku kelihatan sedih, yang memang belum
pernah terjadi di hadapan raja,
 2  bertanyalah ia kepadaku: "Mengapa mukamu muram, walaupun engkau tidak
sakit? Engkau tentu sedih hati." Lalu aku menjadi sangat takut.
 3  Jawabku kepada raja: "Hiduplah raja untuk selamanya! Bagaimana mukaku
tidak akan muram, kalau kota, tempat pekuburan nenek moyangku, telah
menjadi reruntuhan dan pintu-pintu gerbangnya habis dimakan api?"
 4  Lalu kata raja kepadaku: "Jadi, apa yang kauinginkan?" Maka aku berdoa
kepada Allah semesta langit,
 5  kemudian jawabku kepada raja: "Jika raja menganggap baik dan berkenan
kepada hambamu ini, utuslah aku ke Yehuda, ke kota pekuburan nenek
moyangku, supaya aku membangunnya kembali."
 6  Lalu bertanyalah raja kepadaku, sedang permaisuri duduk di sampingnya:
"Berapa lama engkau dalam perjalanan, dan bilakah engkau kembali?" Dan raja
berkenan mengutus aku, sesudah aku menyebut suatu jangka waktu kepadanya.
 7  Berkatalah aku kepada raja: "Jika raja menganggap baik, berikanlah aku
surat-surat bagi bupati-bupati di daerah seberang sungai Efrat, supaya
mereka memperbolehkan aku lalu sampai aku tiba di Yehuda.
 8  Pula sepucuk surat bagi Asaf, pengawas taman raja, supaya dia
memberikan aku kayu untuk memasang balok-balok pada pintu-pintu gerbang di
benteng bait suci, untuk tembok kota dan untuk rumah yang akan kudiami."
Dan raja mengabulkan permintaanku itu, karena tangan Allahku yang murah
melindungi aku.
 9  Maka datanglah aku kepada bupati-bupati di daerah seberang sungai Efrat
dan menyerahkan kepada mereka surat-surat raja. Dan raja menyuruh
panglima-panglima perang dan orang-orang berkuda menyertai aku.
10  Ketika Sanbalat, orang Horon, dan Tobia, orang Amon, pelayan itu,
mendengar hal itu, mereka sangat kesal karena ada orang yang datang
mengusahakan kesejahteraan orang Israel.

Bacaan Alkitab Setahun: https://alkitab.sabda.org/?Kisah+Para+Rasul+14-16
Mobile: https://alkitab.mobi/tb/passage/Kisah+Para+Rasul+14-16

e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Dilarang memperbanyak isi Renungan Harian® tanpa izin tertulis dari
penerbit.
Renungan Harian® milik Yayasan Pelayanan Gloria -- Copyright © 2023 Yayasan
Pelayanan Gloria.
- - -
Anda diberkati melalui Renungan Harian®?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Pelayanan Gloria.
BCA Rekening No. 456 500 8880 a.n. YAYASAN PELAYANAN GLORIA

e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Dilarang memperbanyak isi Renungan Harian� tanpa izin tertulis dari penerbit.
Renungan Harian� milik Yayasan Gloria -- Copyright � 2016 Yayasan Gloria.
- - -
Anda diberkati melalui Renungan Harian�?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.
BCA Rekening No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA

Kirim email ke