Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Pelatihan Guru Sekolah Minggu (I)
Edisi 639/Juni/I/2013

Salam damai Kristus,

Sekarang, banyak gereja yang mulai menggeliat untuk memberikan keterampilan 
lebih kepada para guru sekolah minggu melalui pelatihan-pelatihan, baik yang 
bersifat internal maupun eksternal. Pelatihan untuk guru sekolah minggu penting 
karena tugas guru sekolah minggu bukan hanya untuk menumbuhkan kerohanian anak 
saja, melainkan juga untuk mengembangkan kreativitas dan pola pikir anak. 
Karena tidak semua guru memulai dengan keterampilan dan kemampuan yang sama, 
maka diperlukanlah pelatihan bagi kita. Inilah yang menjadi fokus e-BinaAnak 
dalam bulan Juni ini.

Redaksi ingin memberikan bekal agar para guru SM bisa mengembangkan diri dan 
menambah wawasan seputar pelatihan dalam sekolah minggu. Harapan kami, setiap 
materi yang kami sajikan bisa berdampak baik dalam pelayanan anak. Sebagai 
edisi perdana, kami mengajak kita semua untuk menyimak sebuah tulisan yang 
dapat menjadi ide materi pelatihan di gereja kita masing-masing, yaitu mengenai 
"Belajar Aktif" ('Active Learning'). Simaklah sajian e-BinaAnak ini dengan 
saksama, kiranya dapat memberi inspirasi untuk membuat sekolah minggu Anda 
lebih 'berwarna'.

Selamat melayani, Tuhan Yesus memberkati.

Staf Redaksi e-BinaAnak,
Santi T.
< http://pepak.sabda.org/ >


Allah tidak pernah mempertanyakan kemampuan dan ketidakmampuan kita, melainkan 
kesediaan kita. (Fletcher)


ARTIKEL: BELAJAR AKTIF ("ACTIVE LEARNING")

Kegembiraan dan kreasi merupakan aspek penting untuk menciptakan lingkungan 
belajar yang kondusif bagi anak. Namun, menjadikan proses belajar sebagai suatu 
kegembiraan dan proses kreatif, mensyaratkan penggunaan metode belajar yang 
beragam dan relevan dengan cara belajar anak. Untuk menjawab kebutuhan akan 
cara belajar serta mengembangkan lingkungan belajar yang kondusif ini, maka 
pendekatan proses belajar mengajar yang diperkenalkan di sini adalah active 
learning.

Mengapa Active Learning?

Proses PAK memuat berbagai aktivitas berupa aktivitas mental, fisik, pikiran, 
maupun emosi. Keaktifan mental, emosi, pikiran, ataupun fisik tersebut 
merupakan aspek utama dalam pendekatan active learning.

a. Dalam PAK, anak-anak adalah subjek yang melakukan aktivitas-aktivitas 
sebagai proses belajar. Konsep ini jugalah yang dipakai dalam pendekatan active 
learning, yaitu proses belajar berangkat dari apa yang dapat anak pelajari 
melalui beragam aktivitas, bukan dari apa yang hendak diajarkan guru.

b. Pendekatan active learning menawarkan cara belajar anak yang alamiah sebagai 
dasar merancang kegiatan-kegiatan belajar di kelas. Pendekatan ini juga lebih 
menekankan kerja sama dan kemitraan dalam bekerja ketimbang kompetisi yang 
cenderung membangun sikap individualis dan egosentris.

c. Active learning mendorong terbentuknya keterampilan personal (kepercayaan 
diri, kemampuan memecahkan masalah, membuat keputusan, mengendalikan diri, 
dll.) dan interpersonal (berbagi, berkomunikasi, negosiasi, bermusyawarah, 
kerja sama, mendengarkan orang lain, dll.).

d. Meningkatkan daya belajar anak melalui metode-metode kreatif, variatif, dan 
menyenangkan.

e. Keaktifan merupakan hal yang penting dalam perkembangan alami anak. Melalui 
gerak, anak mengekspresikan dirinya. Ini merupakan langkah awal membentuk 
sebuah kesadaran (consciousness). Perkembangan motorik anak mendahului 
perkembangan sensorik mereka. Hal ini menunjukkan bahwa gerakan mengawali suatu 
kesadaran, dan kesadaran ini cenderung akan mendasari suatu tindakan. Active 
learning mengembangkan suatu proses kegiatan yang kondusif bagi ekspresi, tidak 
hanya ekspresi fisik, tetapi juga emosi/mental, spiritual, dan pikiran.

Jadi, tidak diragukan lagi pendekatan inilah yang akan membuat anak-anak yang 
Anda layani bergembira dalam bersekutu, beribadah, serta belajar, sehingga anak 
bisa dengan mudah berkata, "Aku senang pergi ke sekolah minggu!"

Tujuan:
Pelayan sekolah minggu memiliki peran penting dalam mengembangkan sebuah 
sekolah minggu yang dirindukan anak-anak. Ini karena pelayan sekolah minggu 
adalah mereka yang berada di garis terdepan dalam menciptakan suatu iklim 
sekolah minggu yang dinamis, menarik, kreatif, penuh kegembiraan, dan sukacita. 
Untuk itu, seorang pelayan sekolah minggu perlu memiliki 
pengetahuan-pengetahuan dan keterampilan-keterampilan tertentu. Hal ini bisa 
dilakukan dengan melakukan pelatihan untuk mengembangkan keterampilan pelayan 
sekolah minggu dalam melayani anak-anak. Pelatihan ini harus dirancang sesuai 
dengan prinsip-prinsip aktif, partisipatif, menyenangkan, kreatif, dan 
sederhana.

Aktif: Peserta melakukan kegiatan-kegiatan yang melibatkan keaktifan baik fisik 
maupun pikiran.

Partisipatif: Keterlibatan peserta tidak hanya secara fisik saja, tetapi juga 
dalam pikiran dan emosi. Pesertalah yang menjadi subjek proses belajar dalam 
pelatihan ini, sedangkan pemandu hanya berperan sebagai fasilitator.

Menyenangkan: Kegiatan demi kegiatan dirancang sedemikian rupa sehingga 
kegiatan tersebut menarik dan menyenangkan untuk dilakukan. Aktivitas yang 
dilakukan juga beragam dan dilaksanakan baik secara individu maupun dalam 
kelompok besar dan kecil.

Kreatif: Kegiatan dilakukan untuk merangsang kreativitas dan imajinasi peserta 
agar dapat mengembangkan ide-ide dan praktik-praktik yang bermanfaat.

Sederhana: Kegiatan-kegiatan bersifat sederhana, mudah dilakukan, tetapi kaya 
akan gagasan-gagasan penting. Kegiatan dalam tiap sesi pelatihan dirancang 
secara konsisten menggunakan pendekatan active learning. Di samping itu, 
kegiatan juga mempertimbangkan cara belajar orang dewasa, yang dijelaskan di 
bawah ini.

1. Orang dewasa akan belajar dengan baik jika mereka secara sukarela memutuskan 
sendiri untuk mengikuti suatu pelatihan karena alasan-alasan tertentu. Mereka 
memiliki hak untuk mengetahui mengapa topik dan sesi dalam pelatihan yang akan 
mereka ikuti penting bagi mereka.

2. Orang dewasa selalu memiliki tujuan ketika belajar, hal ini yang memotivasi 
mereka untuk belajar sesuatu. Namun, jika motivasi ini tidak mendapat dukungan, 
motivasi itu akan padam dengan sendirinya sehingga mereka lebih suka tidak 
hadir atau menghindar.

3. Orang dewasa memiliki pengalaman-pengalaman yang dapat digunakan untuk 
saling menolong satu sama lain dalam belajar. Mendorong mereka untuk berbagi 
pengalaman akan membuat sesi-sesi Anda lebih efektif.

4. Orang dewasa belajar secara optimal ketika terlibat dan berpartisipasi 
secara aktif.

5. Orang dewasa belajar secara optimal ketika jelas bagi mereka bahwa pelatihan 
tersebut dekat dengan tugas-tugas dan pekerjaan-pekerjaan mereka. Mereka 
berpikir optimal ketika diberi fasilitasi untuk belajar dari realitas konkret 
mereka.

Apa dan bagaimana setelah pelatihan?

1. Pelatihan sebagai Program Pengembangan Warga Gereja
Program pelatihan PAK sekolah minggu diharapkan bukan hanya bersifat insidental 
semata. Namun, pelatihan tersebut diharapkan dapat menjadi suatu program 
berkelanjutan yang berkualitas dan membawa hasil nyata. Bagian ini membahas 
pelatihan dalam konteks pelatihan sebagai program pembinaan yang berkelanjutan. 
Sebagaimana suatu program perlu dipantau, maka setelah pelatihan dilakukan, 
susunlah jadwal bersama untuk monitoring (pemantauan) atau supervisi.

a. Mendampingi Penerapan Hasil Pelatihan (Supervisi)
Setelah pelatihan, pendampingan merupakan bagian yang sangat penting. 
Pendampingan ini dilakukan untuk:
- Membantu peserta menerapkan apa yang dipelajari dalam pelatihan.
- Meninjau pelaksanaan keterampilan yang baru dipelajari agar berjalan sesuai 
yang diharapkan.
- Mendiskusikan tantangan yang dihadapi dan keberhasilan yang dicapai.
b. Memotivasi pelayanan guru sekolah minggu.

Pendampingan seperti ini harus dilakukan segera setelah pelatihan usai sehingga 
apa yang dipelajari dalam pelatihan masih segar dalam ingatan. Namun, 
pelaksanaan pendampingan secara menyeluruh dan berkelanjutan juga perlu 
dilakukan untuk mencapai tujuan yang lebih luas seperti:
a. Mengembangkan daya kritis guru-guru sekolah minggu terhadap teologi dan 
tradisi yang sedang berlaku di PAK sekolah minggu.
b. Menjadi wadah untuk mendiskusikan berbagai perkembangan di bidang PAK, 
khususnya sekolah minggu.
c. Memonitor dan mengevaluasi manajemen PAK sekolah minggu yang dilaksanakan.
d. Mengembangkan gagasan-gagasan inovatif dan penelitian untuk meningkatkan 
kualitas sekolah minggu.

2. Metode Pendampingan/Supervisi
Program pendampingan dapat memakai berbagai metode seperti kuesioner, diskusi, 
atau kombinasi keduanya. Meski demikian, ada rambu-rambu yang perlu 
diperhatikan dalam supervisi, seperti:
a. Supervisi sangat baik jika dilakukan secara partisipatif, yaitu guru 
memperoleh kesempatan untuk mengungkapkan pendapat, pemikiran, keluhan, 
kebutuhan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar), dan gagasan-gagasannya untuk 
kemajuan bersama.
b. Dalam supervisi jangan sampai guru merasa didikte, merasa gagal, merasa 
tidak dipahami dan merasa dilemahkan.
c. Dalam supervisi, kerja keras guru harus dihargai sekalipun beberapa hal 
masih belum berjalan seperti yang diharapkan.
d. Hubungan antara supervisor dan guru adalah hubungan mitra kerja untuk 
mencapai tujuan bersama. Karena itu, ketika bekerja, supervisor harus 
menjauhkan pikiran bahwa "saya lebih dan paling tahu", sedangkan guru juga 
tidak boleh berpikir bahwa "saya tidak tahu dan tidak bisa apa-apa".

3. Hal-hal yang Perlu Menjadi Bahan Supervisi
Supervisi SM dilakukan terhadap 4 hal berikut:
a. Kegiatan belajar-mengajar (KBM), mencakup kegiatan apa yang dilakukan, 
bagaimana kegiatan berjalan, bagaimana lingkungan belajar, apa yang dilakukan 
guru, apa yang dilakukan anak, bagaimana guru mengatur manajemen kelas dan 
kegiatan, dsb..

b. Administrasi kelas, mencakup persiapan guru mengajar dan rencana 
pembelajaran, daftar hadir, inventaris kelas, pengelolaan dana sekolah minggu, 
dll..

c. Materi, mencakup, teologi yang berkembang, pelaksanaan kurikulum, 
pencapaian-pencapaian dalam pelajaran, dll..

d. Perkembangan anak, mencakup perilaku anak dalam sekolah minggu, 
respons-respons anak, aspirasi dan pendapat anak terhadap sekolah minggu yang 
sejauh ini berlangsung, dll. Sebenarnya, bagian ini dapat dimasukkan dalam 
capaian-capaian pelajaran. Namun, untuk lebih mempertegas bahwa capaian 
pelajaran bukan hanya menyelesaikan bahan ajar sesuai kurikulum, melainkan 
memiliki tujuan perubahan perilaku dan sikap mental anak, maka supervisi 
terhadap perkembangan anak perlu dilakukan secara khusus. Data seperti ini juga 
diperlukan untuk konsultasi dengan orang tua anak.

4. Siapa yang Melakukan Supervisi?
Supervisi dilakukan oleh suatu tim, atau seseorang yang disepakati dan 
dipercayai mampu melakukan suatu supervisi secara baik dan berkompeten. Orang 
tersebut bisa salah seorang anggota Majelis Jemaat, bisa juga dilakukan oleh 
Pendeta, atau tim yang terdiri dari anggota Majelis Jemaat, Pendeta/Pengerja 
Gereja, anggota Komisi Sekolah Minggu, dan guru sekolah minggu secara 
bergantian.

Cara terbaik mempelajari Active Learning adalah dengan melakukannya. Hal-hal 
yang bersifat praksis lebih mudah dipahami dengan praktik langsung dan belajar 
dari pengalaman. Oleh karena itu, penulis bersama beberapa rekan telah 
membentuk suatu tim fasilitator yang bersedia memberikan informasi lebih jauh, 
merespons komentar, pertanyaan, dan juga memfasilitasi pelatihan jika 
dibutuhkan.

Diambil dan sunting dari:
Judul buku: Guruku Sahabatku
Judul asli artikel: Sekolah Minggu dan Active Learning
Penulis: Novelina Laheba
Penerbit: ANDI, Yogyakarta 2007
Halaman: 17 -- 20, 131 -- 134


WARNET PENA: LETUSTEACHKIDS.COM

Pat Holland, seorang penulis, pembicara, dan pemimpin workshop, sangat menyukai 
pelayanan anak-anak. Ia mempunyai komitmen untuk menolong guru-guru sekolah 
minggu mengembangkan keterampilan mereka dalam mengajar. Selain itu, Pat juga 
membekali anak-anak pendeta, pemimpin, dan guru-guru SM dengan bahan-bahan 
pelayanan berkualitas Funtuk mengembangkan karakter Kristen yang kuat dalam 
diri anak-anak SM. Semua hal ini ia wujudkan, salah satunya melalui situs 
letusteachkids.com. Situs ini menyediakan banyak bahan antara lain bahan 
pelatihan guru (dalam bentuk CD), bahan untuk mengajar berdasarkan kurikulum, 
blog-blog kekristenan, aneka boneka untuk bahan mengajar sekolah minggu, dan 
bahan-bahan khotbah oleh Pat Holland.

Bahan-bahan yang disediakan pada situs ini tidak semuanya bisa digunakan secara 
gratis, sebagai contoh boneka peraga. Jika seseorang ingin menggunakan boneka 
peraga ini untuk mengajar SM, ia harus menghubungi pemilik situs/kirim surat 
melalui kontak untuk mendapatkan informasi akurat mengenai produk ini. Jika 
Anda mengunjungi situs ini, jangan lupa untuk berlangganan Newsletter 
elektronik dengan mendaftar terlebih dahulu. Newsletter ini bisa Anda dapatkan 
secara gratis dan dapat menjadi inspirasi untuk mengembangkan pelayanan SM 
Anda. Situs yang menyenangkan bukan? Segera kunjungi situs ini! (Santi T.)

http://www.letusteachkids.com/


Kontak: binaanak(at)sabda.org
Redaksi: Davida, Santi T., dan Elly
Berlangganan: subscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >






Kirim email ke