Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-BinaAnak -- Pengajaran atau Alat Peraga? (I)
Edisi 706/Juni/I/2015

Salam sukacita,

Betapa pentingnya membangun relasi yang intim dengan Allah. Bukan hanya supaya 
kita bisa mengerti kehendak-Nya, melainkan supaya kita bisa semakin tepat dalam 
memberitakan firman Tuhan kepada sesama kita. Sebagai pelayan anak, kita jangan 
menggantungkan pemberitaan firman Tuhan sepenuhnya pada alat-alat peraga yang 
kita miliki. Namun, kita harus memiliki hubungan yang dekat dengan Allah supaya 
kita bisa menjadi kitab yang terbuka bagi anak-anak layan kita sehingga mereka 
bisa melihat teladan nyata dari gurunya. Alat peraga, dalam suatu kondisi 
tertentu, memang diperlukan untuk menolong kita memberi penjelasan kepada anak. 
Namun, perlu kita sadari bahwa firman Tuhanlah yang memberikan pencerahan dalam 
hati dan pikiran manusia, dan Roh Kudus yang menuntun mereka untuk memahaminya. 
Marilah kita berkomitmen untuk semakin berelasi intim dengan Allah. Tuhan Yesus 
memberkati.

Staf Redaksi e-BinaAnak,
Santi T.
< http://pepak.sabda.org/>


Ketika kita menceritakan kebenaran firman Tuhan, bukan perkataan atau peralatan 
baik yang kita gunakan yang bisa memberi pencerahan, melainkan Firman itulah 
yang mengerjakannya dalam diri setiap orang yang mendengarnya. (Tilestian)


ARTIKEL: DASAR-DASAR ALKITAB DALAM PEMANFAATAN ALAT PERAGA

Alat-Alat Peraga dalam Perjanjian Lama

Tuhan selalu menggunakan alat peraga berupa media visual untuk berkomunikasi 
dengan umat-Nya. Dia berbicara dan pesan-Nya didokumentasikan di dalam Alkitab. 
Namun, Dia melakukan lebih banyak hal lagi selain berbicara. Dia juga 
menggunakan berbagai alat visual untuk menguatkan pesan-Nya, seperti yang dapat 
dilihat ketika Ia berhubungan dengan orang-orang Israel selama keluar dari 
Mesir dan mengembara di padang belantara.

Tuhan memimpin Israel keluar dari perbudakan di Mesir. Umat Israel benar-benar 
telah diyakinkan untuk meninggalkan Mesir, sebagian besar karena penglihatan 
akan kekuatan Tuhan melalui tulah dan pekerjaan malaikat maut (Keluaran 7-12). 
Namun, ketika orang-orang Israel ini akan melewati Laut Merah, keragu-raguan 
pun muncul. Selama ini, Mesir selalu mencukupi kebutuhan mereka, memberi mereka 
makan, dan menahan mereka. Namun sekarang, ketika orang-orang Mesir 
mengejar-ngejar mereka dengan penuh amarah, bagaimana mereka bisa bertahan? Di 
manakah Tuhan itu sekarang?

Tuhan memilih menjawab mereka dengan menggunakan penglihatan -- campur tangan 
dalam bentuk suatu mukjizat. Keluaran 14 mencatat bagaimana Allah membelah Laut 
Merah sehingga orang-orang Israel bisa menyeberang di tanah yang kering. Ketika 
orang-orang Mesir mengejar mereka dengan menyeberangi dasar laut, air laut 
menimpa mereka, dan mereka pun mati. Bagi orang-orang Israel, ini adalah sebuah 
tanda kekuatan Allah yang dramatis, dan kekuatan itu ada bersama dengan mereka.

Pada tahun-tahun berikutnya, ketika orang-orang Israel sekali lagi siap untuk 
melewati aliran air (kali ini Sungai Yordan) untuk mulai menaklukkan tanah 
perjanjian, Tuhan menguatkan kepemimpinan Yosua dan meyakinkan mereka kembali 
akan penyertaan Tuhan ketika Dia membelah air sungai Yordan (Yosua 3:8-10; 
14-16). Kembali Dia menguatkan firman-Nya dengan simbol-simbol yang dapat 
dilihat untuk membangun kepercayaan dalam hati orang-orang Israel.

Tuhan tidak hanya menggunakan media visual seperti mukjizat, tetapi juga 
menempatkan alat-alat lain yang lebih abadi di tengah-tengah bangsa Israel. 
Contohnya, Dia menobatkan para nazir Allah sebagai pengingat visual akan tujuan 
dan fungsi khusus bangsa Israel di dunia. Para nazir Allah itu dipilih secara 
sukarela dengan masa tugas meliputi jangka waktu, mulai tiga puluh hari sampai 
seumur hidup. Dalam jangka waktu itu, para nazir Allah harus bebas dari minuman 
anggur, buah anggur, dan minuman-minuman yang memabukkan. Mereka tidak boleh 
memotong rambut atau menyentuh orang mati. Maksud dari janji itu, yang 
ditetapkan Allah, adalah untuk menanggalkan keduniawian dan mengkhususkan diri 
bagi Allah. Para pria dan wanita yang memegang nazar itu adalah pengingat yang 
dapat dilihat oleh seluruh bangsa Israel, bahwa mengkhususkan diri bagi Allah 
adalah suatu keharusan jika Israel hendak menggenapi takdirnya di dunia 
(Bilangan 6:1-15; Hakim-Hakim 13:5,14: 1 Samuel 1:11; Lukas 1:15).

Jumbai-jumbai juga merupakan jenis lain dari bentuk penglihatan. Bilangan 
15:37-40 mencatat perintah Allah supaya orang Israel menaruh jumbai-jumbai di 
ujung pakaian mereka sebagai suatu tanda yang mengingatkan mereka akan perintah 
Allah dan pentingnya mematuhi perintah itu. Penglihatan itu membuat mereka 
sulit untuk melupakan kewajiban mereka.

Perjamuan juga merupakan alat untuk mengingat. Pada Perjamuan yang Terakhir, 
Tuhan memerintahkan, "Hari ini akan menjadi hari peringatan bagimu .... Dan 
apabila anak-anakmu berkata kepadamu: Apakah artinya ibadahmu ini, maka 
haruslah kamu berkata: Itulah korban Paskah bagi TUHAN yang melewati 
rumah-rumah orang Israel di Mesir, ketika Ia menulahi orang Mesir, tetapi 
menyelamatkan rumah-rumah kita." (Keluaran 12:14,26-27) Perjamuan merupakan 
peringatan yang hidup bagi orang-orang dewasa Israel atas kuasa dan kasih 
Tuhan. Perjamuan yang sama mendorong anak untuk bertanya, memberikan kesempatan 
yang baik untuk suatu pengajaran lisan tentang kasih Allah.

Tempat-tempat ibadah berfungsi sebagai peringatan, pernyataan yang jelas bagi 
bangsa Israel bahwa "Allah ada di tengah-tengah kita". Tempat ibadah berdiri 
sebagai tanda bahwa Allah berjalan bersama bangsa Israel (Keluaran 25:8; 
33:7-11; 40:38; Bilangan 9:15; 10:33- 35; 1 Samuel 4:3-11; dan 1 Raja-Raja 
8:27).

Contoh-contoh dalam PL kebanyakan mengatakan: Tuhan menyampaikan pesan kepada 
umat-Nya dengan menggunakan media visual. Dia ingin umat-Nya, tanpa ragu-ragu, 
mengetahui siapakah Dia dan bagaimana mereka dapat berjalan bersama-Nya.

ALAT-ALAT PERAGA YANG DIGUNAKAN YESUS

Analis Injil yang teliti menyatakan bahwa Yesus secara bebas menggunakan media 
visual untuk membuat ilustrasi dan menguatkan pesan yang diberikan Allah 
kepada-Nya. "Lihatlah burung di udara," perintah-Nya, dengan menunjuk 
burung-burung yang terbang di atas kepala ketika Ia ingin menekankan bahwa 
kecemasan adalah sia-sia. "Perhatikanlah bunga-bunga bakung yang tumbuh di 
padang," tambah-Nya untuk menekankan konsep yang sama (Matius 6:26,28).

Perumpamaan yang digunakan kebanyakan mengambil gambaran kehidupan sehari-hari, 
yang digunakan untuk menyampaikan kebenaran yang abstrak. "Seorang penabur 
keluar untuk menabur," Ia memulai dengan memberikan ilustrasi yang memungkinkan 
untuk direspons. Penabur dan biji adalah hal yang umum, sesuatu yang dimengerti 
oleh semua yang mendengarkan-Nya. Pada saat yang lain, Ia memulai dengan, "Hal 
Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di 
ladangnya," (Matius 13:24-30; lihat juga Matius 13:31-33) dan mengajar mereka 
kenyataan tentang kebaikan dan kejahatan yang tetap ada di dunia sampai hari 
penghakiman. Dalam setiap perumpamaan, Dia membangun pemahaman sifat kerajaan 
Allah.

Yesus menggambarkan kasih Bapa dalam perumpamaan lainnya. "Bagaimana 
pendapatmu? Jika seorang mempunyai seratus ekor domba dan seekor di antaranya 
sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di 
pegunungan dan pergi mencari yang sesat itu?" (Matius 18:12-14; lihat juga 
Lukas 15:4-7) Karena tahu bahwa mereka adalah gembala dan domba, pendengar-Nya 
segera membayangkan seekor domba yang tidak patuh, yang sedang dicari oleh 
gembalanya yang baik, dan mereka menangkap pandangan tentang Tuhan. Dia 
memberikan ilustrasi tentang kebenaran yang sama dengan menceritakan seorang 
wanita yang dengan cermat mencari uangnya yang hilang dan juga seorang ayah 
yang dengan sabar menunggu anaknya yang memberontak (Lukas 15:8-32).

Perjamuan Allah dimulai oleh Yesus sebagai penanda visual pengorbanan-Nya untuk 
semua dosa manusia. "Ambillah dan makanlah; inilah tubuh-Ku," perintah Yesus 
ketika memberikan roti perjamuan kepada murid-murid-Nya. "Minumlah, kamu semua, 
dari cawan ini. Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi 
banyak orang untuk pengampunan dosa," kata-Nya sambil mengambil cawan Perjamuan 
Terakhir (Matius 26:26-29; Lukas 22:15-20; dan 1 Korintus 10:16). Sampai saat 
ini, perjamuan menandakan penderitaan dan kematian Yesus bagi semua orang yang 
percaya.

Setiap orang yang ingin menghabiskan waktunya dengan membaca Alkitab dapat 
menemukan lebih banyak lagi contoh visual yang digunakan Yesus dalam mengajar. 
Hal yang disebutkan di atas hanyalah sedikit contoh dari begitu banyaknya alat 
mengajar yang digunakan-Nya untuk menyampaikan ide-ide yang abstrak. (t/Ratri)

Sumber asli:
Judul buku: Introduction to Christian Education
Judul artikel: A Biblical Basis for Using Visuals
Penulis: Eleanor Daniel, John W. Wade, Charles Gresham
Penerbit: The Standart Publishing Company, Ohio, USA 1980
Halaman: 162 -- 165

Diambil dan disunting seperlunya dari:
Nama situs: PEPAK (Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen)
Alamat URL: 
http://pepak.sabda.org/05/oct/2006/anak_dasar_dasar_alkitab_dalam_pemanfaatan_alat_peraga
Penulis artikel: Eleanor Daniel, John W. Wade, Charles Gresham
Tanggal akses: 22 April 2015


BAHAN MENGAJAR: SATU AYAT MENAKJUBKAN

Sebuah permainan daya ingat Alkitab yang menyenangkan, yang menolong 
menempatkan firman Tuhan ke dalam hati kita.

Topik:
Daya ingat/ulasan.

Bahan-bahan:
Papan tulis, kapur papan, atau papan poster.
Selembar kain atau koran.

Durasi:
Sekitar 10 menit.

Persiapan:

Tulislah ayat Alkitab yang ingin Anda ulas di papan. Gambarlah sebuah labirin 
(gambar yang berupa tempat yang penuh dengan jalan/lorong yang berliku-liku dan 
simpang siur -- Red.) di bawah ayat. Pada titik akhir labirin, gambarlah sebuah 
hati. Tutuplah labirin dengan kain (seprai tua, handuk, koran) sampai Anda siap 
untuk memulai aktivitas.

Apa yang akan Anda lakukan?

Mintalah anak-anak membaca ayat bersama-sama beberapa kali. Setelah anak-anak 
nyaman membaca ayat, hapuslah beberapa kata dari ayat itu dan tariklah sebuah 
garis sebagai tempat untuk setiap kata yang dihapus.

Mari memulai pencarian! Ambillah penutup labirin. Mintalah anak-anak untuk 
mengangkat tangan apabila mereka mengetahui salah satu kata yang hilang. Jika 
mereka memberikan jawaban yang benar, mereka dapat memilih ke arah mana harus 
pergi dalam labirin. Anda dapat membuat permainan ini mudah atau sulit sesuai 
dengan keinginan Anda, yang tergantung pada kesulitan labirin dan panjangnya 
ayat. Ketika anak-anak akhirnya dapat menyelesaikan permainan sampai akhir, 
katakan kepada mereka bahwa hati mewakili diri mereka yang bertugas untuk 
menempatkan firman Tuhan ke dalam hati mereka. (t/Santi T.)

Diterjemahkan dari:
Nama situs: Kids Sunday School Place
Alamat URL: 
http://www.kidssundayschool.com/1292/teaching-aids/one-amazing-verse.php
Judul asli artikel: One Amazing Verse
Penulis artikel: Kids Sunday School Place
Tanggal akses: 12 Mei 2015


SUA PELAYAN ANAK:

e-BinaAnak: Menurut Sahabat e-BinaAnak, apa fungsi alat peraga dalam pelayanan 
sekolah minggu?

Roshantie Sagala: Alat peraga untuk mempermudah guru SM untuk mengajarkan 
firman Tuhan, menarik perhtian anak2, memahami firman Tuhan.

Kristy Natalia: Menarik perhatian/konsentrasi, mempermudah pemahaman.

Kristy Natalia: Tepatnya mengalami kesulitan dalam pembuatan alat peraga.

Santy Tilestian: Untuk menekankan bagian-bagian dalam cerita Alkitab dan 
menolong guru SM ketika menerangkan bagian yang mungkin sulit dimengerti oleh 
anak.

Sumber: https://www.facebook.com/sabdabinaanak/posts/10152793016666629


STOP PRESS: BERBAGI BERKAT DAN BERSAKSI MELALUI PUBLIKASI KISAH

Dapatkan kesaksian yang dapat membangun dan memperkuat iman Anda di dalam 
Kristus, dengan cara berlangganan publikasi KISAH (Kesaksian Cinta Kasih 
Allah). Caranya sangat mudah. Segera kirimkan email Anda ke < 
subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org > atau ke < kisah(at)sabda.org >. Anda akan 
mendapatkan publikasi KISAH secara gratis melalui mailbox Anda setiap Rabu 
minggu pertama dan ketiga. 

Kami juga mengundang Anda untuk berpartisipasi dengan cara mengirimkan 
kesaksian Anda ke < kisah(at)sabda.org >, sehingga Anda pun dapat menjadi 
berkat untuk orang lain. 

Untuk membaca kesaksian-kesaksian lainnya, silakan berkunjung ke: < 
http://www.sabda.org/publikasi/Kisah/arsip/ > dan < http://kesaksian.sabda.org/ 
>

Jangan lewatkan kesempatan untuk berelasi dan berbagi kesaksian melalui 
jejaring sosial di Facebook KISAH < http://fb.sabda.org/kisah > dan Twitter 
KISAH < http://twitter.com/sabdakisah >

Selamat bergabung!


Kontak: binaanak(at)sabda.org
Redaksi: Davida, Santi T., dan Elly
Berlangganan: subscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2015 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

Kirim email ke