NARWASTU
"Saya ingin bajunya seperti ini," jelas seorang wanita sambil memperlihatkan fotonya di Internet. Dia melanjutkan, "Saya ingin warna krem seperti ini." Iin lalu memperhatikan gambar itu dari dekat. "Bisa tidak kamu membuatnya?" wanita itu bertanya. Iin tersenyum dan mengangguk, "Bisa." Iin menjawab, "Kalau begitu biar saya ukur terlebih dahulu badannya supaya pas nanti," sambil menuju ke lemari untuk mengambil pita pengukur.
Iin tidak pernah membayangkan bisa membuka usaha menjahit untuk tetangganya. Menjelang Hari Raya Idul Fitri, ia mulai mendapat banyak permintaan untuk membuat pakaian karena hampir semua tetangganya ingin berpakaian bagus untuk perayaan tersebut. Hal yang menarik adalah dia tidak memiliki keterampilan ini sebelum dia bertemu Kristus. Walaupun kelihatannya kedua hal ini tidak berhubungan, tetapi kenyataannya memang begitu.
Keterampilan menjahit yang dimilikinya didapatkan melalui pelatihan Woman Training Center (WTC) oleh SALT. Pelatihan ini ia ikuti setelah Pendeta Hendra, orang yang memperkenalkannya kepada Kristus, mengajaknya untuk bergabung. Awalnya, ia ragu karena merasa dirinya tidak terampil apalagi dalam bidang menjahit. Namun, karena ini bebas biaya, dia berpikir, "Kenapa tidak?"
Ternyata, Iin adalah seorang murid yang berbakat. Keterampilannya dianggap melebihi kemampuan teman-temannya. Karena itu, Iin diminta untuk menjadi pengajar pada tahun berikutnya.
Tahun 2024 ini adalah tahun ke-2 bagi Iin untuk mengajar teman-teman sesama SALAM. Dia benar-benar merasakan manfaat dari keterampilan yang didapatkannya dalam pelatihan ini.
"Setelah saya menyelesaikan program pelatihan, saya membuka jasa menjahit bagi tetangga-tetangga saya bermodalkan mesin jahit yang diberikan secara cuma-cuma oleh SALT. Saya bersyukur, saya bisa membantu perekonomian keluarga saya. Saya ingin teman-teman sesama SALAM juga bisa mengalami hal yang sama," Iin menyampaikan harapannya dengan senyuman.
|