Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-JEMMi -- Penerjemahan Alkitab II
No. 06, Vol. 18, Juni 2015


DARI REDAKSI: SEMANGAT UNTUK BERMISI

Shalom,

Penemuan naskah-naskah Alkitab kuno di Qumran menjadi salah satu bukti 
kepenulisan Alkitab. Dalam naskah-naskah tersebut, selain memuat latar belakang 
kehidupan umat Kristen mula-mula, juga ada informasi mengenai Yohanes 
Pembaptis, yang diperkirakan berhubungan dengan jemaat di Qumran. Naskah-naskah 
ini merupakan salah satu sumber untuk penerjemahan Alkitab Perjanjian Baru. 
Saat ini, kita memperoleh satu kemudahan, yaitu Alkitab sudah diterjemahkan 
dalam berbagai bahasa. Oleh sebab itu, mari kita bersemangat untuk menyampaikan 
Injil ke berbagai suku bangsa!

Selain membahas mengenai Qumran, e-JEMMi kali ini juga menyajikan profil suku 
bangsa, yaitu suku Gara dari Pakistan. Meskipun Injil telah ada di daerah itu 
selama 150 tahun, tidak ada orang Kristen dikenal di kalangan Gara. Oleh karena 
itu, mari kita berdoa bagi suku ini supaya mereka terbuka untuk menerima Tuhan 
Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Selamat membaca dan mari semangat dalam 
bermisi. Tuhan Yesus memberkati!

Pemimpin Redaksi e-JEMMi,
Mei
< mei(at)in-christ.net >
< http://misi.sabda.org/ >


ARTIKEL: QUMRAN
Diringkas oleh: Mei Fitriyanti

Qumran adalah nama suatu tempat yang terletak di gurun Juda di pantai Laut Asin 
(Mati) di sebelah barat. Sejak tahun 1947 hingga 1955, banyak ditemukan 
naskah-naskah dari zaman Kristus dan sebelumnya di gua-gua sekitar Laut Mati. 
Di Qumran, juga digali dan ditemukan puing-puing kompleks bangunan peninggalan 
sekelompok orang Yahudi. Bangunan itu semacam bangunan biara yang dinamakan 
"Khirbet Qumran". Dalam artikel ini akan membahas sedikit mengenai jemaat 
Qumran, penemuan-penemuan di Qumran, naskah yang ditemukan dan hubungan jemaat 
Qumran dengan Perjanjian Baru.

A. Jemaat Qumran

Berkat naskah-naskah yang ditemukan, orang-orang mulai tahu tentang jemaat yang 
membangun "biaranya" di Qumran. Jemaat itu disebut "kaum Esseni", yang juga 
dibicarakan oleh pengarang Yahudi Flavius Josephus dan Philo dari Iskandria, 
dan oleh pengarang kafir Plinius. Rupanya, Qumran adalah pusat utama dari kaum 
Esseni. Jemaat Qumran mengasingkan diri ke gurun, jauh dari agama Yahudi, 
karena mereka bertentangan dengan kalangan imam di Yerusalem, yang mereka 
anggap tidak sah. Jemaat itu menetap di Qumran sekitar tahun 75 sM hingga tahun 
36 sM. Pada tahun 68 sM, tentara Roma mendekati dan mengepung Yerusalem. Jemaat 
itu pun ikut berperang, dan mereka dimusnahkan oleh tentara Roma. Pada waktu 
darurat itu, diperkirakan para anggota jemaat Esseni menyembunyikan kitab-kitab 
sucinya di dalam gua-gua di sekitar Qumran, yang ditemukan kembali pada tahun 
1947.

Jemaat di Qumran menyebut dirinya "Jemaat Perjanjian Baru (dan Kekal)". 
Anggota-anggota jemaat itu hidup bersama-sama dan sangat sederhana, semua 
barang menjadi milik bersama. Sebagian (besar) di antara mereka tidak menikah 
dengan motif eskatologis (akhir zaman) dan kemudian asketis (mengasingkan diri 
dari dunia luar). Seorang calon yang mau masuk jemaat itu harus terlebih dulu 
melewati masa percobaan selama tiga tahun. Jika berhasil, ia diizinkan menjadi 
anggota penuh dengan mengangkat sumpah bahwa akan menepati Taurat Musa sesuai 
dengan adat kebiasaan jemaat itu dan juga berpegang teguh pada ketertiban 
jemaat itu. Jemaat Qumran sangat teliti dalam melaksanakan Taurat Musa, bahkan 
lebih keras daripada kaum Farisi. Mereka sangat teliti dan saksama dalam hal 
najis dan tahir, haram dan halal, dan melakukan banyak pembasuhan sebelum 
beribadah. Mereka pun mempunyai tata ibadah sendiri, dan mereka tidak 
mempersembahkan kurban. Anggota-anggota jemaat itu rajin dalam mempelajari 
Alkitab dan kitab-kitab saleh lain.

B. Penemuan

Sekitar bulan Februari atau Maret 1947, Muhammad, seorang pemuda dari suku 
Ta'amireh, masuk ke salah satu gua di sekitar Qumran untuk mencari seekor 
kambing yang hilang. Di dalam gua itu, ia menemukan sejumlah buyung yang 
berisikan gulungan kitab dari kulit. Ia membawa tujuh buah di antaranya dan 
mencoba menjualnya di Betlehem, tetapi tidak berhasil. Kemudian, lima buah 
naskah dijualnya kepada uskup agung dan kepala biara dari umat Kristen 
Syriah-Ortodoks di Yerusalem dan dua buah kepada E. Sunik dari Universitas 
Ibrani di Yerusalem. Dari tahun 1949 hingga 1955, para ahli menyelidiki seluruh 
daerah di sekitar Qumran dan menggali Khirbet Qumran. Sementara itu, masyarakat 
sekitar ikut mencari dan mereka berhasil menemukan naskah-naskah baru lagi.

C. Naskah-Naskah Qumran

Naskah-naskah kuno yang ditemukan ada beberapa yang utuh, tetapi ada beberapa 
naskah yang sudah rusak. Ada naskah (kepingan) dari kitab-kitab Alkitab, naskah 
dari Kitab Apokrif dan Pseudepigraf, dan sejumlah naskah mengenai tata cara dan 
ajaran-ajaran jemaat Qumran.

1. Naskah-naskah dari Alkitab.

Naskah-naskah dari Kitab Suci yang lengkap ialah:

Satu gulungan kitab Yesaya lengkap (tetapi sedikit rusak) sehingga hanya 
tertinggal sepertiga dari kitab Yesaya. Selain kitab Yesaya, ditemukan pula 
kepingan-kepingan dari kitab Samuel, Taurat Musa, yaitu Ulangan, kitab Mazmur, 
dll..

Naskah-naskah dari kitab Apokrif (pseudepigrap).

Ditemukan juga kepingan dari kitab-kitab Apokrif, yaitu kitab Henokh, kitab 
"Yubilaeorum", Wasihat Levi, Anggaran Dasar Jemaat di Damsyik (Dokumen kalangan 
Sadok'), yaitu suatu jemaat yang hampir sama dengan jemaat Qumran, yang juga 
menetap di Damsyik.

Naskah-naskah mengenai jemaat Qumran.

a) Ada beberapa naskah dan kepingan yang memuat tafsiran kitab-kitab dari 
Alkitab Perjanjian Lama. Dalam tafsiran-tafsiran itu, Perjanjian Lama 
diterapkan kepada jemaat di Qumran. Ada satu naskah lengkap yang menyajikan 
tafsiran berdasarkan kitab Habakuk. Ada banyak kepingan yang memuat tafsir 
kitab Mazmur, kitab Yesaya, Mikha, Nahum, dan Zefanya.

b) Anggaran dasar jemaat Qumran terpelihara baik secara lengkap berupa 
kepingan-kepingan dari naskah yang rusak. Oleh para ahli, anggaran dasar itu 
dinamai: "Manual of Discipline". Meskipun bagian atas naskah rusak, tetapi 
dapat terbaca "Serekh Hajjahad", yang berarti "Anggaran dasar jemaat".

c) Ditemukan pula naskah yang menyajikan suatu gambar tentang perang suci pada 
akhir zaman. Naskah itu dinamai "Gulungan Perang" (milhamah=perang). Di 
dalamnya digambarkan secara teliti dan luas perang antara "anak-anak cahaya", 
yaitu anggota jemaat dan "anak-anak kegelapan". Jadi, kitab itu mempunyai corak 
eskatologis (akhir zaman) dan apokaliptis (tersembunyi).

d) Ada juga naskah yang memuat "lagu-lagu pujian" yang dipergunakan jemaat itu 
dalam ibadahnya. Naskah itu oleh para ahli dinamai "Hodajot" (lagu-lagu puji).

2. Cara mengutip naskah-naskah Qumran.

Pada naskah-naskah Qumran, para ahli memberikan suatu tanda agar naskah dapat 
dengan mudah dikutip. Sistem yang umum dipakai ialah: Disebutkan dahulu gua 
tempat naskah itu ditemukan, yaitu dengan angka Romawi (atau Arab). Misalnya: 
IQ = ditemukan dalam gua I di Qumran, kemudian ditambahkan isi dari naskah 
(kepingan) itu. Misalnya IQ Isa = Naskah pertama nabi Yesaya (Isa) yang 
ditemukan dalam gua I Qumran.

D. Hubungan Jemaat Qumran dengan Perjanjian Baru

Penemuan di Qumran merupakan hal yang sangat penting untuk pengertian 
Perjanjian Baru. Sebab, jemaat itu paling jaya justru pada zaman Kristus dan 
umat Kristen mula-mula. Berkat penemuan itu, kita tahu sebagian dari agama 
Yahudi pada zaman Kristus. Jadi, melalui naskah-naskah Qumran, latar belakang 
kehidupan Kristus serta umat Kristen mula-mula menjadi lebih jelas diketahui.

Memang tidak begitu jelas hubungan antara jemaat di Qumran dan Perjanjian Baru. 
Menurut para ahli, yang menjadi perantara hubungannya adalah Yohanes Pembaptis. 
Yohanes Pembaptis dianggap sebagai penengah antara jemaat di Qumran dan Yesus. 
Ia tampil di gurun, yang diduga dekat dengan tempat tinggal jemaat itu, dan 
menurut para ahli, Yohanes Pembaptis mempunyai corak eskatologis yang mirip 
dengan ajaran jemaat Qumran. Karena itu, diambil kesimpulan bahwa Yohanes 
pernah masuk ke jemaat itu dan Yesus mengambil sebagian ajaran Yohanes yang 
terpengaruh oleh ajaran Qumran. Akan tetapi, para ahli kemudian menjadi lebih 
hati-hati. Sebab, meskipun ada kesamaan antara Perjanjian Baru dan 
naskah-naskah Qumran, ada perbedaan yang lebih besar juga, yaitu jemaat Qumran 
mengasingkan diri dari pergaulan, sedangkan Yesus tidak. Jemaat Qumran mengajar 
bahwa anggotanya harus membenci orang lain dan hanya mengasihi sesama anggota. 
Akan tetapi, Yesus justru menekankan bahwa cinta kasih sejati merangkum semua 
manusia. Meskipun ada perbedaan yang mencolok, ada juga kesamaan antara 
Perjanjian Baru dan jemaat di Qumran. Oleh karena itu, ada ahli yang 
berpendapat bahwa antara Yesus dan jemaat itu tidak ada hubungan langsung. Akan 
tetapi, diperkirakan kemudian sejumlah anggota jemaat itu masuk Kristen dan 
ajarannya mulai memengaruhi ajaran Kristen juga. Perbedaan yang jelas ialah: 
jemaat Qumran selalu mengutamakan Taurat Musa, sedangkan umat Kristen 
mengutamakan Yesus sebagai pusat kepercayaan.

Diringkas dari:
Nama situs: Sejarah Alkitab Indonesia
Alamat URL: http://sejarah.sabda.org/artikel/qumran.htm
Judul artikel: Qumran
Penulis artikel: Tidak dicantumkan
Tanggal akses: 20 April 2015


PROFIL BANGSA: SUKU GARA DI PAKISTAN

Identitas

Sekitar 1.000 orang yang tergabung dalam kelompok etnis Gara tinggal di distrik 
Leh dan Kargil, dari negara bagian Jammu dan Kashmir di India Utara. Sejumlah 
orang yang tidak diketahui (mungkin sangat kecil) juga tinggal di distrik Lahul 
dan Spitti di Himachal Pradesh. Tidak diketahui jumlah yang tepat untuk 
populasi tersebut karena mereka baru diakui sebagai suku tetap di India pada 
tahun 1989, sehingga terlambat untuk dihitung secara terpisah dalam sensus 
terakhir yang dilakukan di India pada tahun 1981. Etnolog Sachchindanandra 
Prasad memperkirakan populasi suku tersebut pada tahun 1998, berjumlah sekitar 
1.000 orang Gara.

Hanya sedikit sumber yang pernah menyebutkan Gara sebagai suku yang berbeda 
sehingga menjadi lebih mengejutkan ketika pemerintah India telah memberikan 
mereka status resmi. Sejumlah kecil sumber yang menyebutkan tentang Gara 
biasanya memasukkan mereka sebagai subgrup dari Ladakhi. Meskipun benar bahwa 
sebagian besar budaya mereka mencerminkan budaya Ladakhi, terdapat perbedaan 
sosial yang signifikan antara kedua bangsa tersebut. Perbedaan utama adalah 
perbedaan bahasa. Orang Gara berbicara dalam bahasa Eropa-Indo, benar-benar 
berbeda dari orang Ladakhi yang berbicara dalam bahasa Tibet-Burman.

Kebiasaan/Adat

Orang Gara melayani suku Ladakhi sebagai pandai besi. Secara tradisional, ada 
perbedaan yang jelas antara orang-orang Ladakhi dan kelompok-kelompok pelayan 
yang lebih kecil di daerah. K.S. Singh mencatat, 'Orang Ladakhi biasanya tidak 
berpartisipasi dalam ritual perkawinan dan kematian orang Gara, yang disebut 
Mon dan Beda. Sikap sekuler telah membawa masyarakat yang tinggal berdekatan 
menjadi dekat satu sama lain secara sosial. Saat ini, meskipun orang Gara hidup 
dalam masyarakat multietnis, orang Ladakhi menganggap orang Gara sebagai suku 
dengan status kelas sosial terendah. Orang Gara masih tidak diperbolehkan untuk 
menduduki posisi apa pun di desa atau administrasi biara. Orang Gara 
menyediakan alat besi bagi orang Ladakhi. Sebagai imbalannya, mereka biasanya 
menerima sejumlah gandum yang tetap sebagai bayarannya.

Upacara-upacara diselenggarakan sepanjang tahun, yang memberi kesempatan kepada 
para pemuda Gara untuk mencari pasangan. Perempuan muda mengenakan pakaian 
tradisional yang terbaik untuk upacara ini, memamerkan jahitan mereka dan juga 
untuk menarik calon pelamar. Pernikahan diatur melalui negosiasi, perjodohan, 
pertukaran, pacaran, dan lain-lain. Harga mempelai wanita dibayar, baik secara 
tunai maupun benda/jasa. Alasan untuk mengusahakan perceraian adalah perzinaan, 
kemandulan, ketidakmampuan, impotensi, kekejaman, dan ketidakmampuan untuk 
memenuhi pengeluaran istri, dan pernikahan kembali diizinkan.

Agama

Sebagian besar keluarga Gara menganut agama Buddhisme Tibet, sementara hanya 
sedikit yang beragama H, terutama di kalangan orang Gara di Himachal Pradesh. 
Satu catatan sumber, mereka mengikuti semua festival B dan merayakan Losae dan 
Budha-Purnima. Pengaruh dari Bon, agama pra-Buddha, masih dapat dilihat dalam 
ritual dan upacara Gara. Bon dasarnya adalah kepercayaan pada penyembahan roh 
dan demonisme (roh-roh jahat -- Red.). Roh-roh jahat yang kuat dipanggil untuk 
bantuan dan perlindungan. Topeng-topeng yang mengerikan dikenakan, dan 
kadang-kadang para lama dirasuki setan untuk memprediksi masa depan dan 
memberikan pengarahan kepada masyarakat.

Agama Kristen

Meskipun lebih dari 200 orang Ladakhi percaya kepada Kristus saat ini, dan 
Injil telah ada di daerah itu selama 150 tahun, tidak ada orang Kristen dikenal 
di kalangan Gara. Perpecahan sosial antarkelompok yang berbeda menciptakan 
hambatan untuk penyebaran Injil. (t/Jing Jing)

Pokok Doa:
1. Berdoalah agar Tuhan berkenan memanggil orang-orang yang mau pergi ke Gara 
dan membagikan Kristus kepada mereka.
2. Berdoalah agar tidak terjadi perpecahan sosial di antara mereka. Sebab, itu 
merupakan hal utama yang menghambat untuk menyebarkan Injil
3. Berdoalah agar Roh Kudus melembutkan hati orang-orang Gara sehingga mereka 
dapat menerima Injil.

Diterjemahkan dari:
Nama situs: JoshuaProject.net
Alamat URL: http://joshuaproject.net/people_groups/16803/PK
Penulis artikel: Tidak dicantumkan
Tanggal akses: 23 Januari 2015


STOP PRESS: BERGABUNGLAH DALAM KELAS TAFSIRAN MARKUS (TMR)!

KABAR GEMBIRA!

Pada bulan Juli/Agustus 2015, PESTA akan membuka Kelas Tafsiran Markus (TMR). 
Kelas ini akan mempelajari Survei Injil Markus dan Tafsiran dari Injil Markus. 
Injil Markus adalah Injil yang ditulis oleh Markus dengan tema utama Kristus 
sebagai Hamba yang menderita. Kelas ini akan membahas Injil Markus secara lebih 
mendalam dan menggunakan sudut pandang alkitabiah.

Mari bagi saudara-saudara yang rindu untuk belajar firman Tuhan dengan sistem 
kelas online via Facebook, kami undang untuk bergabung dengan kami. Kelas ini 
mempunyai standar penilaian dan pencapaian pembelajaran tuntas yang di akhiri 
dengan pemberian sertifikat sebagai tanda kelulusan. Mari segera daftarkan diri 
anda dan bergabung bersama-sama dengan rekan-rekan lain untuk berdiskusi dalam 
Kelas Tafsiran Markus. Silakan mendaftar kepada admin PESTA dengan alamat < 
kusuma(at)in-christ.net >. Daftar segera dan dapatkan kesempatan belajar 
teologia secara online bersama dengan PESTA. 


Kontak: jemmi(at)sabda.org
Redaksi: Mei, Ayub, dan Wiwin
Berlangganan: subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/misi/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2015 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

Kirim email ke