\o/ \o/~~~~~~~~(((( Hidup oleh Roh, Dipimpin oleh Roh, Gal.5:25 ))))~~~~~~~\o/ 
\o/

BANYAK UMAT KRISTEN KOPTIK MEMILIH TINGGALKAN MESIR
Tamer Refaat Salama sudah menyiapkan koper. Beberapa hari lagi visa, ijin 
tinggalnya, akan datang dan perjalanan siap dimulai. Pemuda berusia 29 
tahun itu akan berimigrasi ke Amerika, mimpinya sejak lama. Mimpi 
tentang perlakuan adil, tentang kebebasan beragama. Tamer adalah umat 
Koptik, Kristen ortodoks di Yunani. Ia merasa diperlakukan dengan tidak 
adil di tanah airnya.

"Sebagai umat Koptik saya merasa 
didiskriminasi. Di tempat kerja juga ada diskriminasi dan dalam mencari 
pekerjaan baru, saya juga didiskriminasi," papar Tamer.
Tamer bukan satu-satunya umat Koptik yang meninggalkan Mesir, tanah airnya. 
Menurut organisasi HAM "Egyptian Union for Human Rights", sejak jatuhnya 
Mubarak, sekitar 100.000 umat Koptik meninggalkan negara itu. Seperti 
Tamer, kebanyakan dari mereka berusia muda dan berpendidikan baik. 
Tetapi mereka kuatir akan masa depan, tak ada peluang di tanah air dan 
merasa terancam oleh radikal muslim serta militer.

Penindasan Meningkat
Sejak kudeta yang dipimpin Gamal Abdul Nasir awal tahun 50-an, umat Kristen 
Koptik di Mesir didiskrimansi secara sistematis. Mereka hanya boleh 
membangun gereja dalam jumlah kecil, dan tak bisa menduduki posisi atas 
di pemerintahan. Jumlah umat Koptik di Mesir berkisar 8 juta orang, 
sekitar 10% dari total masyarakat Mesir. Hampir setiap tahun terjadi 
serangan terhadap kelompok minoritas ini.

Sejak Mubarak jatuh, serangan semakin sering terjadi. Konflik paling berdarah 
terjadi tanggal 9 Oktober 2011, ketika sekitar 1000 warga Kristen melakukan 
aksi duduk damai di luar gedung televisi pemerintah. Para pemrotes 
mengatakan mereka diserang oleh para "preman" dengan tongkat. Kekerasan 
meluas tak terkontrol setelah sebuah kendaraan militer yang melaju 
kencang melompat ke sisi jalan dan menubruk sejumlah umat Kristen hingga tewas.

Bertahan di Mesir
Dalam 
konferensi pers setelah bentrokan, militer mencoba membebaskan diri dari 
tuduhan dengan balik menuduh bahwa umat Kristen dan 'tangan-tangan 
tersembunyi' lah yang memulai bentrokan. Militer juga membantah menembak 
demonstran atau secara sengaja melindas mereka.

25 
orang tewas dalam bentrokan itu, kebanyakan Koptik. Naguib Gabriel, 
pemimpin organisasi HAM Mesir "Egyptian Union for Human Rights" 
mengatakan, "Masa depan umat Kristen di Mesir tampak suram. Sebelum 
revolusi mereka disiksa secara tidak langsung. Sejak revolusi, kaum 
salafis dan Ikhwanul Muslimin secara langsung dan terbuka menyerang 
Koptik."
Dari bentrokan, kekerasan dan kekacauan inilah militer dan sisa-sisa penguasa 
lama mengambil keuntungan. Karena banyak warga Mesir merindukan keamanan, 
stabilitas, sebuah tangan kuat dan 
hanya dengan demikianlah dewan militer bisa tetap berkuasa.

Toh tidak semua umat Koptik ingin meninggalkan Mesir. Beshoy Fayez termasuk 
yang bertahan. "Saya harus tetap tinggal di Mesir untuk mengubah negara ini. 
Saya tidak lari dari persoalan, saya justru ingin menyelesaikan 
masalah. Walaupun agama kita berbeda-beda, tetapi kita semua adalah 
rakyat Mesir."

Beshoy Fayez memimpikan sebuah Mesir 
tanpa prasangka, tanpa diskriminasi. Ia turun ke jalan dan memberi 
penjelasan. Ia berjuang bagi hak-haknya sebagai Koptik, bagi kebebasan 
di Mesir. Banyak yang lain sudah kehilangan keberanian.
o)----------------------[ Hapus dan Edit Pesan yang tidak perlu 
]----------------------(o

Join Milis : join-i-kan-untuk-revi...@hub.xc.org
Leave Milis : leave-i-kan-untuk-revi...@hub.xc.org 

o)---------------------------( Milis ini didukung oleh I-KAN 
)--------------------------(o

WebLink : http://rdsb.org

Kirim email ke