Kaya'nya masalahnya bukan soal Pertamina mampu atau tidak menyaingi
benefitnya Petronas. Kalau mampu-mampu an saya yakin pasti mampu. 

Secara relatif dibandingkan pendapatan dari 'general populace' atau GNP,
pendapatan dari geoscientist kita ada jauh di atas rata-rata.
kemungkinan besar ada di top quartile bahkan top 15%. Secara gaya hidup,
kita semua harus jujur mengkui bahwa secara sosio ekonomi kebanyakan
kita ada di kelompok menenengah atas maupun atas. Buktinya ya itu,
pernyataan bahwa gaji 10 juta sebulan adalah 'biasa-biasa aja...'
sementara UMR regional per TAHUN masih jauh dibawah itu. 

Saya nggak yakin posisi relatif yang sama dinikmati oleh teman-teman
yang 'nyangkul' di negeri orang, baik di Malaysia, Brunei apalagi di
Middle East dan negara-negara barat. Mungkin Oom Vicky dan teman-teman
yang lain bisa kasih penerangan soal gaya hidup apa yang bisa mereka
raih di negeri orang, relatif terhadap biaya dan gaya hidup masarakat
setempat.

Anyway, argumen diatas pernah dipakai oleh almarhum Arco waktu ada
tuntutan mengaitkan gaji pegawai lokal dengan US$ saat negara kita
sedang dihajar krismon. 
Kaya'nya ada yang salah dengan argumen itu, tapi mungkin ada benarnya
juga...........???????



Salam
Oki 
(Pendukung expatriatisasi profesional Indonesia)


-----Original Message-----
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, 24 March 2003 16:53
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [iagi-net-l] Berapa berani bayar ? --> FW: [iatmi_members]
lowongan kerja

Sorry bukan karena aku mau interview dengan Petronas looh , tetapi yang
aku 
konsen adalah "potential brain drain" akibat hengkangnya beberapa 
"Indonesian high flyer" yg 'diculik' PNas ...
Ini tentunya dalam konteks duit sajah dulu deh ... dalam artian "saving"

atau uang tabungan pertahun yg bisa dibawa ke Indonesia ... tentunya
selain 
itu akan diperoleh "intangible value" (ilmu, pengalaman dll)  yg sulit
di 
kuantifikasi dan nanti malah ngga jelas kalau didiskusikan  ...

Berapa sih dapetnya (net income) engineer/geoscience Indonesia di KL 
sehingga meninggalkan Indonesia ? atau .... Apakah Pertamina ngga bisa 
memberi tawaran gaji yang setara yang bersaing dengan perolehan itu ?

Aku denger dari beberapa temen yg aku rasa jujur memberitahukan ke aku
bahwa 
tawarannya :
- untuk pengalaman +/- 5 tahun. .... sekitar 3500 RM/bulan ... kalau 
dihitung di Indonesia ya kira kira kurang dari 10 juta !! ... 1 RM -> Rp

2500.
- untuk pengalaman 10 tahun .. ~4000-5000 Rm --> Rp 12.5 juta ...
- diatas 10 tahun >6000 RM --> Rp 25 juta
(Note : Fasilitas yg biasanya diberikan adalah : bantuan housing dan
sekolah 
di international school ... tentunya tetep haris nambah karena ngga 100%

diganti  )

Menurut temen-temen di Abudhabi, pengalaman 15 tahun bisa mengantongi
1000 
USD/bulan bersih !! setelah biaya hidup dan biaya sekolah ... --> only
10 
juta looh !!

Apakah Pertamina ngga bisa memberikan lebih dari itu ?
Seandainya memungkinkan bisakah dishare likalikunya ... siapa tahu dapat

mencegah terjadinya "brain drain" ... Indonesia sudah cukup banyak 
memberikan subsidi untuk pendidikan ini ..

lamsalam.

RDP


---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke