FYI.
 
 
-----Original Message-----
From: Maryanto 
Sent: Thursday, September 11, 2003 8:39 AM
To: 'IAGI'
Cc: Ukat Sukanta at CPI; 'Awang Satyana'; 'Herman Moechtar'
Subject: RE: FW: [iagi-net-l] Re: korelasi geodinamik


 
Coba lagi karena yang dibuat tadi malam ini gagal kirim..

-----Original Message-----
From: Maryanto 
Sent: Wednesday, September 10, 2003 5:57 Sore
To: 'Awang Satyana'; Herman Moechtar
Cc: Pak bambang; Maryanto; Sardjono; IAGI; Ukat Sukanta at CPI;
[EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED];
[EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: FW: [iagi-net-l] Re: korelasi geodinamik


Pak Awang, Pak Herman, netters ..
 
Nah lama-lama terbangun juga sinergi, dituntun Pak Awang, gabungkan siklus
Milankovitch dengan Salam. Jangan bosan ya Pak...
 
Akarnya Salam berfikir 4 energi didunia: atom kuat, atom lemah, magnetik,
gravitasi. Semakin jauh jarak dua benda, semakin energi yang disebut
belakangan yang lebih kuat, dominat, berperan.  Mungkin ada yang membenarkan
mana antara kuat-dan lemah di energi atom itu lebih berperan versus jarak ?
Keduanya saya arikan sebagi peristiwa fisi/fusi, menimbulkan energi panas.
Energi ini memanaskan inti-mantel bumi. Benda didalam relatif homogen.
Perbedaan potensial panas bisa menggerakkan arus konveksi. Karena bentuk
yang homogen, maka keteraturan gerak putar lempeng dipermukaan agak sulit
kami terangkan bila penggeraknya hanya ini. Gaya magnetik dan garvitasi lah
yang mengatur geraknya. Evolusi jagadraya yang mengembang sa'at ini,
menjadikan perubahan gaya-gaya serta arah gerak inti dan mantel.
 
Tujuh lapisan bumi : Core dalam (relatif padat), core luar (cair), mantel
dalam (relatif padat), core luar (cair), asthenospher cair, lithosfer
(padat), lempeng (padat). Hampir semua bersifat kemagnitan.  Perubahan sudut
palnet-planet-palnet terhadap bumi, menyebabkan merubah gaya gerak masa
didalam bumi. Bumi yang bergerak spiral, timbulkan lempeng
(kontinenal-oseanik) yang berotasi.
 
Tujuh as tektonik : NE Afrika (pusat Pangea), Pasifik Selatan (Pusat Oseanik
Panthalasa), Batas Pangea-Panthalasa di Equator ReichTethys timur Siklun
Tektonik Laut Banda, dan sikluntektonik Laut Karibia,  Kutub Utara, kutub
Selatan,  serta intibumi.
 
Tujuh lempeng besar : EuroAsia, IndiaAustralia, Pasifik, Afrrika, North
Amerika, South Amerika, Antartika.
 
Selama 485 Ma, seluruh lempeng gerak kanan, arah jarum jam, konvergen di
kontinenatal, hingga Triasik (200 Ma'an), lalu putar kiri, berlawanan arah
jarum jam, devergen. Laut Merah diputar 165 derajad, selama 485 Ma itu, atau
0.7 keliling selama 700 Ma. Aakn ada tujuh putaran selam 7 Ga, seumur
tatasurya. yang terjadi adalah gerak bumi yang spiral. Lempeng dipengaruhi
oleh gerak masa didalam bumi, yang digerakkan oleh gaya magnetik/gravitasi
gaya ekternal (benda-benda angkasa).
 
olar wonder 1990-1975, ada siklus 7 th, dan 70 tahun. Standar deviasi (SD)
kurang dari 2%. Perubahan muka laut San Fransico dan Calcais (Spanyol),
global temperatur, curah hujan jakarta, mempunyai siklus yang sama, yakni
terlihat di pereode 70, dengan tahun yang sama. Dari semua diketahui : muka
laut naik, maka temperatur naik, curah hujan sedikit. Lalu dijabarkan
menjadi, ukuran butir sedimen mengecil,  tebal sedimen menipis, volume
sedimen semakin sedikit. lalu flora-fauna semakin banyak bila temperatur
dibawah Temperatur kehidupan optimum,  dan semakin sedikit bila diatas
temperatur optimum. Dat-data lain menunjang itu di paper kami.
 
 
Salam,
Maryanto.
 
 

-----Original Message-----
From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, September 10, 2003 4:49 Sore
To: Herman Moechtar
Cc: Pak bambang; Maryanto; Sardjono; IAGI; Ukat Sukanta at CPI;
[EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED];
[EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: FW: [iagi-net-l] Re: korelasi geodinamik


Pak Herman dan Pak Maryanto,
 
Sains berdiri di atas tiga kaki : facts, figures, dan theory. Fakta : kita
mellihat semua benda bergerak, tak ada satu pun yang diam (contohnya).
Figures : kita membuat persamaan matematik benda bergerak. Sampai di sini
tidak ada yang salah. Lalu kita lanjutkan ke teori, nah di sinilah terjadi
bongkar-pasangnya. Kita pernah mencatat ada teori geosentris dan
heliosentris. Kita pernah mencatat geosinklin dan plate tectonics. Kita
pernah mencatat generatio spontanea dan ovo oov (omne vivum ex ovo omne ovum
ex vivo = kehidupan berasal dari kehidupan). Kita pernah mencatat steady
state universe dan big bang universe. Dll. Artinya teori bongkar pasang
bongkar pasang dst. The rises and falls of theories, sudah biasa di sains. 
 
Ada siklus2 yang kelihatannya bersamaan, ini belum tentu fakta, bisa saja
suatu kebetulan. Apa jadinya persamaan matematika yang dilandasi fakta yang
belum tentu fakta ? Apa jadinya teori yang dibangun atas persamaan yang
salah ? Menghubungkan big bang ke siklus hari hujan di Jakarta ? Saya tidak
bisa menalarnya. Lebih gampang ditalar kalau menghubungkan Milankovitch
cycle ke perubahan iklim, perubahan iklim ke glasiasi, glasiasi ke sea level
changes, dan sea level changes ke sedimentary record. Evolusi bigbang ke
homo sapiens memang bisa saja walau 15 Ga lamanya. Menghubungkan
Milankovitch cycle ke turbulensi mantle convection yang mengendalikan
dinamika tektonik pun buat saya sulit menalarnya. Satunya benar2 eksternal,
yang satunya lagi benar2 internal. Dua-duanya memang bertemu di lapis
terluar litosfer yaitu sedimentary basin, tetapi kan tidak berarti
Milankovitch mengendalikan dinamika tektonik mantel. Milankovitch hanya
mengendalikan dinamika atmosfer dan klimat.
 
Saya mengikuti perkembangan cyclostratigraphy yang basis-nya Milankovitch
cycle. Yang saya pelajari rasanya tak banyak campur tangan Milankovitch ke
dinamika mantel. Barangkali ada dua school of thought tentang Milankovitch
implications ini ?  
 
Kalau ternyata dinamika atmosfer seperti siklon, badai tropis, dll. bisa
menggerakkan dinamika mantel dan litosfer. Wah...  Sebalikya bisa terjadi,
contohnya, saat Krakatau meletus 1883, tiga tahun lamanya senja di Bumi
tidak normal akibat pantulan butir2 kecil volkanik fragment sudah menjadi
bagian dari atmosfer, mengambang, dan baru turun habis sesudah tiga tahun.
Saya gampang menalarnya, tetapi kalau golakan atmosfer mengontrol interior
Bumi... ??
 
Salam,
Awang H. Satyana
Eksplorasi BP Migas



Kirim email ke