Pak Maryanto,
 
Sebelum membahas Hipotesa Salam lebih jauh, saya ingin mengomentari 4 fundamental 
forces yang dipakai sebab kalau saya kaji hipotesa tersebut rasanya berangkat dari 
fundamental forces ini. 
 
Kita tahu dari semua teori fisika yang lahir sejak Newton, Maxwell, dan Einstein serta 
percobaan2 fisika partikel subatomik dengan accelerator tercanggih sampai tahun 
1980-an disimpulkan bahwa alam dikontrol oleh empat gaya : gravitasi, elektromagnetik, 
gaya atom lemah, gaya atom kuat. Dua gaya belakangan ditemukan lewat konsep mekanika 
kuantum dan terbukti benar setelah diuji oleh particle accelerator. Kita sudah 
terbiasa dengan gravitasi dan elektromagnetik sebab masuk ke fisika klasik, yang dua 
terakhir agak tidak biasa sebab masuk ke fisika moderen. Keempat gaya ini daerah 
operasi-nya berlainan dengan jarak jangkauan yang makin menurun tetapi semakin kuat. 
Gravitasi mengontrol mekanika benda langit, elektromagnetik mengontrol ikatan molekul, 
atom lemah dan kuat hanya beroperasi di inti atom. Daya jangkauan semakin kecil, 
tetapi kalau soal kekuatan, maka gaya atom kuat yang terkuat dan gravitasi yang 
terlemah.
 
Sepanjang sejarah perkembangan fisika kita melihat usaha menyatukan keempat gaya ini. 
Ada GUT (grand unified theory), tetapi tidak memuaskan sebab tidak bisa mengakomodasi 
gravitasi. Elektromagnetik, atom lemah, dan atom kuat punya struktur matematika yang 
sama dan biasa dikelompokkan sebagai Gauge Theories, inilah standard model; gravitasi 
tak memenuhi kriteria mekanika kuantum. Lalu ada Superstring yang katanya bisa 
menyatukan keempat gaya dengan asumsi bahwa di balik matter and energy ada "string". 
Kelihatannya ini pun belum sepakat diterima.
 
Bagaimana menghubungkannya ke Hipotesa Salam-nya Pak Maryanto ? Dalam hipotesa itu, 
disebut bahwa convection mantle Bumi masih harus "digoyang" gravitasi dan 
elektromagnetik agar "menggigit" sebab atom kuat dan lemah tak punya daya. mesti 
dibantu dari luar. Kalau pendapat saya, tak perlu gravitasi dan elektromagnetik untuk 
membuat turbulensi arus konveksi di mantel. Interior Bumi punya mesin sendiri. Atom2 
Ni-Fe-Co di core atau di mantle akan meluruh secara radioaktif oleh gaya atom lemah 
(memang tugasnya begitu), terjadi perubahan unsur, dan massa yang berubah (defect 
mass) akan mengeluarkan energi panas. Inilah yang membuat panas ada di core dan mantle 
yang lalu pada akhirnya akan menimbulkan turbulensi konveksi. Tidak perlu goyangan 
gravity dan electromagnetism, cukup dengan gaya atom lemah. Lalu oleh konveksi mantel 
kita sudah tahu, semua fenomena dinamika Bumi terjadi.
 
Jadi, saya berpendapat tak ada kontrol gravitasi antar benda langit sedetail kepada 
mantle convection dan selanjutnya ke fenomena dinamika Bumi, apalagi gravitasi adalah 
gaya terlemah. Saat alam semesta bermula dari singularitas atau omega point 15-20 Ga 
lewat bigbang, tentu yang bekerja di situ adalah weak and strong nuclear force yang 
jangkauannya nucleus atom. Sebesar apa massa singularitas itu, tentu subatomik, dan di 
situ yang bekerja hanya gaya2 antar quark yang diikat gluon strong neuclear force dan 
diluruhkan weak nuclear force. Tak ada electromagnetic apalagi gravity.
 
Pertanyaannya, bagaimana bisa hipotesa salam terjadi kalau dasar elementary force-nya 
tidak sesuai prinsip theoretical physics ? 
 
Salam,
Awang H. Satyana
(hipotesis mesti diuji kan ? dan saya sedang melakukannya)

Maryanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Pak Awang, Pak Herman, netter yang asiiikkk...
 
Nah lama-lama terbangun juga sinergi, dituntun Pak Awang, gabungkan siklus 
Milankovitch dengan Salam. Jangan bosan ya Pak...
 
Akarnya Salam berfikir 4 energi didunia: atom kuat, atom lemah, magnetik, gravitasi. 
Semakin jauh jarak dua benda, semakin energi yang disebut belakangan yang lebih kuat, 
dominat, berperan.  Mungkin ada yang membenarkan mana antara kuat-dan lemah di energi 
atom itu lebih berperan versus jarak ? Keduanya saya arikan sebagi peristiwa 
fisi/fusi, menimbulkan energi panas. Energi ini memanaskan inti-mantel bumi. Benda 
didalam relatif homogen. Perbedaan potensial panas bisa menggerakkan arus konveksi. 
Karena bentuk yang homogen, maka keteraturan gerak putar lempeng dipermukaan agak 
sulit kami terangkan bila penggeraknya hanya ini. Gaya magnetik dan garvitasi lah yang 
mengatur geraknya. Evolusi jagadraya yang mengembang sa'at ini, menjadikan perubahan 
gaya-gaya serta arah gerak inti dan mantel.
 
Tujuh lapisan bumi : Core dalam (relatif padat), core luar (cair), mantel dalam 
(relatif padat), core luar (cair), asthenospher cair, lithosfer (padat), lempeng 
(padat). Hampir semua bersifat kemagnitan.  Perubahan sudut palnet-planet-palnet 
terhadap bumi, menyebabkan merubah gaya gerak masa didalam bumi. Bumi yang bergerak 
spiral, timbulkan lempeng (kontinenal-oseanik) yang berotasi.
 
Tujuh as tektonik : NE Afrika (pusat Pangea), Pasifik Selatan (Pusat Oseanik 
Panthalasa), Batas Pangea-Panthalasa di Equator ReichTethys timur Siklun Tektonik Laut 
Banda, dan sikluntektonik Laut Karibia, serta intibumi.
 
Tujuh lempeng besar : EuroAsia, IndiaAustralia, Pasifik, Afrrika, North Amerika, South 
Amerika, Antartika.
 
Selama 485 Ma, seluruh lempeng gerak kanan, arah jarum jam, konvergen di kontinenatal, 
hingga Triasik (200 Ma'an), lalu putar kiri, berlawanan arah jarum jam, devergen. Laut 
Merah diputar 165 derajad, selama 485 Ma itu, atau 0.7 keliling selama 700 Ma. Aakn 
ada tujuh putaran selam 7 Ga, seumur tatasurya. yang terjadi adalah gerak bumi yang 
spiral. Lempeng dipengaruhi oleh gerak masa didalam bumi, yang digerakkan oleh gaya 
magnetik/gravitasi gaya ekternal (benda-benda angkasa).
 
olar wonder 1990-1975, ada siklus 7 th, dan 70 tahun. Standar deviasi (SD) kurang dari 
2%. Perubahan muka laut San Fransico dan Calcais (Spanyol), global temperatur, curah 
hujan jakarta, mempunyai siklus yang sama, yakni terlihat di pereode 70, dengan tahun 
yang sama. Dari semua diketahui : muka laut naik, maka temperatur naik, curah hujan 
sedikit. Lalu dijabarkan menjadi, ukuran butir sedimen mengecil,  tebal sedimen 
menipis, volume sedimen semakin sedikit. lalu flora-fauna semakin banyak bila 
temperatur dibawah Temperatur kehidupan optimum,  dan semakin sedikit bila diatas 
temperatur optimum. Dat-data lain menunjang itu di paper kami.
 
 
Salam,
Maryanto.
 
 
 




---------------------------------
Do you Yahoo!?
Yahoo! SiteBuilder - Free, easy-to-use web site design software

Kirim email ke