Ikutan yah...
rasanya lebih banyak orang yang pintar dari pada orang bodoh. Itu yang saya ketemukan selama ini, atau .... saya yang terlalu bodoh ya ??


Masing2 system pendidikan yang banyak "main" nya, vs yang sudah di ajarin calculus di sd, punya plus dan minus. dan itu juga punya anak didik yang tertentu. Maksudnya kalau anaknya lebih suka yang banyak mainnya. yah silahkan ikutkan di sekolah tsb. kalau yang suka yang serius yah masukin yang serius. Satu hal yang sangat perlu (saya rasa) dikembangkan didalam diri anak adalah rasa ingin tahu yang besar (curiosity). Selanjutnya yang lain akan berkembang sesuai dengan lingkungan (menyediakan lingkungan yang "cocok"juga tugas orang tua bukan negara)

kita harus ingat bahwa Thomas Alfa Edison, Albert Einstein dan banyak lagi, pernah di DO disekolah.

Tetapi kita juga tahu bahwa statistik menyatakan bahwa lebih 50 % dari penemuan2 berasal dari örang sekolahan".

he... jadi ngawur gini. selamat berakhir pekan (jangan baca email melulu, kalau bacanya masih weekend). selamat bekerja yang baca email ini senin.

best regards,

fbs


From: [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [iagi-net-l] ayyooo...sekolah...was: RE: [iagi-net-l] Profesor termuda Nelson Tansu - pengalaman Houston
Date: Wed, 17 Mar 2004 16:00:56 +0700



Maaf kalo sedikit nyimpang... Saya lihat orang dulu dengan kurikulum jaman dulu pinter-pinter. Orang sekarang dengan kurikulum jaman sekarang juga banyak yang pinter-pinter.

Terus yang gak pinter???? jelas banyak! karena memang pada setiap jaman
yang akan paling banyak
adalah yang tidak pinter !!!

Tapi kalo mau teliti lagi lihatnya,
ternyata orang pinter itu bukan hanya tumbuh dari sekolahan
bagus, mahal dan isinya orang-2 pinter saja lhooo
(ya..jelas dong keluarannya sekolah kayak gini mah namanya orang-2 pinter
juga)
tapi.... kebanyakan orang-2 pinter tuh memang orang tuanya juga
ya...pinter-pinter!

Jadi, sekolah itu bukan tempat segalanya untuk mencetak anak-anak kita jadi
orang-2 pinter.
Saya pikir orang tua yang berkewajiban mencetak anak-2nya jadi orang
pinter.
Salah satunya memang mencari sekolah yang COCOK bagi anak-anaknya.
Bagaimana sekolah yang cocok itu???
ya...kembali kepada bapak dan ibunya yang tau anak masing-2.
Intinya kalau anak kita "ditelantarkan" di rumahnya dengan anggapan sudah
cukup pengetahuannya
dengan bersekolah saja adalah salah besar.
Menganggap sekolah tak ada guna juga kesalahan besar.
Tapi mencari sekolah yang cocok buat anak kita dalam segala segi
(perkembangan mental dan otak)
juga bukan perkara gampang sebab selain jarak, kenyamanan, pertimbangan
kurikulum, lingkungan dll,
faktor biaya juga  termasuk
menjadi beban yang sangat berat bagi orangtua.

20% APBN untuk pendidikan mungkin cukup untuk pendidikan gratis sampai
tingkat SLTA,
jika dan hanya jika dana itu sampai dan digunakan untuk keperluan
pendidikan dan tidak dikorupsi!

m.s.




_________________________________________________________________
Add photos to your e-mail with MSN 8. Get 2 months FREE*. http://join.msn.com/?page=features/featuredemail



---------------------------------------------------------------------


To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/

IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi



Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id

Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])

Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])

Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])

Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])

Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])

---------------------------------------------------------------------



Kirim email ke