Pak Awang, Boleh juga, saya kalau bisa dibagi text & figurenya. Kalau berbicara mengenai potensi HC di Jawa Tengah Utara, mestinya bisa dirunut petroleum system lapangan Cipluk, sebelah barat Semarang. Kalau saya melihatnya justru daerah ini merupakan transisi antara NW Java basin dan NE Java Basin, yang diharapkan dapat menjadi focal point dari sistim migrasi...mudah-mudahan ini tidak meng-oversimplifying skenario geologinya. Mungkin di sebelah Barat bisa disebandingkan dengan tinggian Gantar (?), sorry, namanya saya kurang familiar, tetapi kira-kira disekitar Brebes - Cirebon. Kalau trend struktur tua yang saya lihat di NEJB rasanya menunjukkan NE-Sw (?paralel Meratus) sementara struktur mudanya relatif Barat - Timur. Yang menarik, kalau dilihat disebelah barat Yogya ada eksposure build up Miocene yang menghilang ke arah Barat, mungkin ini bisa menjadi obyek yang menarik kalau dikaitkan dengan pola-pola high-low yang ada. BTW, pola high low yang terlihat di pegunungan selatan kelihatannya memiliki pola mirror image dari pola struktur tuanya. Bambang
-----Original Message----- From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, July 22, 2004 8:33 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] Indentasi Struktural Jawa Tengah (?!) Pak Aris, Nanti saya kirimkan text and figures-nya via japri. Pandangan seperti Pak Aris pernah dikemukakan juga untuk menjawab kepenasaran kenapa di Jawa Tengah kok migas kelihatannya miskin dibanding di Jabar (dan offshore-nya) dan Jatim (dan offshorenya). Tahun 1976 tim dari Lemigas dan Beicip pernah menganalisa struktur Jawa dengan wrench fault tectonics ala Mody and Hill (1956) (penelitiannya diterbitkan di Proc IPA 1976 hal. 53-66 dg. judul "Wrench fault tectonics and aspects of HC accumulation in Java"). Salah satu kesimpulannya ya itu, minyak katanya secara regional lari ke bagian yang lebih tinggi di sebelah barat (Jabar) dan timur (Jatim). Blok Jawa Tengah memang turun dan tenggelam di utara dan selatannya. Tetapi beberapa keberadaan tinggian seperti dikatakan Pak Aris harus dicurigai, termasuk Tinggian Gabon di daerah Lundin. Di Banyumas banyak tinggian dan rendahan yang sangat kontras terjadinya tidak transitional. Saya hanya menangkap keberadaan dua sesar besar strike-slip sebagai mekanisme-nya. Nanti di peta saya ada analisa strain-ellipsoidnya. Silakan dikomentari. Dari publikasi paper, arah-arah struktur di Jawa yang sering disebut adalah B-T, BD-TL, dan U-S (terutama di offshore Jawa Barat). Belum ada yang mencantumkan arah Sumatra (BL-Tenggara) secara dominan, saya melihatnya agak lain. Arah Sumatra pun cukup dominan, dan kelihatannya di Jawa Tengahlah terjadi pertemuan kedua arah struktur besar di Indonesia Barat : Arah Meratus vs. Arah Sumatra. Saya sudah melihat seismic section Karangsambung (mungkin untuk pertama kalinya Karang Sambung diseismik), sayang tak bagus kualitasnya. Dan, wilayah ini termasuk yang akan disisihkan Lundin. Sebenarnya, dari Jawa yang sudah dikenal baik, masih ada terra incognita secara geologi yang layak mendapatkan perhatian. Salam, awang [EMAIL PROTECTED] wrote: pak awang - menarik sekali, boleh bagi paper/mapnya? sebagai layman, rasanya kok lebih mudah dianggap bahwa jawatengah adalah graben yang diapit oleh jabar dan jatim sebagai tinggiannya. major normal fault yang mengapitnya, kalau saya lebih cenderung kurang slanted, tetapi lebih N-S. ini secara global morfologi. graben jateng yang besar itu ternyata dipecah2 lagi jadi beberapa graben/low, notably yogyakarta. struktur sesar N-S ini dikombinasi dengan majority E-W anticline system. yang membentuk pegunungan memanjang arah E-W, seperti di banyumas. tambahan lagi, petroleum system di west of central java sudah proven dengan cipari seepage dan beberapa hc indication dari survey pertamina tahun 1970s. cuman risk terbesar masih di reservoirnya. nah, kalau berminat lundin rasanya mau berbagi resiko. regards - Awang Satyana hoo.com> cc: Subject: [iagi-net-l] Indentasi Struktural Jawa Tengah 21/07/2004 05:15 (?!) PM Please respond to iagi-net Kalau kita melihat Pulau Jawa, khususnya di sebagian Jawa Tengah, maka kita akan menemukan bahwa garis pantai utara dan selatan wilayah ini lebih sempit masuk dibanding garis pantai utara dan selatan Jawa Barat dan Jawa Timur. Saya menyebut ini sebagai "indentasi". Apakah ini gejala biasa-biasa saja atau punya arti secara geologi ? Dari pemelajaran data gayaberat regional, SLAR, seismik, geologi permukaan, dan publikasi terdahulu yang diharapkan berhubungan; kelihatannya ini berhubungan dengan tektonik/struktur regional, sehingga saya menyebutnya : "structural indentation". Jalur Pegunungan Selatan di selatan Jawa Tengah, dari sekitar Cilacap-Peg. Kidul (Nusa Kambangan - muara S. Opak), lenyap dari jalur fisiografis van Bemmelen (1949). Di bukunya, diterangkan bahwa di sektor ini Pegunungan Kidul ada, tapi tenggelam. Dari peta Bouguer anomaly Jawa, SLAR dan peta geologi regional Jawa, kita bisa tarik dua kelurusan, yang saya tafsirkan sebagai dua strike-slip besar, dengan arah dan gaya yang sangat berlawanan, yang saya sebut : (1) sesar Muria-Kebumen (sinistral, BD-TL, arah Meratus), dan (2) sesar Pamanukan-Cilacap (dekstral, BL-Tenggara, arah Sumatra). Keduanya saling mendekat ke arah selatan dan akhirnya berpotongan di sekitar Cilacap. Sesar Muria-Kebumen diperkirakan menerus ke Meratus dan mungkin kejadiannya berhubungan dengan subduksi miring di tepi tenggara Sundaland. Sesar Pamanukan-Cilacap dibangun dari segmen2 Tinggian Gantar-Randegan (restraining bend sifatnya), Sesar Baribis, Sesar Citanduy, sesar2 dekstral Majenang, dan Sesar Kroya. Bahkan, mungkin Sesar Pamanukan-Cilacap ini berhubungan dengan NST (North Seribu Fault) antara Sunda-Asri Basin dan juga bahkan ke Lematang Fault di Sumatra Selatan. Jadi, dua sesar strike-slip besar yang berpotongan di Cilacap ini mungkin dua megashear di Indonesia Barat. Saya memikirkan kedua perpotongan sesar besar ini banyak bertanggung jawab kepada geologi Jawa Tengah yang rasanya aneh. Kedua sesar besar ini bisa jadi menenggelamkan bagian utara Jawa Tengah (sehingga garis pantainya indent) akibat kompensasi isostatik gayaberat oleh pembubungan (uplift) isostatik maksimum di bagian selatan oleh dua sesar dextral vs. sinistral yang berlawanan arahnya. Bahwa kerak Jawa Tengah Selatan lebih terangkat daripada yang utaranya dibuktikan oleh nilai anomali Bouguer yang +110 mgal di selatan dan makin menurun ke -5 mgal di utara. Bahwa Jawa Tengah tenggelam dibuktikan juga oleh keberadaan Brebes Flexure, Semarang Flexure, dan diapir Tegal. Ke arah selatan keadaan terbalik sebab dua strike slip dengan gaya dan arah berlawanan akan menimbulkan kompresi luar biasa di titik perpotongannya yang membentuk lateral triangle zone tempat kompresi maksimum tercapai dan "terkunci" secara tektonik. Berdasarakan data gayaberat, uplift di sini sampai 2000 meter. Bisa dicurigai bahwa kompresi-uplift maksimum ini berhubungan dengan pembentukan Tinggian Bumiayu-Luk Ulo, Tinggian Karangbolong dan penyingkapan batuan dasar di Karang Sambung. Sebelah selatan titik perpotongan sesar tadi yang dicirikan maximum uplift, terjadi maximum release tension sebagai kompensasinya. Dan, saya melihat bahwa banyak depresi terjadi di sini : Citanduy-Kroya-Kebumen Low, Cekungan Western Deep dan Eastern Deep di offshore southern central Java, dan tenggelamnya sektor Pegunungan Selatan dari sekitar Nusa Kambangan- muara Sungai Opak di Parang Tritis. Entahlah, apakah evolusi geologi bagian barat Jawa Tengah, dikendalikan oleh dua sesar besar itu. Keberadaan dua sesar besar ini pun patut diuji dengan detail. Saya hanya menangkap keduanya yang muncul di peta2 regional gayaberat, SLAR, dan geologi (walaupun di beberapa tempat hanya segmennya), dan mencoba mengaitkannya ke beberapa fenomena geologi di Jawa Tengah. Sementara ini kelihatannya sesuai, tetapi, entahlah. "Pikiran liar" ini saya tulis di buku publikasi khusus IAGI Pengda Yogya-Jateng tentang geologi Jawa Tengah (2002) dengan judul : "Lekukan Struktur Jawa Tengah : Suatu Segmentasi Sesar Mendatar". Saya sedang mengelaborasinya, walau mungkin hanya pikiran liar.. Salam, awang --------------------------------- Do you Yahoo!? Vote for the stars of Yahoo!'s next ad campaign! --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) --------------------------------------------------------------------- --------------------------------- Do you Yahoo!? Yahoo! Mail - 50x more storage than other providers! --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) ---------------------------------------------------------------------