Mengenahi CBM ini ada peraturan Mentamben tgl.18 September 1998 yang implemantasinya kurang lebih sbb : - CBM adalah produksampingan dari proses pembentukan batubara,merupakan gas methan yg terperangkap dalam lapisan batubara. - Semua peraturan dan regulasi pertambangan migas berlaku sebagai landasan hukum untuk pengembangan - Administrasi, managemen dan supervisi pengembangan dilakukan oleh Dirjen Migas. Kemudian dalam Kebijakan Energi Nasional ( KEN 2003-2020) CBM ini dikelompokan sebagai sumber energi Baru yg antara lain termasuk didalamnya oil shale, coal liquifaction,coal gasification,dimethyl ether (DME) yang harus dikembangkan secara intensif sampai tahap komersiel, disamping itu perlu dilakukan alih teknologi dari negara yang telah melakukan pemanfaatan secara komersiel disesuaikan dengan kondisi setempat. Selama ini sumber energi primer lansung saja diekspor ( termasuk juga hasil hutan / kayu glondongan), padahal seperti batubara misalnya dapat dilakukan prosesing yang menghasilkan sumber energi sekunder yang nilai tambahnya bisa berlipat lipat. Potensi CBM ini yang besar ada di Sumatera selatan dan Kaltim - Kalsel, lha kalau dua daerah tersebut sekarang ini dieksploitasi besar besaran batubaranya , apa ya akan dibiarkan CBM nya menguap begitu saja . Mungkin energi energi baru tsb saat ini masih tinggi biaya produksinya, namun dimasa datang (mungkin tdk lama lagi ) sudah ekonomis untuk diproduksi, Begitu sudah mencapai nilai ekonomisnya, jangan jangan sumber sumber energi primernya sudah habis., jadi ya tetep saja tidak bisa memproduksi./ memanfaatkan. Di beberapa industri pengecoran logam di Jawa tengah ( salah satunya di Ceper Klaten) saat ini memerlukan puluhan ton Kokas per bulannya, dan ironisnya ternyata semuanya dipenuhi dari produk impor dengan harga saat ini yg melambung kurang lebih sudah mencapai 6000 Rp/Kg. padahal harga batubaranya tidak lebih dari 500 Rp./ Kg dan celakanya teknologi kokas ini tidak memerlukan teknologi yg canggih. Jadi kita mengekpor batubara kemudian mengimpornya lagi ( dalam bentuk kokas) dg harga yang sudah lebih dari 1000 % nya.
ISM > Rekan rekan > > > > Dari dulu saya sangat menyadari besarnya potensi CBM ini , tapi dibalik > besarnya potensi maka eksplorasi dan juga eksploitasinya akan memerlukan\ > teknologi tinggi. > Dari segi cadangan , tidak semua batubara dapat diekpsplotasi dengan tek- > nologi yang ada ( ini saya baca dari beberapa reference yang sempat saya > baca). > Saya terkejut juga dengan informasi yang saya dapatkan dar Awang Satyana > , kok begitu yaa ? > Apa harus ada "gedoran" dari luarnegeri baru kita sadari betapa sebenarnya > kita memiliki potensi besar ???? > Apa harus ekspert dari luar yang menghadap Menteri ESDM melalui "calo" agar > kita dapat memulai penelitian kearah itu ???Atau bakna mereka yang > akhirnya menjadi the "leader party" dan kita kita hanya menjadi "counter > part" ? > Betapa menyedihkan dan menyebalkannya kalau perkiraan saya ini menjadi ke- > nyataan . > > Kalau profesional kita (baik secara mandiri maupun melaui asosiasi) > mengusulkan sesuatu mengenai CBM bagaimana ya ???? > > Si - Abah. > > > > Abah, > > > > Lemigas baru sekedar lihat2 data-nya Medco. Saya sempat mengkoordinasi > > pertemuan Lemigas dengan Medco soal CBM ini sekitar 2 tahun lalu. Saat itu > > semangat kedua belah pihak cukup tinggi. Realisasi-nya kelihatannya tak > > semudah yang dirapatkan. Izin dari Dirjen Migas untuk melihat2 data juga > > belum beres2 karena masalah kesalahan prosedur. Itu saja infonya. Baru > > sekitar 2 minggu lalu surat izin Lemigas untuk melihat data dilayangkan > > kembali oleh Medco ke BPMIGAS. Itu saja info sementara. > > > > Salam, > > awang > > > > [EMAIL PROTECTED] wrote: > >> > > > > Rekan rekan > > > > Saya dapat info bahwa Medco mempunyai proyek riset CBM dengan > > Lemigas , bagaimana kemajuannya ? Mungkin teman teman di Medco bisa > > sharing ! Apa masih rahasia ??? > > Si Abah thn 1995 pernah mengusulkan di PTM untuk melakukan semacam > > penelitian/pilot project dengan daerah Sumatera Selatan sebagai daerah > > penelitian, akan tetapi ditolak oleh Manajemen waktu itu, karena dianggap > > belum menjadi prioritas. > > Selain Loussiana juga ada beberapa makalah yang menyebutkan Honggaria > > juga merupakan negara yang melakukan riset mengenai CBM. > > Beberapa makalah mengenai Honggaria ini saya dapatkan dari perpustakaan > > di Austin. > > > > Memang merupakan sumber energi yang besar, jadi kapan lagi kita mulai > > kalau bukan sekarang ???? > > > > Si Abah > > > > > > > > > > __________________________________________________ > > Do You Yahoo!? > > Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around > > http://mail.yahoo.com > > > > --------------------------------------------------------------------- > To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] > To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id > Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) > Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) > Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) > Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) > Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) > --------------------------------------------------------------------- > > --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) ---------------------------------------------------------------------