Di majalah *ELEKTRO INDONESIA, *Edisi ke Sebelas, Januari 1998, dibahas
masalah Diversifikasi Energi ini:

...........awal kutipan.................

Usaha diversifikasi energi ditempuh antara lain dengan menginventarisasi
jenis energi yang dapat diperoleh selain dari pemanfaatan bahan bakar fosil.
Diversifikasi energi terdiri dari pemanfaatan 2 macam kelompok energi, yaitu
: (2,4,5)

   a Energi terbarukan
   b Energi maju.

 Energi terbarukan Adalah energi yang berasal dari energi non fosil yang
diperoleh dari alam yang setelah digunakan awal akan dapat digunakan
kembali, meliputi :

    1. *Gas bio (biogas)* yang dihasilkan dari proses anaerobik biomasa
      yang berasal dari limbah pertanian dan peternakan. Potensi
energi dari gas
      bio ini relatif kecil hanya untuk keperluan penerangan dan
memasak setempat,
      tidak bisa digunakan untuk kegiatan industri.
      2. *Energi angin,* potensinya relatif juga masih kecil karena
      kecepatan angin rata-rata berkisar 3-5 m/detik. bila tenaga angin
      dimanfaatkan dapat digunakan untuk penerangan listrik perdesaan,
penggerak
      pompa air dan pengisian baterai untuk cadangan manakala kecepatan angin
      kecil. Diperkirakan pada saat ini energi angin sudah dimanfaatkan untuk
      listrik perdesaan sebesar 220 KW.
      3. *Energi surya*, sebagai negara tropis Indonesia memang sangat
      potensial untuk dapat memanfaatkan energi surya ini. Energi surya dapat
      digunakan secara langsung (energi thermal) maupun secara tak langsung
      (energi fotovoltaik). Energi surya thermal dimanfaatkan secara
konvensional
      untuk pengeringan hasil pertanian, perikanan dan memanaskan air serta
      memasak dengan kompor matahari. Sedangkan energi surya fotovoltaik sudah
      digunakan untuk listrik perdesaan daerah terpencil, pompa air, televisi,
      radio dan komunikasi, kapasitas energi surya yang sudah
dimanfaatkan kurang
      lebih sebesar 3 MW. Energi surya sementara ini belum dapat
digunakan untuk
      kegiatan industri besar.
      4. *Energi air*, potensinya cukup besar untuk pembangkit tenaga
      listrik. Energi air sudah dimanfaatkan baru sekitar 2.178 MW,
      sedangkan daya yang bisa dibangkitkan dari energi air di
Indonesia sekitar
      75.625 MW. Kendala pemanfaatan energi air adalah masalah
      pembebasan/harga tanah untuk daerah yang akan ditenggelamkan
menjadi waduk,
      harga pembangunan waduk itu sendiri dan masalah sosial ekonomi lainnya
      sebagai ikutan dari proyek tenaga air. Bila semua kendala tersebut
      diperhitungkan, maka harga energi menjadi mahal.
      5. *Energi panas bumi*, adalah energi yang cukup banyak tersedia
      di Indonesia mengingat bahwa Indonesia termasuk negeri vulkanik.
Di seluruh
      Indonesia terdapat sekitar 217 daerah yang dapat dibangun Pusat Listrik
      Tenaga Panas Bumi dengan kapasitas total kurang lebih 16.658 MW.
      Tenaga panas bumi yang bisa dimanfaatkan baru 305 MW. Kekurangan
pemanfaatan
      energi panas bumi untuk sementara ini adalah letaknya yang jauh dari
      kegiatan industri, sehingga baru dapat dimanfaatkan untuk
penerangan rumah
      tangga saja
      6. *Energi laut*, pada saat ini masih dalam taraf penelitian dan
      pengembangan. Percobaan energi laut untuk pembangkit tenaga
listrik sedang
      dilakukan di pantai Baron Yogyakarta dengan kapasitas 1,1 MW.
Bila percobaan
      ini berhasil akan dapat digunakan untuk penerangan listrik perdesaan
      sepanjang pantai Indonesia.

 Energi maju Adalah energi yang diperoleh dari pemanfaatan teknologi nuklir
melalui Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Energi nuklir (PLTN) mempunyai
potensi yang cukup baik untuk dikembangkan di Indonesia, walaupun merupakan
energi alternatif urutan terakhir. Pada dasarnya pemanfaatan energi nuklir
dapat melalui dua cara, yaitu : (8)

   a. Melalui reaksi pembelahan inti (reaksi fisi)
   b. Melalui reaksi penggabungan inti (reaksi fusi).

Reaksi fisi pada saat ini teknologinya sudah dikuasai dengan baik, sehingga
semua PLTN di dunia menggunakan reaksi fisi. Sedangkan untuk reaksi fusi
pada saat ini masih dalam penelitian, namun bila berhasil maka energi yang
dihasilkan jauh lebih besar dari pada energi melalui reaksi fisi.
Berdasarkan perhitungan termodinamika, energi reaksi fisi dapat disetarakan
dengan hasil pembakaran energi fosil sebagai berikut : (8)

 *1 gram Uranium = 2,5 ton batubara = 17.500 liter minyak.*

Mengingat akan besarnya panas yang dihasilkan oleh energi nuklir, maka
pemanfaatannya untuk sumber pembangkit tenaga listrik sangat menguntungkan,
sehingga pembangunan PLTN pada saat ini berkembang pesat. Keadaan ini juga
didukung oleh teknologi nuklir keselamatan reaktor nuklir yang telah
dikuasai dengan baik dan terus dikembangkan ke arah yang jauh lebih baik
lagi, sehingga aspek keselamatan terhadap manusia dan lingkungan selalu
dinomor-satukan.

Walapun pernah terjadi kecelakaan PLTN Chernobyl, ternyata minat dunia untuk
membangun dan memanfaatkan PLTN makin bertambah, karena memang sangat
menguntungkan, sebagai gambaran tentang jumlah PLTN dunia saat ini adalah
sbb: (9)

Jumlah PLTN sampai dengan tahun 1985 = 395 buah
Jumlah PLTN sampai dengan tahun 1995 = 437 buah
Jumlah PLTN yang sedang dibangun saat ini = 50 buah
Jumlah PLTN dalam perencanaan = 57 buah
...........akhir kutipan.................

YKA

On 10/19/05, Winderasta, Wikan (wikanw) <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>
> Di GATRA edisi terakhir dicantumkan data perputaran supply dan demand
> BBM di RI :
>
> - Produksi minyak sekitar 1000 MBO per day
> - dari volume tersebut diekspor (sebagai minyak mentah - bagian KPS ??)
> sekitar 400 MBO, dan sebagai supply ke kilang Pertamina sekitar 600 MBO.
> - Kapasitas total kilang Pertamina 900 MBO, jadi perlu impor minyak
> mentah sekitar 400 MBO.
> - Kebutuhan BBM dalam negeri 1300 MBO, jadi perlu impor BBM lagi sekitar
> 300 MBO
>
> Supplay BBM sendiri sekitar 20% diserap oleh PLN (kemungkinan akan
> meningkat sesuai peningkatan kebutuhan listrik). Bagian terbesar untuk
> sektor transportasi (?%) dan industri (?%); dan sedikit rumah tangga.
>
> Opini yang dibangun sejak ORBA adalah lebih bernilai ekonomis (katanya
> minyak mentah Indonesia harganya tinggi di pasaran), sekaligus politis
> (sebagai anggota OPEC), apabila 400 MBO minyak mentah tersebut tetap
> diekspor, daripada diserap semua oleh kilang Pertamina.
>
> Apakah nilai ekspor tersebut lebih tinggi dari nilai impor ? Mungkin
> status quo sebagai anggota OPEC lebih penting.
>
> Celah terbesar untuk meredam laju penggunaan BBM saya pikir adalah
> sektor PLN. Diversifikasi sumber daya energi listrik, misalnya
> pemanfaatan geothermal (total potensi RI = 20.000MW ~ 40% potensi dunia,
> tetapi kapasitas terpasang baru sekitar 5% ~ 800MW - sumber Kompas/2004)
> seharusnya menjadi fokus kebijakan energi. Pemain di RI masih sangat
> terbatas dan iklim investasi masih belum kondusif, apakah karena
> government takes terlalu besar ?
>
> Untuk sektor industri mungkin lebih sulit, tetapi penggunaan batubara
> sebagai alternatif bahan bakar mungkin bisa menjadi solusi. Sedangkan
> sektor transportasi, alternatif terbaik tentunya penggunaan gas.
>
> Wikan
>

Kirim email ke