> -----Original Message----- > From: Shofiyuddin [mailto:[EMAIL PROTECTED] > > Setahu saya sih masalah grain size. Clay adalah grain size > terkecil dan karenanya punya daya absorpsi yang amat sangat
Waddduh Shofi ... Ada koreksi yg sangat krusial dari pernyataan anda !. ->"GammaRay Log bukanlah mengukur grainsize". GammaRay tidak berhubungan lansung dengan Granulometri Juga GammaRay bukan menunjukkan reservoir vs non reservoir. Memang ada beberapa penelitian /paper/article yg mencoba menghubungkan antara nilai gamma-ray dan ukuran butir tetapi saya sarankan utk tidak "njujug" kesini. GammaRay tool mengukur radiasi AKTIF (sinar Gamma) yg "dipancarkan" oleh batuan. TIDAK ada hubungan langsung antara grainsize dengan sinar gamma. Yang ada hubungan antara batuan dengan besarnya sinargamma adalah jenis/unsur yg terkandung dalam batuan yg mengandung radioaktif. Jadi sama sekali juga BUKAN ABSORBSI (atau tingkat penyerapan sesuatu) dari batuan. GammaRay tool, merupakan sebuah alat pengukur radiasi aktif. Dulu waktu SMA tentunya pernah mendengan Geiger Muller Counter kan ? Yang bunyinya "krotuk-krotuk". Nah Gamma-Ray Tool dalam wireline logging sebenarnya juga alat yg sama. Jadi sifat pengukurannya PASIF ! Pada alat pengukur GammaRay utk well log diberi kekuatan tambahan supaya dapat digunakan dalam kondisi temperatur dan tekanan tinggi (didalam lubang bor), serta pengukuran lebih teliti. Pengukurannya dengan satuan API. Didalam batuan tentunya terdapat mineral radioaktif dan non radioaktif. Nah GammaRay Log ini hanya akan mengukur jumlah dari sinar gamma yg dipancarkan oleh mineral radioaktifnya. Mineral-mineral yg mengandung radioaktif seringkali bukan mineral yg stabil (tidak tahan terhadap pelapukan) antara lain pada mineral feldspar. Dengan demikian batuan yg banyak mengandung fledspar akan memiliki nilai GammaRay yg cukup tinggi. Walaupun ukuran butirnya sebesar pasir, namun seandainya mineral feldsparnya berlimpah, maka harga GammaRay juga akan cukup tinggi. Batuan beku yg banyak mengandung feldspar akan memiliki GammaRay cukup tinggi pula (misal granitic). Mengapa pada shale nilai GammaRay cukup tinggi ? Shale (untuk mempermudah dalam hal ini aku masukkan saja termasuk clay) merupakan jenis batuan sedimen yg merupakan juga hasil proses pelapukan, transportasi dan deposisi. Dan kerna clay ukuran butirnya halus (sangat halus) sering dimasukkan dalam kategori mineral (mineral lempung). Nah karena mineral-mineral "unstable" yg mengandung radioaktif ini mudah lapuk, tentusaja hasil proses pelapukannya (berukuran lebih halus) dan akhirnya menyusun batuan halus (shale/clay/lempung) memiliki nilai GammaRay relatif lebih besar. Sedangkan batuan yg lebih banyak mengandung mineral yg cukup stabil terhadap proses pelapukan dan abrasi (didominasi kwarsa) akan kecil nilai GammaRaynya dan berukuran lebih kasar. Dengan demikian kita akan mendapatkan lempung dengan nilai gammaray tingi, dan pasir (yg didominasi kwarsa) memiliki gamma-ray rendah. Bagaimna dengan mineral lempung sebagai matrik dalam batupasir ? Nah disini terjadi percampuran antara mineral radioaktif dan non radioaktif. Sehingga nilai gamma-ray sama sekali TIDAK menunjukkan ukuran butir. Nilai gammaray yg terekam ini akan menunjukkan harga campuran. Disinilah yg harus berhati2 !. "Dirt sand" (pasir yg kotor oleh clay) bisa saja berukuran butir yg lebih kasar ketimbang "clean sand". Namun harga GammaRay Dirt sand tidak harus lebih rendah dari cleand sand yg berukuran lebih halus. Bagaimana dengan GammaRay Conglomerate dan pasir ? Nah disilah nanti akan terlihat bahwa gamma ray bukanlah alat ukur ukuran butir. Bagi rekan-rekan yg memiliki core data (inti bor), tentunya dapat secara langsung melihat bagaimana pebedaan nilai gammaraynya. Menurut pengalaman saya, batupasir (clean sand) dan conglomerate tidak dapat dibedakan dengan melihat nilai API dari GammaRay Log). Batupasir sedang (medium sand) memiliki nilai nilai Gamma-Ray terendah, lebih rendah Wis ah ... Dah kepanjangan. Kerja lagi sik. RDP --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) ---------------------------------------------------------------------