Tahun Baru 2006 Ditunda Sedetik

Washington, Senin 26 Desember 2005, 13:37 WIB (kompas)

Tahun baru 2006 ditunda sedetik sebab para ilmuwan menetapkan tambahan
detik di akhir 2005.

Bersiap-siaplah menghitung menit terakhir memasuki tahun baru 2006
dengan hitungan sebanyak 61 detik. Para ilmuwan telah menetapkan
tambahan waktu sedetik di akhir tahun ini untuk menyesuaikan antara
penentuan waktu menggunakan jam atom dengan rotasi Bumi.

Hal tersebut diperlukan sebab perputaraan Bumi pada porosnya semakin
melambat. Lompatan waktu akan menyamakan kembali pengukuran waktu agar
tetap sesuai untuk kebutuhan telekomunikasi, astronomi, dan berbagai
bidang sains terapan.

Pada 31 Desember 2005, penunjuk pada jam akan membaca angka 60 di
detik terakhir sehingga sebelum melompat ke 1 Januari 2006. Jam yang
dipakai sebagai penentu Coordinated Universal Time di London akan
terbaca 23.59.60. Biasanya penunjuk detik langsung berputar ke 00
sesudah 59.

The International Earth Rotation and Reference Systems Service di
Paris menjaga ketepatan waktu dengan mengukur rotasi Bumi yang tidak
tetap dan pengukuran jam atom yang sangat akurat. Ketika perbedaan
keduanya terlihat, IERS harus menambah atau mengurangi detik setiap
tahunnya.

Meskipun ada kemungkinan dikurangi, sejauh ini yang sering dilakukan
para peneliti adalah menambahkan detik. Hal tersebut menunjukkan bahwa
perputaran Bumi secara umum melambat.

"Rotasi Bumi tertinggal dari perhitungan waktu jam atom jadi harus
kita tambahkan detik setiap ada perbedaan sebesar itu," kata Tom
O'Brian, kepala divisi waktu dan frekuensi National Institute of
Standards and Technology.

Pengukuran waktu dengan rotasi Bumi telah dilakukan sejak ribuan tahun
dan baru dipakai teknik yang lebih akurat dengan jam atom sejak 1949.

"Sebuah jam atom menjaga waktu tetap akurat berdasarkan getaran atom,"
kata O'Brian. Standar yang dipakai sekarang adalah atom cessium yang
bergetar 9.192.631.770 kali setiap detik. Sejauh yang diketahui para
ilmuwan, hal tersebut tidak berubah dan berlaku di seluruh daratan
Bumi dan antariksa.

Lompatan waktu pertama kali dilakukan pada 1972 berdasarkan
kesepakatan internasional tentang penetapan waktu dunia. Paling
sedikit ditambahkan sedetik setiap tahunnya antara 1972 hingga 1983
dan sedikit pengurangan pada pertengahan 80-an dan 90-an.

Sampai sekarang sudah dilakukan beberapa kali penyesuaian dan terakhir
dilakukan tujuh tahun yang lalu. "Pada 1999 dengan alasan yang tidak
diketahui, rotasi Bumi sedikit semakin cepat sehingga kami tidak perlu
menambahkan sejak saat itu," kata O'Brian.

Rahasia perubahan kecepatan rotasi Bumi terletak pada perubahan pasang
dan surut air laut yang dipengaruhi gaya tarik Bumi dengan bulan.
Selain itu, perubahan musim, pergerakan batuan di kerak Bumi dan
faktor lain yang belum diketahui juga mungkin berpengaruh.

Perubahan musim khususnya di belahan Bumi bagian utara diperkirakan
mengubah kecepatan rotasi Bumi. Air laut menguap dan turun kembali
menjadi hujan dan salju di gunung dan kembali mencair ke lautan.

Hal tersebut akan menimbulkan efek seperti seorang olahragawan ski es
membentangkan tangannya untuk mengurangi kecepatan atau menariknya ke
badan untuk meningkatkan kecepatan. Meskipun demikian, perubahan
tersebut memang sangat kecil.

"Perubahan tersebut mungkin hanya sepersejuta detik setiap hari," kata
O'Brian. "Tapi, berkurangnya kecepatan karena gaya tarik bulan sekitar
1,5 perseribu detik setiap abad," lanjutnya. Hari ini, tambah O'brian,
kecepatan Bumi lebih lambat sehari dibandingkan tahun 1905.

Sumber: http://www.livescience.com/technology/050705_leap_second.html

--
--Writer need 10 steps faster than readeR --

---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke