Cuman nyumbang jawaban no 4 saja Lapangan gasnya Lapindo Brantas di Wunut itu Volcaniclastic Pleistocene, tapi onshore ya kang. Yang offshore saya kurang tahu.
lam salam, Bowo 2006/5/12, Shofiyuddin <[EMAIL PROTECTED]>:
Mohon pendapat rekans, Disini ada lagi project untuk pengeboran sumur dengan kedalaman reservoir sekitar 650 dibawah MSL dan kedalaman seabednya sendiri sekitar 350 meter. Total sedimen diatas reservoir sekitar 300 meter saja. Oh ya, umur reservoar diperkirakan Plio-Pleistocene. Reservoar tersebut diperkirakan berisi gas (biogenic? tapi volumenya besar, satu digit tcf), beberapa ahli memperkirakannya bukan gas melainkan gas hidrat. Pertanyaannya saya adalah sebagai berikut: 1. Apakah secara teori memungkinkan kedalaman tersebut reservoar mengandung gas yang volumenya besar (bilangan tcf) mengingat ketebalan sealnya cuma sekitar 300 meter saja, itupun kalo sealnya efektif. Manakah lebih cenderung, gas atawa gas hidrat? Oh ya, dari penampang seismik tidak terlihat adanya tanda tanda gas chimney. Trapnya lebih kearah stratigraphy daripada struktur. 2. Bagaimana kira kira sifat sifat lithology diatas resevoir/sea bed? apakah soft atau berapa meter sehingga ketemu yang firm. 3. Bagaimana prediksi formation pressurenya, subnormal? normal? ataukah overpressure? 4. Adakah lapangan di indonesia yang punya karakteristik seperti ini. Saya inget Caltex punya banyak sumur shallow, tapi semuanya oil. 5. Bagaimanakah cara mengebornya? orang drilling cukup ketakutan dengan set casingnya karena mereka memprediksi bahwa casing ini nantinya tidak akan punya integriti. Mereka kemudian berfikir untuk mengebor sumur ini dengan cara deviated hanya sekedar untuk memperpanjang jarak lobang dan bisa menset casing dengan baik. Kalo ada referensi atawa paper, bolehlah dikirim via japri. Terima kasih sebelumnya. -- Salam hangat Shofi