Pak Iman, Wah sayang saya terlewat nonton acara tersebut, tetapi keterangan Ibu Sri Mulyani sangat logis sebab sekuen yng ditembus sumur itu banyak sedimen volkaniklastiknya, sehingga kalau semburan lumpurnya banyak material volkanik ya wajar saja. Hanya, bagaimana tahu bahwa itu retakan2 hasil bentukan abad ke-13. Kemarin ini teman2 Lapindo menafsirkan ulang semua sesar yang mungkin ada di sekitar wilayah itu, dan rasanya tak mungkin itu hasil Kuarter apalagi beberapa ratus tahun yang lalu.
1. Sumur dibor di daerah Kendeng yang merupakan jalur depresi dalam sejak Neogen. Banyak sedimen turbidit diendapkan di sini, termasuk material volkaniklastiknya, maka memang ini wilayah overpressured akibat dewatering yang gagal oleh proses sedimentasi yang terlalu cepat. 2. Mungkin yang dimaksud posisi asal lumpur ? belum diketahui dengan baik, asal lumpur bisa dari sekuen 3000an ft sampai hampir 10.000 ft. Di situ kan banyak formasinya dari Pucangan, Wonocolo, Tuban, sampai ekivalen Kujung atas atau Prupuh. 3. Rencananya IAGI akan ikut menyelidiki masalah ini, bekerja sama dengan ITB (itu baru info selintas). Salam, awang -----Original Message----- From: Iman Argakoesoemah [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, June 06, 2006 1:39 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] "semburan" lumpur dan gas didekat jaln tol SBY Pak Awang, Tadi malam saya nonton MetroTV sekitar jam 10:35, disebutkan bahwa lumpur yang kadang-kadang muncul tersebut banyak mengandung silika dan susunannya sama dengan abu Merapi. Tayangan melebar ke berbagai tempat di kabupaten dekat Jogya dan beberapa pendapat termasuk para pakar dari UGM, UPN, ITB, dan pengamat gempa/gunung api (Ibu Sri Mulyani yang memperlihatkan bekas situs yang rontok dan ambles). Oleh Ibu Sri Mulyani disebutkan bahwa lumpur yang muncul ke permukaan melalui retakan-retakan terjadi sejak abad ke 13 (sayang saya tidak mendengarkan secara lengkap alias mulai ngantuk). Pertanyaan saya: (1) Apakah ada percampuran komposisi antara lumpur hasil sedimentasi cepat yang disemburkan dengan material dari gunung api sewaktu masih dalam kondisi subsurface ? Saya pikir mungkin komposisinya tidak sama karena abu gunung api lebih banyak "gelas" dibandingkan dengan silika yang terbawa oleh lumpur sedimentasi cepat. (2) Secara stratigrafi, apakah posisi lumpur (mud) ini saat ini sangat dangkal ? Kira-kira formasi apa ? (3) Apakah IAGI sudah melakukan dokumentasi kejadian alam seperti ini untuk pembelajaran kita semua termasuk mahasiswa dan masyarakat umum saat ini dan dikemudian hari (misal disimpan di website). Hal ini mungkin bisa dilakukan dengan meminta salinan dari TV. Thanks. Iman -----Original Message----- From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, June 06, 2006 9:02 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] "semburan" lumpur dan gas didekat jaln tol SBY "Mud extrusion" seperti yang Abah sebutkan memang gejala biasa saja kalau ia terdapat di zone tekanan tinggi-sedimentasi cepat seperti di Jalur Deformasi RMKS (Rembang-Madura-Kangean-Sakala) yang terbentang sejak dari barat Rembang sampai timur Sakala. Betul, di sini ditemukan banyak diapir, rembesan minyak, dan gas. Api abadi Mrapen Purwodadi pun ada di jalur ini, juga rembesan gas yang menyembur ketika penduduk menggali sumur lantas membakar rumah di Wirosari, Sragen beberapa saat yang lalu pun ada di sini. Zaman dulu, akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, semua ekspresi permukaan hidrokarbon ini telah membimbing ke penemuan lapangan-lapangan minyak pertama di Jawa Timur. Tetapi, lokasi sumur Lapindo kali ini di luar jalur itu. Saya pikir keluarnya lumpur kali ini tak ada hubungannya dengan diapirisme di RMKS. Lapindo, BPMIGAS, dan fungsi-fungsi terkait di Pemda sedang berada di sana dan sedang mengadakan koordinasi untuk menanggulangi tindakan2 darurat agar lumpur tak semakin luas penyebarannya, memasuki rumah2 penduduk, menutup jalan tol, dll. Mengapa bisa keluar lumpur sebanyak itu ? Seperti juga halnya asal-muasal gempa Yogya yang punya banyak pendapat, begitulah juga asal-muasal mud extrusion ini. Kelihatannya kita, para geologists, geophisicists, juga kadang2 petroleum engineers ditakdirkan untuk berbeda2 pendapat he2.. Sementara data di lapangan dikumpulkan dan dianalisis, yang lebih penting adalah membendung penyebaran lumpur atau 'melokalisirnya' agar tak semakin melebar di permukaan. Kita belum membicarakan bagaimana menghentikan semburan ini, sebab sampai saat ini tak ada yang bisa memastikan dari titik mana asal lumpur keluar. Sebuah relieve well tak akan efektif dilakukan sementara asal semburan tak diketahui. Kuatir terjadi cratering seperti pernah terjadi di banyak kasus blow out atau mud extrusion, rig pemboran sudah dipindah. Sayang sekali ada problem ini, sementara pahat bor baru saja menyentuh gamping Kujung, sang target utama. Ini adalah reef Kujung paling selatan di Jawa Timur dari jajaran tinggian2 isolated platform carbonates di Jawa Timur. Salam, awang -----Original Message----- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, June 06, 2006 8:28 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] "semburan" lumpur dan gas didekat jaln tol SBY Rekans Dalam dua hari terakhir (kemarin dan kemarin dulu) , di Kompas diberitakan telah terjadi semburan lumpur disertai gas yang (katanya) bau-nya menusuk. Lokasi dari semburan tersebut tidak jauh dari sumur eksplorasi Lapin- do Brantas. Tentu saja karena kedekatan-nya sumur tersebut langsung dituduh sebagai pencetus semburan. Apakah ini benar, seingat saya struktur struktur tua disekitar Surabaya seperti Kruka , Kuti memang menununjukan adanya shale diapir pada kedalaman relatif dangkal. Mungkin ada yang dapat memberikan pencerahan. Si-Abah --------------------------------------------------------------------- ----- PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru ----- Call For Papers until 26 May 2006 ----- Submit to: [EMAIL PROTECTED] --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi --------------------------------------------------------------------- -- No virus found in this incoming message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.1.394 / Virus Database: 268.8.2/356 - Release Date: 6/5/2006 -- No virus found in this outgoing message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.1.394 / Virus Database: 268.8.2/356 - Release Date: 6/5/2006 --------------------------------------------------------------------- ----- PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru ----- Call For Papers until 26 May 2006 ----- Submit to: [EMAIL PROTECTED] --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi ---------------------------------------------------------------------