wah, pak agus, saya juga punya pengalaman yg nyerempet mirip. pada awalnya, perumahan dimana saya tinggal sekarang di bogor, oleh pihak pengembang (dan katanya didukung pemda) menyediakan lahan kuburan yg agak jauh dari perumahannya sendiri (sekira 3 km). ternyata setelah diperiksa, terpaksa-lah saya bicara tentang geomorfologi, karena ternyata lahan calon kuburan tsb memang di lembah sungai dan termasuk daerah dataran banjir. kalau musim kering, ada sungai kecil yg mengalir tepat di batas salah satu sisi lahan. tapi kalau musim hujan, dapat dipastikan seluruh lahan tsb akan tergenang oleh air.
jadi alhasil, dg 'sesorah' saya ttg geomorfologi tsb (tentu saja saya tidak menyebutkan istilah geomorfologi ini kepada warga dan pihak pengembang), alhamdulillah lahan tsb dibatalkan dan sekarang dipersiapkan lahan lainnya yg insya allah lebih layak utk dijadikan sbg komplek 'rumah masa depan'. utk mas ery, saya kira masukan dari pak agus hendratno sudah sesuai dg yg sampiyan butuhkan. tabik juga, syaiful On 8/9/06, Agus Hendratno <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
.. Sedikit pengalaman : Saya diundang PU Sleman untuk menilai kelayakan Tempat Pemakaman Umum (TPU / Kuburan Umum) secara geologi. Lah..., sampai masuk kuburan-pun, orang harus berpikir geologinya kayak apa. Jangan-jangan, ntar di kuburan, terjadi landslide, amblesan, runtuh, atau pembanjiran lokal. Saya critakan ini ke mahasiswa di kelas dan kolega saya, semua pada tertawa, tapi bener juga ya... tabik.....mas.. Salam dari Kota Gudeg Gempa Agus Hendratno (0815.686.8523) Pengda IAGI DIY-Jateng / Geologi UGM
-- Mohammad Syaiful - Explorationist Mobile: 62-812-9372808 Email: [EMAIL PROTECTED] Exploration Think Tank Indonesia (ETTI) Head Office: Jl. Tebet Barat Dalam III No.2-B Jakarta 12810 Indonesia Phone: 62-21-8356276 Fax: 62-21-83784140 Email: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]