Fenomena tersebut saat ini sedang dikaji oleh Tim
Geologi UGM (seharian tadi sudah turun lapangan), yang
pada prinsipnya untuk mengurangi ketegangan dan
ketakutan warga tentang hal tersebut. Karena, sejak
LUSI mulai susah dijinakkan, kami yang sering
mengadakan sosialisasi / penyuluhan kebencanaan
geologi ke kampung-kampung di Sleman, Bantul, G.Kidul,
juga Kulonprogo, bahkan kemarin di Ponorogo, selalu
ada pertanyaan : apakah semburan lumpur bercampur gas
seperti di Porong bisa muncul di wilayah perbuktian di
DIY yang sekarang ini banyak retakan-retakan baru,
pasca gempa besar 27 mei lalu?
Lha penyuluhan masalah gempa dan longsor, juga banjir
lahar, ternyata pertanyaannya banyak ke arah Lumpur di
Porong itu. Ya..ternyata rasa ingin tahu warga jogja
sangat tinggi, apa itu LUSI. 
Sehingga ketika retakan-retakan baru di beberapa
wilayah highland Yogyakarta terancam longsor (baik
yang sudah berbakat longsor atau resiko longsor paska
geteran gempabumi 27Mei), lalu sebagian muncul asap,
maka banyak warga yang takut tapi juga jadi tontonan.
Tapi itulah fenomena alam yang akan memberikan banyak
pelajaran bagi kita semua...

Salam
Agus Hendratno 

--- Shofiyuddin <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Friday, 08 December 2006, Berita Utama (Hlm Luar)
> RATUSAN WARGA SAKSIKAN FENOMENA ALAM GUNUNGKIDUL;
> Bukit Boyo Semburkan Api
> 
> WONOSARI (KR) - Munculnya semburan api dan asap
> belerang (sulfur) di bukit
> Boyo, Buyutan, Ngalang, Gedangsari menjadi perhatian
> banyak orang. Apalagi
> bau asap belerang sangat menyengat, sehingga membuat
> masyarakat semakin
> yakin adanya gunung api 'tiban', meski belum ada
> penelitian yang
> membuktikan.
> 
> Sampai Kamis (7/12), ratusan orang terus berdatangan
> menyaksikan fenomena
> alam yang dinilai ganjil dan terjadi tujuh bulan
> pasca gempa 27 Mei lalu.
> Tak hanya warga sekitar, tetapi juga dari Klaten dan
> Yogya. Lokasi semburan
> api dan asap di bukit Boyo itu berada di kawasan
> perbatasan Gunungkidul
> dengan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah yang dicurigai
> sebagai patahan (sesar)
> Nglanggeran dan lempeng Semilir atau lebih dikenal
> sebagai Patahan Opak.
> 
> Sebagaimana dikatakan Ngatijo (40) warga Dusun
> Buyutan, Ngalang kepada KR di
> lokasi kejadian, semburan api dan asap belerang ini
> terjadi sekitar tiga
> hari yang lalu.
> 
> Pemilik tanah Ny Adi Wiyono (48) terperangah setelah
> menyaksikan ladang
> perbukitan miliknya yang ditanami tanaman keras dan
> merupakan lahan
> pertanian itu mendadak bersuhu panas. Tak hanya
> cuaca di sekitarnya. Tetapi
> dalam radius seratus meter, tanah-tanah di
> sekitarnya juga berubah panas.
> Bahkan puluhan tanaman keras seperti pohon sono
> keling, clerecede, mangga
> dan lainnya mati dalam kondisi merangas.
> 
> Sekitar lokasi semburan, bukit yang semula berbentuk
> pegunungan, pada bagian
> puncak bukit longsor dan ambles akibat tanahnya
> panas. Beberapa warga yang
> datang ke lokasi ragu-ragu menginjakkan kaki tanpa
> alas. Sedangkan longsoran
> bukit yang berada tepat pada titik semburan itu
> masih terus terjadi.
> Terlebih dalam dua hari kemarin kawasan sekitar
> bukit Boyo diguyur hujan
> deras. Erosi tanah yang terbawa arus air dari atas
> bukit menutup lubang
> semburan. Tetapi sekalipun asap tidak lagi terlihat
> pada siang hari, bau
> belerang masih saja menyengat dalam radius dua ratus
> meter.
> 
> Sejauh ini, belum diketahui apakah kejadian di bukit
> Boyo tersebut merupakan
> kemunculan aktivitas baru vulkanik. Baik itu
> kemungkinan munculnya gunung
> api baru, atau pun adanya proses aktivitas magma
> dari gunung api lama.
> 
> Namun menurut pengajar Fakultas Geografi yang juga
> Mantan Ketua Pusat Studi
> Bencana Alam (PSBA) UGM, Dr Sudibyakto, perlu
> penelitian lebih lanjut
> mengenai aktivitas ini. Apalagi pasca gempa bumi
> telah menimbulkan kejadian
> baru yang di luar kebiasaan.
> 
> Menurut Sudibyakto, sebelum munculnya aktivitas di
> bukit Boyo, sebelumnya
> juga muncul kejadian pasca gempa bumi, seperti bunyi
> dentuman di Kali Oyo,
> sumur-sumur yang mengering, longsornya bukit-bukit
> di pantai selatan dan
> lainnya.
> 
> "Perlu diketahui, di beberapa belahan bumi, selalu
> muncul fenomena alam. Ini
> perlu dicermati lebih jauh," ujar Sudibyakto.
> 
> Serpihan Batu
> 
> Dari pantauan, lengkah-lengkah bukit tempat semburan
> asap ini, memasuki hari
> kedua kemarin mulai gosong. Bahkan serpihan batu
> semakin banyak dan juga
> ditemukan pasir yang diduga berasal dari dalam
> tanah.Untuk mencapai lokasi
> ini memang cukup sulit. Secara geografis, kawasan
> bukit Boyo merupakan
> daerah perbukitan dan terletak arah barat laut kota
> Wonosari sekitar 15
> kilometer. Dari arah Yogya, sampai di simpang tiga
> Sambipitu ke arah kiri
> menuju arah Kecamatan Gedangsari. Dari jalan raya
> Sambipitu-Nglipar jaraknya
> kurang lebih empat kilometer.
> 
> Beberapa warga sekitar lokasi mengaku pasca gempa
> lalu, intensitas gempa
> terutama di sekitar lokasi ini cukup banyak
> dibanding daerah lain. Hal ini
> memang masuk akal, kata Kabid IPPE Bappeda
> Gunungkidul Birowo Adie MT.
> Karena di sekitar bukit Boyo adalah merupakan titik
> patahan atau lempeng
> formasi Nglanggeran dengan lempeng Semilir. Pasca
> gempa tektonik lalu
> intensitas gesekan yang kemudian dirasakan warga
> sekitar sebagai gempa
> susulan lalu rutinitasnya meningkat. Karena di dalam
> bumi terdapat endapan
> vulkanik menjadi salah satu penyebab keluarnya api
> maupun asap belerang
> tersebut.
> 
> Wakil Ketua Komisi C DPRD Gunungkidul Sukardi ketika
> dihubungi dalam
> kesempatan terpisah usai mengadakan kunjungan di
> lokasi kejadian meminta
> pemerintah kabupaten segera melakukan
> langkah-langkah positif menyusul
> ditemukannya semburan api dan asap belerang ini.
> Dalam hal ini pemerintah
> kabupaten agar berkoordinasi dengan Fakultas Geologi
> Universitas Gajah Mada
> (UGM) untuk segera melakukan penelitian. Hasil
> penelitian itu cukup penting
> untuk mengetahui layak tidaknya kawasan ini dihuni
> masyarakat. Mengingat
> sekitar lokasi semburan merupakan daerah pemukiman.
> (Bmp/Ewi/Jon)-n.
> 



 
____________________________________________________________________________________
Cheap talk?
Check out Yahoo! Messenger's low PC-to-Phone call rates.
http://voice.yahoo.com

---------------------------------------------------------------------
-----  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru, 20-22 November 2006
-----  detail information in http://pekanbaru2006.iagi.or.id
---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke