Mas Agus

Dalam RUU itu adakah menyangkut soal data geologi terutama Peta
Geologi Permukaan ?
Kalau saya mengacu pada UU Migas, maka peta geologi termasuk data yang
sifatnya terbuka, tetapi apakah juga public domain (ini saya ngga
tahu).
Tetapi kalau bisa mengacu pada UU Penanggulangan Bencana semestinya
kita bisa menggunakan Peta Geologi Permukaan sebagai data dasar yang
HARUS dimiliki dan dapat diakses oleh siapapun.

Saat ini komunitas GIS di Indonesia sedang mencoba menysusun sebuah
basis data peta geologi permukaan yang akan dibidani juga oleh Mas
Aria salah satu dedengkot GIS di IAGI :), ada juga Ipranto dari P3G
dan juga rekan-rekan lain akan menyumbangkan servernya sebagai
wadahnya. Namun masih konsen soal legalitas dari data ini. Masih ada
kekhawatiran bagaimana sisi legal dari peta ini.

Kalau ada rekan yang tahu dan mengerti soal hukum terutama peta
geologi permukaan silahkan memberikan klarifikasi. Bagaimana ruang
gerak kita apakah kita boleh mempublikasikan peta geologi permukaan
Indonesia ini seperti publikasi di Wikipedia dimana menjai public
domain yang bebas diakses dan berkembang dan dikembangkan oleh
komunity itu snediri.

Aku pinginnya nggandul di RUU kebencanaan ini ktimbang UU Migas.
Rasanya lebih mathuk untuk menggunakan misi visi "disaster mitigation"
ketimbang resources management.

Suwun

RDP

On 3/27/07, Agus Hendratno <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Tanggal 29 Maret 2007 nanti, jika tidak ada halangan politik yang
signifikan, akan diputuskan RUU Penanggulangan Bencana menjadi UU
Penanggulangan Bencana. Ini sepertinya lebih cepat dari RUU Pertambangan
minerba dan RUU Penataan ruang, yang banyak hubungannya dengan kegeologian.
Dengan payung hukum, maka segala upaya penyebar-luasan informasi kerentanan
bencana geologi dalam rangka penguatan masyarakat dan pemda untuk
Pengurangan Resiko Bencana (PRB) akan semakin kuat dan menggema di seluruh
peloksok tanah air.

Wis wayahe..., perencanaan pembangunan ekonomi, sosial budaya, serta
model-model pembelajaran informal (di masjid, di gereja, rapat rt/rw, di
cakruk, di pesantren, di berbagai tempat lainnya), menggunakan pendekatan
Pengurangan Resiko Bencana / Mitigasi Bencana (kegeologian). Semua ini
membutuhan upaya keras dan juga bentuk-bentuk comdev dari berbagai industri
yang beroperasi di indonesia.

Saya membayangkan, jika para profesional GGE yang sudah sangat mapan dari
kebutuhan dasarnya; kemudian turun gunung dengan segala kemampuan dan
networking-nya....mampu menggerakkan proses-proses pembelajaran kebencaaan
informal ke segenap lapisan masyarakat. Piye...., siapa takut.
Ada beberapa profesional GGE yang sudah larut dalam proses sosialisasi
kebencanaan geologi (dengan energi, usaha, dan dukungan finansial dan
jaringannya) telah menggerakan elemen masyarakat untuk sadar bencana. tetapi
ini masih perlu BANYAK LAGI..., kita-kita yang DONG tentang pengetahuan
bencana geologi untuk "menebar benih" informasi bencana geologi kepada
masyarakat yang lebih luas lagi. Yaa.., kita prihatin : karena bencana
(geologi) telah menggerus kemiskinan bagi kelompok rentan yang memang sudah
miskin baik secara kultural maupun struktural. Apakah kita akan membiarkan
"penggerusan bencana" akan terus terjadi tanpa adanya dukungan untuk
Pengurangan Resiko Bencana, baik pada tindakan regulasi, teknis,
sosialisasi, sponsor, jaringan kerja dan menyebar...............ke yang
berhak.

selamat berjuang teman-teman IAGI dimana saja...untuk kelompok yang rentan
bencana di seluruh indonesia...
salam
agus hend

Supardan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Sebetulnya saat ini sudah ada Rencana Aksi Nasional Pengurangan Resiko
Bencana 2006 - 2010 yang disusun oleh Bappenas bersama-sama dengan Bakornas
PB, yang didasarkan dimana pada :


Resolusi Dewan Ekonomi dan Sosial PBB tahun 1999, yang menyerukan kepada
pemerintah masing-masing negara untuk menjaga dan memperkuat realisasi
rencana aksi pengurangan resiko bencana nasional;

Hyogo Framework for Action 2005 - 2015, dimana seluruh negara di dunia agar
menyusun mekanisme terpadu pengurangan resiko bencana yang didukung
kelembagaan dan kapasitas sumberdaya yang memadai;

Beijing Action Plan untuk kawasan Asia.
Oleh karena itu, harus ada perubahan paradigma dalam mengatasi bencana alam
dengan lebih menekankan pada kegiatan-kegiatan preventif melalui mitigasi
dan pencegahan dari pada tindakan represif berupa upaya tanggap darurat.

Secara sepintas saya telah melihat isi buku rencana aksi tersebut, dimana di
dalamnya sudah memasukkan institusi/ instansi yang menangani bidang
kegeologian/ bencana geologi. Namun demikian kita perlu menyadarkan semua
pihak, seperti halnya anggaran bidang pendidikan, maka anggaran mitigasi dan
pencegahan bencana dapat lebih diprioritaskan. Mind set para pengambil
keputusan harus diubah, jangan selalu berorientasi pada profit semata.
Seharusnya upaya-upaya pencegahan bencana dan mitigasi jangan dianggap
sebagai biaya, namun sebagai investasi, investasi bagi anak cucu kita.

Salut buat pak Turidho, mari kita lanjutkan kegiatan-kegiatan mulia dalam
membangun MASYARAKAT SADAR BENCANA seperti di Jepang dan San Fransisco.
Dengan membangun masyarakat sadar bencana, maka apabila terjadi bencana
tentunya korban jiwa maupun kerugian harta benda dapat ditekan seminimal
mungkin. Insya Allah.

Wassalam,
Pardan,
Surabaya, Jatim.


On 3/26/07, Kabul Ahmad <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Salut-salut dan sekali lagi saluut..kepada teman-teman anggota IAGI yang
> telah mengambil inisiatif untuk turun ke masyarakat dengan memberikan
> pencerahan tentang bahaya dan kerawanan bencana geologi yang umumnya
rakyat
> masih sangat awam tentang hal ini.
> Kita harus gencarkan kepada siapa saja untuk waspada tanpa memberikan rasa
> takut yang berlebihan mulai dari eksekuitif pemereintah hingga di RT/RW
baik
> melaui khotbah di masjid, gereja, vihara, pura dsb, juga posyandu,
> klompercapir, petani, nelayan, dlsb...
> Peta rawan bencana baik gempa, longsor, tsunami, gunung api/vulkanik,
banjir
> dsb harus dibuat disetiap kabupaten/kota...seperti yang telah dilakukan
oleh
> kawan Geologi UGM dengan peta rawan di Bantul itu. Contoh yang lebih baik
> adalah masyarakat Jepang dan San Fransisco yang siap dengan gempa yang
bisa
> merobek kapanpun di negerinya.
> Teman-teman di Bakornas PB bisa lebih melengkapinya.. Jadi bukan hanya
> bertindak sesudah terjadi bencana tapi juga sebelum bencana kita sudah
siap
> dan sadar bahwa bahaya itu senantiasa ada dan siap mengancam. Jadi
persiapan
> yang matang akan meminimalisir korban  jiwa dan luka dan kerugian harta
> benda.
>
> Hari ini G. Batutara (Lembata, NTT ) sudah status SIAGA.
>
>
> ----- Original Message -----
> From: "Turidho (TURIDHO)" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <iagi-net@iagi.or.id>
> Sent: Monday, March 26, 2007 1:55 PM
> Subject: RE: [iagi-net-l] Juru Dakwah Dibekali Informasi Gempa dan Tsunami
>
>
> Untuk informasi bahwa hal ini sudah juga berjalan di IAGI Pengda Riau.
> Dimulai tahun lalu, kami sudah beberapa kali memberikan presentasi
> geologi & gempa di Duri untuk para juru dakwah, guru2 MDA, petugas2 P2A.
> Dan terakhir, setelah bencana gempa melanda SumBar baru2 ini, kami juga
> diminta memberikan presentasi yang sama untuk perkumpulan masyarakat
> suku Kurai (Bukit Tinggi) Sumatera Barat yang berdomisili di Duri.
> Program kami yang akan segera dijalankan adalah melakukan sosialisasi
> geologi untuk siswa2 SLTA serta aparat2 Pemda di Kab / Kota se Prov
> Riau. Mudah2an berjalan dengan lancar.
> -ido-
>
>
> -----Original Message-----
> From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Sunday, March 25, 2007 7:32 AM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: [iagi-net-l] Juru Dakwah Dibekali Informasi Gempa dan Tsunami
>
> Sebuah asaha IAGI Sumbar yang strategis dengan memanfaatkan juru dakwah
> sebagai penyambung informasi kebencanaan. Sehingga ketika terjadi
> bencana tidak serta-merta menyatakan murka Allah semata. Ada porsi-porsi
> yang harus dikerjakan manusia unttuk menyelamatkan umatnya sendiri.
>
> Salute Pak Ade Edward !!
>
> RDP
> ==========================================
> Juru Dakwah Dibekali Informasi Gempa dan Tsunami Sabtu, 24 Maret 2007 |
> 15:40 WIB
>
> TEMPO Interaktif, Padang:Sebanyak 110 orang juru dakwah agama Islam di
> Kota Padang, Sumatera Barat, dibekali informasi bencana alam, terutama
> gempa dan tsunami, di Aula Fakultas Dakwah, IAIN Imam Bojol Padang,
> Sabtu (24/3).
>
> Dalam acara yang diselenggarakan Pemerintah Kota Padang, Ikatan Ahli
> Geologi Indonesia, dan Fakultas Dakwah IAIN Imam Bonjol itu, para juru
> dakwah yang terdiri dari mubalig, dai, dan ustad tersebut menerima
> materi potensi gempa dan tsunami dari Ade Edward, Koordinator Ikatan
> Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Sumatera Barat.
>
> Ade menjelaskan penyebab bencana geologi yang sering terjadi di Sumatera
> Barat, seperti gempa bumi, tsunami, tanah longsor dan banjir yang saling
> berkaitan satu sama lain karena adanya patahan Sumatera.
>
> Ia juga menjelaskan masalah kegempaan di Indonesia yang disebabkan
> Indonesia terletak di tiga pertemuan lempeng bumi. Juga ditayangkan
> simulasi tsunami yang pernah terjadi di Padang dan pesisir Sumatera
> Barat lainnya setelah terjadinya gempa pada 1833 yang berpusat di
> Siberut, Kepulauan Mentawai.
>
> Ade juga memberikan pengetahuan cara menyelamatkan diri saat gempa
> terjadi dan sebelum terjadinya tsunami. Penjelasan dengan menggunakan
> proyektor tersebut menyedot perhatian para juru dakwah yang sebagian
> juga perempuan.
>
> Menurut Ade, pembekalan untuk juru dakwah sangat penting untuk
> mengurangi trauma masyarakat akibat bencana alam.
>
> "Juru dakwah punya cara komunikasi yang baik kepada masyarakat, jadi
> bisa memberi penjelasan dan meredam kecemasan masyarakat. Beda dengan
> ahli geologi yang kalau bicara langsung blak-blakan yang bila didengar
> masyarakat awam dianggap menakut-nakuti," katanya.
>
> Wakil Wali Kota Padang Yusman Kasim dalam sambutan acara mengatakan
> pembekalan untuk juru dakwah diperlukan karena Sumatera Barat terletak
> di daerah rawan bencana.
>
> "Pendidikan keagamaaan perlu diselaraskan dengan ilmu pengetahuan,
> karena seperti pepatah Minang "Alam Takambang Jadi Guru", jadi di balik
> semua bencana juga sudah dipelajari para ahli bahwa itu adalah gejala
> alam. Bencana memang datang dari Allah, tetapi manusia tetap harus
> berusaha menghindarinya," katanya.
>
> Ahmad Uzwir, seorang peserta, mengatakan sangat terbantu dengan
> informasi yang diberikan. Penyuluh agama di Kecamatan Kuranji, Padang
> ini mengaku baru pertama kalinya mendapat informasi geologi. "Kita jadi
> tahu tentang ilmu alam yang mempelajari gempa. Ini sangat berguna untuk
> bahan dakwah kita, karena dakwah itu harus diselaraskan dengan ilmu
> pengetahuan. Saya baru tahu kejadian gempa itu sebenarnya dasarnya
> seperti itu," katanya.
>
>
> --
> http://rovicky.wordpress.com/
>
>
------------------------------------------------------------------------
> ----
> Hot News!!!
> CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to
> [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the
> 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali
> Convention Center, 13-16 November 2007
>
------------------------------------------------------------------------
> ----
> To unsubscribe, send email to:
iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to:
iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI
> Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara
> Mulia No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1:
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
---------------------------------------------------------------------
>
>
----------------------------------------------------------------------------
> Hot News!!!
> CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to
[EMAIL PROTECTED]
> Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
> 29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
> Bali Convention Center, 13-16 November 2007
>
----------------------------------------------------------------------------
> To unsubscribe, send email to:
iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to:
iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1:
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
---------------------------------------------------------------------
>
>
>
>
----------------------------------------------------------------------------
> Hot News!!!
> CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to
[EMAIL PROTECTED]
> Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
> 29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
> Bali Convention Center, 13-16 November 2007
>
----------------------------------------------------------------------------
> To unsubscribe, send email to:
iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to:
iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1:
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
---------------------------------------------------------------------
>
>




 ________________________________
Expecting? Get great news right away with email Auto-Check.
Try the Yahoo! Mail Beta.




--
http://rovicky.wordpress.com/

----------------------------------------------------------------------------
Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007
----------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke