Kita, bangsa ini, memang belum siap mental untuk berdebat argumentatif sekalipun ilmiah...
Presidenpun "takut" ke sidang interpelasi...
Ooo ...Apalagi kita..Ya sudahlah...wong sidang S3 pun juga kalau bisa menghindari debat argumentatif.
Ini baru di milis...lha opo'o nek ketemu di forum seminar atau sidang?
Allah Yang Maha Mengetahui...Wallahu 'alam bissawab.

Soal debit air ( konsentrasi air ) yang berkurang sudah kita ketahui dari macetnya pompa-pompa dan tersendatnya aliran ke kanal ( spillway ) dan ke kali Porong. Untuk bisa dipompakan ( jarak lebih dari 3km itu ) lumpur harus dalam kondisi "pumpable"..jadi minimum konsentrasi air harus 60%, 40% lumpur, atau kalau bisa lebih dari 60% air. mengingat density lumpur yang cukup berat. Sekarang sudah memasuki musim hujan, jadi air agak cukup supply. Spilway sudah dibuat oleh Timnas, BPPLS tinggal meneruskannya, atau menambah kapasitas pompa. Pompa jenis centrifugal sulit bertahan diarena lumpur kental ini, mesti dicoba jenis PCP ( progressive capacity pump ) dengan laju dan kemampuan tinggi. Pumpa jenis ini bisa dipasang vertikal maupun horisontal, bahkan ada yang dari jenis submersible. Jenis submersible tinggal ditanamkan di lumpur yang agak cair, bila kurang cair yang tinggal digelontori air lagi sambil terus dipompakan ke kali porong.Memngingat sifat lumpur lapindo ini cepat sekali mengental dan mengering..serta 'swelling' tapi mudah larut menjadi suspensi dalam air dengan konsentrasi > 60%. Timnas dulu sudah mati-matian membangun spillway, puluhan alat berat sudah dikerahkan. Demikian sekarang BPPLS. Dulu, tahun 2006 lalu kemampuan spillway baru sampai 200 ribuan m3 perharinya, sekarang insya Allah bertambah. Sudah cukup untuk mengimbangi debit dari kerongkongan Lusi.

Memang bila debit kandungan air sudah berkurang dari waktu ke waktu, penggumpalan lumpur dipermukaan akan lebih cepat, namun tingkat bahaya masih belum berkurang. Amblesan akan tetap terjadi. Dan itu, over pressure akan sewaktu-waktu tererupsi kembali. ..Ingat bila lihat di bledug Kuwu Grobogan? cuma disana berkaitan dengan kubah garam (?), sedang Lusi ini ya...geothermal dengan panas dan tekanannya. Rumah-rumah di Porong sudah pada retak, tandanya proses amblesan sedang bekerja.( subsidence atau deformasi ).
Soal penguatan tanggul dll, ahli teknik sipil lah yang berwenang.
Nah, apakah geologis sebagai makhluk sosial juga memikirkan nasib sungai Porong juga ? atau nasib manusia yang bangunannya mulai retak dan ambles ? sampai dimana radius amblesnya ? Yang jelas seorang wiraswastawan pabrik keramik sudah ancang-ancang tanam investasi disana.


----- Original Message ----- From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Sent: Monday, June 11, 2007 8:12 AM
Subject: [iagi-net-l] Debit Lusi menurun so what next ? --> IAGI Diminta Pendapat Soal LUSI oleh DPD-MPR RI


On 6/11/07, Harry RW <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Setuju………. Pak Moderator, anda yang berhak untuk menghentikan polemik ini

Aku bukan moderator juga hanya mantan administrator mailist ini. Hanya
ingin berbagi pengalaman saja ketika menghadapi sebuah polemik dalam
mailist.

Pak Koesema dahulu pernah menyinggung soal polemik dalam ilmu geologi.
Memang hal itu hal yang wajar karena perbedaan isi kepala. Namun
memang harus ditangani secara cerdas juga. Kalau tidak, maka
seringkali bukan berkembang menajdi diskusi yang bermanfaat tetapi
hanyalah argumentasi yang berulang-ulang ... alias lempar-lemparan
argumentasi lama yg membosankan.

Sebagai admin sebaiknya memberikan arahan ketimbang berusaha
menghentikan polemik. Bisa saja dengan menutup warung atau moderated,
tetapi ini jelas memerlukan tenaga, dan belum tentu diterima anggota.
Saya lebih suka mengalihkan energi otak ini ke yang lebih bermanfaat,
misalnya dibawah ini :

Debit turun tetapi justru over topping (sumber Metro TV)
http://hotmudflow.wordpress.com/2007/06/10/debit-semburan-lumpur-panas-menurun/

Saat ini lubernya lumpur masih berkepanjangan. Lumpur lebih kental,
kandungan air berkurang, pompa macet, dan akhirnya justru melimpah
karena tidak dapat dialirkan. Apa yg bisa kita (geologist) bantu ?

Geologist barangkali sulit dimintain pendapat soal penanganan
permukaan tetapi kita mungkin bisa membantu bagaimana karakteristik
proses pengendapan dan pengaliran secara natural.

Selain itu juga perlu diketahui apa yang mungkin akan terjadi selanjutnya ?
Susah menyimpulkannya apakah ini pertanda berhentinya semburan.
Saya kira banyak parameter yang perlu di plot dalam skala waktu.
Jumlah semburan permenit, debit perhari, kandungan gas dari
hari-kehari, amblesan satu titik, dari hari-kehari dll. Saya yakin
data ini sudah ada di Timnas (BPLS). Hanya ga tau apakah ini terbuka
atau tertutup datanya.

Yang perlu diingat adalah ada kalanya beberapa waktu lalu ketika
berhenti total diikuti dengan "ambles" yang mengakibatkan over topping
(luber).
Jadi pengurangan debit ini perlu diwasapadai dan diamati terus
menerus. Pengalaman menunjukkan bahwa badai masih "belum" berlalu.

Salam
RDP

----------------------------------------------------------------------------
Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007
----------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------




----------------------------------------------------------------------------
Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007
----------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke