Ya saya juga baca mengenai orang Afganistan yang terpinggirkan itu. Masyarakat yang terpinggirkan itu di mana2 ada.
TErima kasih atas pandangannya
RPK
----- Original Message ----- From: "Sugeng Hartono" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Sent: Wednesday, February 06, 2008 5:00 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Artikel mengenai Indonesia di National Geographic Magazine


Pak Koesoema yang terhormat,

Begitu membaca email Bapak, saya langsung buka NGI yang sengaja saya bawa ke
rig. Saya ingin meyakinkan, apa saja-kah isi NGI edisi Februari.
Ternyata benar, dua artikel yang Bapak sebut tidak terdapat dalam NGI edisi
bahasa Indonesia (rasanya perlu beli yang edisi bahasa Inggris).
Yang ada hanya: Firaun Hitam, Bersepeda Jakarta-Bali, Elang Filipina,
Teleskop Hubble yang mengungkap rahasia jaga raya, Paradoks Batu Bara dll
termasuk artikel Masyarakat Hazara, kaum terpinggirkan di tengah
Afghanistan.

Artikel yang terakhir ini sungguh sangat menarik sekaligus mengharukan saya.
Menarik karena wilayah Hazarajat di provinsi Bamiyan (terletak di jantung
Afghanistan) mempunyai gunung-gunung (kelihatannya terdiri dari batu pasir
yang berlapis-lapis?) yang begitu eksotis dan mempesona.
Mengharukan karena kaum Hazara merupakan warga yang "terpinggirkan",
mendapat perlakuan yang kurang layak (dibandingkan dengan suku Pashtun).
Bahkan beberapa tahun yll mereka pernah diserang oleh kelompok tertentu.
"Saya kehilangan tanah yang hijau" kata Safar Ali yang lebih senang bekerja
jadi buruh di Kabul....
Ketika olah raga jalan kaki, kurang dari 100 meter dari rig, saya bertemu
dengan "rumah knock-down" yang terdiri dari papan, plastik bekas dll (milik
warga "yang terpinggirkan"?). Pak Sabar (bukan nama asli) dengan setia
selalu mengikuti kemana rig berpindah. Dia bersama istri dan tiga anaknya
berjualan melayani para pekerja, mulai dari rokok, minuman ringan, mie rebus
dan beberapa kue. Kalau rig mulai berkemas untuk pindah (rig down), pak
Sabar pun juga bersiap untuk "rig-down" rumah sekaligus warungnya. Walaupun
lokasinya di tempat terpencil, dia tetap setia mengantar-jemput anaknya ke
sekolah.
Rupanya pak Sabar ini pernah menjadi petani kelapa sawit. Setelah panen
beberapa kali, datanglah perusahaan besar yang meng-klaim bahwa tanah tempat
kebun sawit ini milik perusahaan tersebut. Ada ganti-rugi, lalu, mulailah
buldozer yang dikawal aparat merobohkan pohon-2 sawit, dan selanjutnya bibit baru ditanam. Warga hanya pasrah. Istri dan anak-anak hanya dapat menangis.
Mereka pun mencoba beralih untuk berladang...tetapi sudah tidak ada lahan
kosong. Semua sudah dikuasai oleh perusahaan perkebunan akasia (bahan baku
pulp). Pak Sabar pun memilih hanya berjualan. Dia sempat bertanya: Kalau di
suatu wilayah, ada perkampungan, ada penduduk, ada anak-anak, ada sekolah,
ada warung, tetapi tidak ada lahan (tanah) untuk bercocok tanam, lalu kami
mau hidup dari mana?
Saya terdiam. Saya tidak dapat menjawab pertanyaannya. Ternyata di dekat
saya juga ada warga kita yang "terpinggirkan".

Wassalam,
Sugeng


----- Original Message ----- From: "R.P. Koesoemadinata" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Sent: Wednesday, January 16, 2008 12:12 PM
Subject: [iagi-net-l] Artikel mengenai Indonesia di National Geographic
Magazine


Pada National Geographic Magazine 1 Januari 2008 ada 2 artikel mengenai
Indonesia:
1. Living with Volcanoes
2. The Unstoppable Mud
Yang terakhir ini mengenai Lumpur Sidoarjo dengan kesimpulan dari Davies
yang menyatakan erupsi ini berhubungan dengan pemboran Lapindo
Anehnya pada National Geographic versi Bahasa Indonesia, kedua artikel ini
sama sekali tidak dimuat, sedangkan artikel2 yang lainnya ada dengan gambar2
yang presis sama.

Apakah mungkin juga kedua artikel di atas ini bermuatan politis, Pak Awang?
R.P.Koesoemadinata
Jl. Sangkuriang G-1
Bandung 40135
Telp: 022-250-3995
Fax: 022-250-3995 (Please call before sending)
e-mail: [EMAIL PROTECTED]



----------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list.

---------------------------------------------------------------------



--
Internal Virus Database is out-of-date.
Checked by AVG Free Edition.
Version: 7.5.446 / Virus Database: 269.19.12/1214 - Release Date: 1/26/2008 12:00 AM





----------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.

---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke