Prof Dwikirawati

     Selamat , saya bangga dengan konsistenya Anda
dalam menekuni geologi teknik dan aplikasinya dalam kebencanaan.
Semoga Prof ingat , kl 12 - 13 tahun yang lalu saya menyarankan 
Prof untuk terus mengembangkan geologi enjinering , yang kurang berkembang
dan tidak begitu diminat oleh rekan rekan ahli geologi.
Selamat dan
semoga Prof bisa lebih banyak lagi mencetak para ahli geologi teknik untuk
memenuhi kebutuhan didaerah daerah.

Selamat , semoga Allah SWT
selalu memberikan bimibingan dan kesehatan bagi Anda.

Si Abah




> Yg jelas aknan lebih bankyak alagi
fasilintas2 mode untuk mengembangkan geologi rn (baik itu rumah sakit2,
> mall2 & fasilitas umum lainnya) yg wah & harganya lebih wah
lagi, karena
> itu
> semua datang dari pemodal2 asing atau
pemodal besar yg didalam pikirannya
> cuman ada "mendapatkan
keuntungan se-besar2nya karena semua itu merupakan
> lahan
business cari duit bagi mereka", nggak ada dalam kamus mereka itu
> demi
> menolong masyarakat kecil atau miskin.  Ada uang ada
barang, itu aja
> didalam
> pikiran mereka para kapitalis.
 Dan bebas siapa aja bisa "masuk" ke
> Indonesia asal
ada fulus ada modal, dan modal masuk itu artinya harus ada
>
keuntungan se-tinggi2nya, dari mana dan menggunakan cara apapun
terserah
> yg
> penting uang kembali se-banyak2nya, itulah
cara2 baru bernegara yg bebas &
> bergantung dari uang semata.
 Jadi akibatnya masyarakat kecil akan semakin
> sulit menghadapi
hidup ini.
> 
> Monggo kalau mau dibahas lagi mas Sugeng
...
> 
> wass,
> nyoto
> 
> 
> 
> 
> 
> 2010/5/6 Sugeng Hartono
<sugeng.hart...@petrochina.co.id>
> 
>> Pak
Nyoto,
>> Apa kabar di negeri jiran? Wah, sampeyan kok sudah
mirip politikus,
>> fasih
>> dng
"neo-lib".
>> Tolong dijelaskan dng sederhana paham
ini. Nuwun.
>> Saya teringat komentar pak Dr.Kartono Mohammad,
mantan ketua IDI, kata
>> beliau bhw pelayanan
>>
kesehatan kita sudah jadi neo-lib; mulai dari pemeriksaan, penangan,
>> obat
>> dll dll semua sudah hanya
>>
ditentukan oleh dr dan rs baik jenis maupun harganya. Kalau kita sakit,
>> berapa pun harga obat tetap
>> kita beli. Ketika
saya bawa Adit ke RS karena demam, dia diperiksa pak
>> dokter.
Di kuitansi (kuwi tansah
>> dadi seksi) ditulis: sewa peralatan
Rp.75.000 (hanya lampu senter kecil
>> dan
>> sendok
kayu mirip sendok eskrim)
>> ditambah ongkos periksa, obat dan
pajak 10%. Dalam perjalanan pulang
>> Adit
>>
bergurau: Pak, kalau tadi kita
>> bawa lampu senter sendiri
bagaimana yha?
>> Ada kawan merasa salah satu matanya agak
aneh, dikiranya perlu ganti
>> kacamata, maka dia datang ke
toko
>> optik langgannya. Setelah diperiksa ternyata bukan kaca
mata yg perlu
>> ganti
>> tetapi ada kelainan salah
satu
>> matanya. Esoknya dia ke RS X (swasta dan terkenal mahal
tapi bersih).
>> Oleh
>> bu dr mata disuruh
periksa
>> komplet, lalu dikasih resep. Oleh bu dokter, dia
disarankan ke RS Y
>> (khusus
>> mata). Untuk biaya
di RS X
>> dikenakan satu jt rp lebih. Esoknya di RS Y, sekali
lagi diperiksa
>> komplet.
>> Banyak sekali. Dia
mesti kontrol
>> berkali-kali oleh dokter lain. Akhirnya harus
dilakukan laser (operasi
>> ini
>> hanya kurang dari
10 menit).
>> Setelah ini mesti kontrol lagi bbrp kali. Total
biaya lebih dari 10 jt
>> rp.
>> Karena kurang puas,
kawan ini pindah ke RS Z (juga khusus mata). Sekali
>> lagi
perlu periksa komplet.
>> Pada konsultasi yg ke tiga ditentukan
untuk disuntik. Ini operasi kecil
>> tetapi dng ruangan bersih,
peralatan
>> lengkap. Untuk suntik ongkosnya 9 jt rp (dalam
hati saya bertanya, kalau
>> pasien pegawai kecil apa
mampu?).
>> sebulan kemudian kontarl lagi, rupanya perlu
disuntik lagi, dng biaya yg
>> sama. Oyha, sekali periksa dan
obat
>> biasanya bayar 350 rb sampai 500 ribu rp. Setelah
suntik yg kedua,
>> dijanjikan kontrol lagi 3 bulan yad.
>> Apa ini yha yg namanya sistem "neo-lib"?
>> Yang saya tahu, paham neo-lib itu menyatakan bahwa: Semakin
sedikit
>> peran
>> Negara, semakin baik; mungkin
>> ini sama dng mengikuti mekanisme pasar. Bgmn kalau ada
kebijakan
>> pemerintah
>> sbb: Kalau memproduksi
>> sendiri biayanya mahal, lebih baik impor saja yang lebih
murah.
>> Bagaimana
>> ini?
>> Bu Tarti
SPd, Guru SLB Gunung Kidul yg juga peternak sapi mengeluh:
>>
Daging
>> impor (dari Australia) harganya
>> cuma 40
ribu rp/kg sementara daging sapi lokal 60 ribu rp/kg jadi warga
>> yg
>> punya kerja lebih senang beli
>>
daging impor.
>> Saya tunggu komentar Sampeyan. Salam
hangat.
>> sugeng
>>
>> ----- Original
Message -----
From: "nyoto - ke-el"
<ssoena...@gmail.com>
>> To:
<iagi-net@iagi.or.id>
>> Sent: Thursday, May 06, 2010
9:16 AM
>> Subject: Re: [iagi-net-l] Selamat untuk Professor
Geologi wanita yang
>> pertama di UGM
>>
>>
>> Betul sekali pak Ridwan, kecuali antek kapitalis,
SMI juga pendukung
>> setia
>>> neo-liberalis
(dari interview di TV semalem juga), makanya dia lebih
>>>
cocok
>>> utk world bank, bukan utk menkeu, nggak ada hasil
positivenya buat
>>> masyarakat banyak, hanya para bos2
besar terutama di perbankan saja yg
>>> diuntungkan banyak,
contoh simplenya ya kasus century itu, maka diapun
>>>
berusaha lari dari tanggungjawab, karena memang nggak ada rasa
>>> nasionalisme
>>> sama sekali, mendingan ke LN
dapet gaji jauh lebih banyak (kayak saya
>>> hehehehe ....
tapi saya kan bukan sebagai pajabat publik sebelumnya
>>>
....
>>> Makanya walaupun dikasih waktu 72 jam (3 hari) oleh
World Bank utk
>>> berpikir
>>> sebelum
memutuskan mau bergabung dg mereka atau tidak, eh belum ada 48
>>> jam
>>> sudah langsung menerima tawaran world
bank tsb ..... kesimpulannya
>>> adalah
>>>
"ternyata salah besar" memilih SMI menjadi menkeu ..... jadi
>>> kemungkinan
>>> betul sinyalemen beberapa
waktu lalu yg menyebutkan bahwa SMI & Bu
>>> adalah
>>> penganut/pendukung neo-liberalisme / kapitalisme .....
>>>
>>>
>>> wass,
>>>
nyoto
>>>
>>>
>>>
>>>
>>>
>>> 2010/5/6 Ridwan Nyak
Baik <rb...@pertamina.com>
>>>
>>> Wah
kali ini Bung Rovicky kok "lebay" ya.....he2. Dia lupa pada
Bu
>>> Emmy.
>>>> Malah di Tekgeol ITB pada
era 1970-an ada 3 srikandi yang menekuni
>>>> ilmu
>>>> maskulin ini, yakni: Bu Emmy, Bu Etti, dan Bu
Djudju.
>>>> Ketiga dara tersebut mewarnai Kampus Karang
Sambung dan berbagai
>>>> ekskursi lapangan. Masih ada
seorang lagi di UNPAD, yakni Bu Purnama.
>>>> Sependek
pengetahuan saya, di antara keempat warga Venus yang menekuni
>>>> ilmu warga Mars (ikut judul buku: Women from Venus and
Man from Mars)
>>>> Rasanya memang Bu Emmy lah yang
mencapai puncak gunung akademik hingga
>>>> guru
besar.***
>>>>
>>>> Wah kali ini Bung
Rovicky kok "lebay" ya....he2. Lebih parah lagi, SMI
>>>> kok digadang-gadangkan begitu ya.
>>>>
Para elit Bank Dunia boleh saja mengagung-agungkan SMI, tapi tadi pagi
>>>> saya dengar elsinta, komentar seorang ibu sbb:
>>>> "SMI itu antek kapitalis, kenapa kita harus
mengkultuskan dia. Bahwa
>>>> dia
>>>>
pintar OK, tapi selama ia menjadi menkeu para petinggi dan pejabat
>>>> memang tambah kaya dan hebat, namun rakyak kecil daya
belinya semakin
>>>> melarat."
>>>>
>>>> Semalam, say menonton tayangan
debat di salah satu TV swasta, Bung
>>>> Ichsanuddin
Norsi mengeluarkan cuap:
>>>> "SMI itu bukan menkeu,
ia hanya layak selaku finance manager yang
>>>> sukses
>>>> menjual SUN dengan harga tinggi. SMI belum menjadi
treasurer of
>>>> Indonesia karena kinerja 3 hal yang tak
tercapai, yakni: pengangguran
>>>> masih banyak (tidak
ada penambahan lapangan kerja), kinerja sector
>>>>
riel
>>>> juga payah, dan (satu lagi: saya lupa...., gak
dosa khan).
>>>> Lalu Norsi menambahkan, dalam 10 tahun
terakhir 2 menkeu asia yang
>>>> hebat
>>>> tapi tidak disenangi oleh para kapitalis bank dunia dan
adb, yaitu:
>>>> menkeu Cina yang mengangkat pertumbuhan
hingga dua digit dan menkeu
>>>> India. Kedua mereka
hebat dalam mengelola keuangan Negara
>>>>
masing-masing,
>>>> namun tidak disenangi oleh kapitalis
karena gak mau minjam.
>>>>
>>>> Dari
kacamata saya, jabatan Managing Director Bank Dunia merupakan
>>>> escape gate yang cantik untuk seorang SMI yang berusaha
lepas dari
>>>> tekanan kasus Bank Century, sebab tidak
dibela oleh atasannya. SMI
>>>> bukan
>>>> negarawan, ia adalah ekonom dan bankir asli yang sama
dengan investor
>>>> selalu mencari pasar menguntungkan.
Padanya gak berlaku pepatah,
>>>> "meski
>>>> hujan emas dinegeri orang dan hujan batu dinegeri
sendiri tetap takkan
>>>> beranjak dari rumah
sendiri." Kata Koran sih di Bank Dunia SMI digaji
>>>> 15
>>>> kali lipat dari gaji Menkeu
RI. Memang hujan emas.... Piiissss.
>>>>
>>>> Tabik;
>>>> RnB
>>>>
>>>> -----Original Message-----
>>>>
From: Rovicky Dwi Putrohari
[mailto:rovi...@gmail.com]
>>>> Sent: Thursday, May 06,
2010 7:47 AM
>>>> To: iagi-net@iagi.or.id
>>>> Cc: Forum HAGI
>>>> Subject: Re:
[iagi-net-l] Selamat untuk Professor Geologi wanita yang
>>>> pertama di UGM
>>>>
>>>> Betul Pak Syaiful, karena kemarin terlontar yang
pertamanya di UGM.
>>>>
>>>> Btw, dalam
hari yang sama kemarin juga mendengar kabar adanya
>>>>
"kartini"
>>>> Indonesia lainnya yang diangkat
menjadi Managing Director World Bank,
>>>> Ibu
>>>> Sri Mulyani.
>>>> Ibu Sri Mulyani
diangkat menjadi tonggak menerobos ekonomi global,
>>>>
sedangkan
>>>> Ibu Rita turun kebawah memberikan
pelajaran kebencanaan ke rakyat. Dua
>>>> arah
>>>> ini dijangkau .. Dua arah atas-bawah yg sangat
membanggakan
>>>>
>>>> Salam
>>>>
>>>> RDP
>>>>
>>>> 2010/5/6 <mohammadsyai...@gmail.com>
>>>>
>>>> > Bravo n bangga juga. Namun
sekedar ingin konfirmasi, kalo tak salah,
>>>> >
profesor geologi wanita pertama adalah Prof. Emmy Suparka (ini pun
>>>> juga
>>>> > seingat saya yg
kedua).
>>>> >
>>>> > Kita bangga
makin banyak 'kartini2' di bidang kebumian yg
>>>>
top-markotop...
>>>> >
>>>> >
Salam,
>>>> > Syaiful
>>>> >
>>>> > Mohammad Syaiful
>>>> > *
handphone: +62-812-9372808
>>>> > * business:
msyai...@etti.co.id
>>>> >
>>>> >
-----Original Message-----
>>>> >
From: Rovicky
Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com>
>>>> > Date:
Thu, 6 May 2010 07:14:52
>>>> > To:
IAGI<iagi-net@iagi.or.id>; Forum HAGI<fo...@hagi.or.id>
>>>> > Subject: [iagi-net-l] Selamat untuk Professor
Geologi wanita yang
>>>> pertama
>>>>
> di Indonesia
>>>> > Prof. Dwikorita: Kembangkan
Pemetaan Risiko Bencana Berbasis
>>>> Partisipasi
>>>> > Masyarakat
>>>> >  Submitted
by agung on Wed, 05/05/2010 - 07:01.
>>>> >
>>>> >  Upaya pengurangan risiko bencana gerakan tanah
merupakan
>>>> permasalahan
>>>> yang
>>>> > kompleks. Ia tidak hanya dikontrol oleh kondisi
geologi saja, tetapi
>>>> juga
>>>> >
oleh berbagai permasalahan sosial, psikologi, ekonomi, hukum dan
>>>> > lingkungan.
>>>> >
>>>> > Menurut Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D
berbagai upaya
>>>> teknik
>>>> >
untuk pengendalian dan pencegahan gerakan tanah menjadi tidak
>>>> efektif
>>>> dan
>>>>
> berkelanjutan jika masyarakat setempat tidak turut memahami
>>>> permasalahan
>>>> > ini. Terlebih
bila masyarakat tidak peduli terhadap teknologi
>>>>
ataupun
>>>> upaya
>>>> > untuk
pencegahan dan pengendalian.
>>>> > "Tantangan
yang paling sulit diatasi dalam mengurangi resiko bencana
>>>> > gerakan
>>>> > tanah adalah
membuat masyarakat peduli dan termotivasi untuk
>>>>
berpartisipasi
>>>> > aktif dalam berbagai upaya
mitigasi gerakan tanah," ujarnya di Balai
>>>>
Senat,
>>>> > Rabu (5/5) saat dikukuhkan sebgai Guru
Besar Fakultas Teknik UGM.
>>>> > Mengucap pidato
"Peran Geologi Teknik dan Lingkungan Dalam
>>>>
Pengurangan
>>>> > Risiko Bencana Gerakan Tanah",
Dwikorita mengungkapkan guna menjawab
>>>> > tantangan
dalam menghadapi risiko bencana gerakan tanah, British
>>>> Council
>>>> > melalui program
Development Partnership in Higher Education (DelPHE)
>>>>
> bekerjasama dengan KKN PPM UGM mulai tahun 2007 telah
mengembangkan
>>>> suatu
>>>> >
metoda inovatif untuk "Pemetaan Bahaya Gerakan Tanah Berbasis
>>>> Partisipasi
>>>> >
Masyarakat". Bahwa penerapan konsep Geologi Teknik yang mendapat
>>>> dukungan
>>>> > pemikiran disiplin
Ilmu psikologi dan Ilmu Sosiologi terbukti
>>>>
efektif
>>>> dalam
>>>> > proses
pengembangan metoda pemetaan bahaya longsor melalui
>>>>
partisipasi
>>>> > masyarakat.
>>>>
> "Dengan Peta bahaya longsor ini masyarakat dapat mengetahui
zona
>>>> aman
>>>> dan
>>>> > zona yang terancam bahaya longsor di wilayah desa
mereka, sehingga
>>>> mereka
>>>> >
dapat selalu berupaya untuk memelihara lingkungan, agar zona bahaya
>>>> tidak
>>>> > berkembang menjadi
zona bahaya longsor," papar istri Prof. Ir. Sigit
>>>> > Priyanto, M.Sc., Ph.D.
>>>> >
Dengan peta tersebut, kata Dwikorita bermanfaat pula untuk
>>>> penyusunan
>>>> > rencana
pengembangan wilayah atau penataan lahan desa sehingga
>>>> potensi
>>>> > sumber daya lahan
dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat
>>>>
desa,
>>>> > sekaligus meminimalkan terhadap potensi
kejadian longsor. Oleh
>>>> karena
>>>>
itu
>>>> > partisipasi masyarakat mutlak diperlukan
dalam proses pemetaan ini.
>>>> "Semua
>>>> > ini agar menjamin peta yang dihasilkan benar-benar
dapat dipahami
>>>> dan
>>>> >
efektif dimanfaatkan masyarakat desa," katanya.
>>>>
> Ibu Amiluhur Priyanto dan Umayra Priyanto pun menyatakan untuk
>>>> > menyebarluaskan metode inovatif pemetaan dan agar
mampu dimanfaatkan
>>>> > masyarakat di negara-negara
berkembang, maka berbagai paper ilmiah
>>>> yang
>>>> > merinci inovasi konsep, justifikasi dan prosedur
standard pemetaan
>>>> dengan
>>>> >
metoda geologi berbasis partisipasi masyarakat telah diajukan ke
>>>> > International Association of engineering Geology
(IAEG). "Pada
>>>> akhirnya
>>>>
> konsep dan metoda  pemetaan ini mendapat respon baik dari
masyarakat
>>>> > internasional. Bahkan konsep ini
akan dipresentasikan dan dikaji
>>>> lebih
>>>> > lanjut dalam International Conggress yang akan
digelar IAEG pada
>>>> tanggal
>>>> >
5-10 September 2010 mendatang di Auckland, New Zealand," tuturnya.
>>>> > Sementara itu untuk pengembangan dan penerapan
sistem peringatan
>>>> dini
>>>> >
gerakan tanah meski penting dan bermanfaat bagi penyelamatan jiwa
>>>> manusia,
>>>> > pada kenyataan
iapun menghadapi permasalahan yang cukup komples dan
>>>>
penuh
>>>> > tantangan akibat berbagai kendala yang
terjadi, mulai dari persiapan
>>>> teknis
>>>> > hingga pada tahap penerapan sistem tersebut di
komunitas masyarakat
>>>> yang
>>>> >
tinggal di daerah rawan longsor. Serentetan tantangan yang harus
>>>> dipecahkan
>>>> > antara lain
meliputi: ketepatan pemilihan lokasi pemasangan dan
>>>>
penentuan
>>>> > design jenis peralatan deteksi dini
longsor, keakuratan dalam
>>>> penentuan
>>>> > kondisi kritis yang menetapkan kapan sirene harus
berbunyi, serta
>>>> jaminan
>>>> >
efektivitas dan berkelanjutan penerapan sistem deteksi dini
>>>> tersebut.
>>>> > Untuk itu,
lanjutnya dibutuhkan pendekatan multi disiplin yang
>>>>
terdiri
>>>> dari
>>>> > disiplin
Teknik Geologi (bidang ilmu Geologi Teknik dan Geologi
>>>> > Lingkungan),
>>>> > Teknik
Sipil dan Lingkungan, Teknik Elektro, Teknik Geodesi, serta
>>>> Ilmu
>>>> > Sosial dan Ilmu
Psikologi. Penerapan bidang ilmu Geologi Teknik dan
>>>>
Geologi
>>>> > Lingkungan sangat diperlukan terutama
untuk mengidentifikasi dan
>>>> > memprediksi
>>>> > model dan mekanisme gerakan, sehingga desain jenis
peralatan dan
>>>> jaringan
>>>> >
sistim harus dipasang dapat ditentukan secara tepat. "Begitulah
>>>> hasil
>>>> > pemetaan bahaya
gerakan tanah ini sangat diperlukan untuk menentukan
>>>>
> prioritas lokasi pemasangan alat serta sistem pemantauan dan
deteksi
>>>> dini
>>>> > longsor.
Jadi jelaslah bahwa upaya pengurangan resiko bencana
>>>>
gerakan
>>>> tanah
>>>> > sangat
memerlukan pendekatan multi disiplin, dimana Geologi Teknik
>>>> dan
>>>> > Geologi Lingkungan
menjadi dua bidang ilmu kunci yang perlu
>>>>
disinergikan
>>>> > dengan berbagai disiplin atau
bidang ilmu lainnya, guna mendukung
>>>> upaya
>>>> > pengurangan risiko bencana secara efektif,"
pungkas perempuan
>>>> kelahiran
>>>>
> Yogyakarta 6 Juni 1964 ini. (Humas UGM/ Agung)
>>>>
>
>>>> >
>>>> >
>>>> >
>>>> >
>>>>
>
>>>> >
>>>>
http://ugm.ac.id/new/index.php?q=id/news/prof-dwikorita-kembangkan-pemet
>>>> aan-risiko-bencana-berbasis-partisipasi-masyarakat
>>>> >
>>>> >
>>>>
> --
>>>> > You can do hard way or you can do smart
way ... both ways need you
>>>> to
>>>>
do it
>>>> > any way ... not just discuss it in the
hall way.
>>>> >
>>>> >
>>>>
>>>>
>>>> --
>>>> You can do hard way or you can do smart way ... both
ways need you to
>>>> do
>>>> it
>>>> any way ... not just discuss it in the hall way.
>>>>
>>>>
>>>>
>>>>
>>>>
>>>> *****
>>>> This message may contain confidential and/or privileged
information.
>>>> If
>>>> you
>>>> are not the addressee or authorized to receive this for
the addressee,
>>>> you
>>>> must not
use, copy, disclose or take any action based on this message
>>>> or
>>>> any
>>>>
information herein. If you have received this communication in error,
>>>> please
>>>> notify us immediately by
responding to this email and then delete it
>>>> from
>>>> your system. PT Pertamina (Persero) is neither liable
for the proper
>>>> and
>>>> complete
transmission of the information contained in this
>>>>
communication
>>>> nor
>>>> for any
delay in its receipt.
>>>> *****
>>>>
>>>>
>>>>
>>>>
--------------------------------------------------------------------------------
>>>> PP-IAGI 2008-2011:
>>>> ketua umum:
LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
>>>> sekjen:
MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
>>>> * 2
sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...
>>>>
>>>>
>>>>
--------------------------------------------------------------------------------
>>>> Ayo siapkan diri....!!!!!
>>>>
Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 29 November - 2
>>>> Desember
>>>> 2010
>>>>
>>>>
>>>>
-----------------------------------------------------------------------------
>>>> To unsubscribe, send email to:
iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
>>>> To subscribe,
send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
>>>>
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>>>> Pembayaran
iuran anggota ditujukan ke:
>>>> Bank Mandiri Cab. Wisma
Alia Jakarta
>>>> No. Rek: 123 0085005314
>>>> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
>>>> Bank BCA KCP. Manara Mulia
>>>> No.
Rekening: 255-1088580
>>>> A/n: Shinta Damayanti
>>>> IAGI-net Archive 1:
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
>>>>
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>>>>
---------------------------------------------------------------------
>>>> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard
to information
>>>> posted
>>>> on its
mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event
>>>> shall
>>>> IAGI or its members be
liable for any, including but not limited to
>>>>
direct
>>>> or indirect damages, or damages of any kind
whatsoever, resulting from
>>>> loss
>>>> of use, data or profits, arising out of or in
connection with the use
>>>> of
>>>>
any
>>>> information posted on IAGI mailing list.
>>>>
---------------------------------------------------------------------
>>>>
>>>>
>>>>
>>>
>>
>>
>>
--------------------------------------------------------------------------------
>> PP-IAGI 2008-2011:
>> ketua umum: LAMBOK HUTASOIT,
lam...@gc.itb.ac.id
>> sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL,
mohammadsyai...@gmail.com
>> * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5
departemen, banyak biro...
>>
>>
--------------------------------------------------------------------------------
>> Ayo siapkan diri....!!!!!
>> Hadirilah PIT ke-39
IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 29 November - 2 Desember
>> 2010
>>
>>
-----------------------------------------------------------------------------
>> To unsubscribe, send email to:
iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
>> To subscribe, send email
to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
>> Visit IAGI Website:
http://iagi.or.id
>> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
>> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
>> No. Rek: 123
0085005314
>> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia
(IAGI)
>> Bank BCA KCP. Manara Mulia
>> No.
Rekening: 255-1088580
>> A/n: Shinta Damayanti
>>
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
>> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>>
---------------------------------------------------------------------
>> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to
information
>> posted
>> on its mailing lists,
whether posted by IAGI or others. In no event
>> shall
>> IAGI or its members be liable for any, including but not
limited to
>> direct
>> or indirect damages, or
damages of any kind whatsoever, resulting from
>> loss
>> of use, data or profits, arising out of or in connection with
the use of
>> any
>> information posted on IAGI
mailing list.
>>
---------------------------------------------------------------------
>>
>>
> 


-- 
_______________________________________________
Nganyerikeun hate
batur hirupna mo bisa campur, ngangeunahkeun hate jalma hirupna pada
ngupama , Elmu tungtut dunya siar Ibadah kudu lakonan.

Kirim email ke