2010/10/18 Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com> > Karena menggunakan HTML dan gambar ga bisa dipost disini : > Silahkan klik > *http://rovicky.wordpress.com/2010/10/18/banjir-bandang-bagaimana-terjadinya/ > * > Tolong dikoreksi kalau penjelasan ini salah. >
Ada komentar menarik dari sahabat FB saya yg pernah melihat dan mengamati Wasior pra bencana, di tulisan itu Penulis : ismail (IP: 202.70.58.160 , 202.70.58.160) http://www.facebook.com/album.php?aid=2011177&id=1322408933&ref=mf#!/album.php?aid=2011177&id=1322408933 E-mail : ismail_wid...@yahoo.co.id Komentar: nuwun sewu pakdhe, kenalin saya newbie baru yg sedang belajar ttg alam ^_^ saat ini saya kebetulan sedang ada kerjaan di wasior dan kebetulan lokasi terjadinya banjir itu tepat di samping camp saya. alhamdulillah semua temen di camp selamat, meskipun sebagian bangunannya hancur berantakan. dan alhamdulillah-nya lagi pas banjir terjadi, saya lg ada di surabaya, karena ditugaskan buat sekolah lagi dulu, jadi ndak ikut merasakan banjirnya...hehehe pertama-tama, saya sedikit protes; kenapa kalo' ada banjir yg pertama jd tertuduh adalah logging (terutama illegal logging), lha wong ndak semua penyebab bencana alam itu krn logging tho? kedua; sedikit koreksi pakdhe, namanya bukan semenanjung Wasior, tapi Semenanjung Wandamen, Teluknya disebut Teluk Wandamen sehingga kabupatennya bernama Kabupaten Teluk Wondama ketiga : wilayah pegunungan yg menjadi sumber aliran air tersebut adalah Pegunungan Wondiboi yg merupakan kawasan lindung yg termasuk Cagar Alam Wondiboi, jadi gak benar kalo' di lokasi itu ada illegal logging lha wong dilindungi oleh undang-undang sama hukum adat. Faktor topografi jg menjadikan logging menjadi tidak logis, lha wong rata-rata kemiringannya mencapai 45-70 derajat. Emangnya kayu hbs ditebang mau lgsg diglundungkan ke bawah? hehehehe. Sebagai gambaran, puncak tertinggi gunung yg ada di sebelah timur lokasi banjir sekitar 1400 m dpl, sedangkan lokasi yg terkena banjir pada ketinggian 50 m dpl berjarak sktr 3000 m....silahkan itung sendiri lah. Lokasi HPH memang ada di kabupaten ini, tapi masih 40km ke arah selatan lagi. Monggo di cek di google earth, cari saja lokasi datar yg luas di sebelah selatan teluk, ya di sekitar situ sudah lokasi HPHnya. Tapi sudah tutup sejak 15-20 th yg lalu ke-empat : banjir di aliran sungai ini sebenernya peristiwa yg rutin terjadi, dulu siklusnya 5 tahunan, tapi ndak tau kok sekarang jd lebih sering. Terakhir banjir yg hampir sama besarnya dg yg sekarang terjadi pada 2-3 Mei 2008, seminggu sebelum saya menginjakkan kaki di Wasior untuk pertama kalinya. Lokasi yg dilalui aliran banjirnya jg hampir sama, tapi yg sekarang ini lebih besar. ke-lima : saya setuju buanget dg analisa pakdhe....pakdhe kok tau kalo' disana ada pembendungan di aliran hulunya, pakdhe ndukun juga ya :P. Waktu saya survey 2 tahun lalu, saya sudah dapat cerita dari penduduk asli kalau di atas gunung itu ada bendungan alam yg lebarnya bervariasi mulai 10 m-200 m dan panjangnya lebih dari 1 km. Sayang sekali waktu itu saya ndak sempat dokumentasi pembendungan yg di atas gunung, selain karena faktor medan yg super berat (waktu tempuh untuk mencapai lokasi bendungan sktr 1 hari jalan kaki), tidak adanya penunjuk jalan yg mau ngantar (biaya porter super mahal utk ukuran kantong saya, plg murah 250rb per hari T.T), jg krn adanya suku-suku primitif yg tinggal di puncak gunung yg masih kanibal (penduduk aslinya saja takut kok :P). Sementara komentar perkenalan saya itu dulu pakdhe, soale tak sambi ngerjakan Thesis...hehehe Anda dapat melihat seluruh komentar pada tulisan ini di sini: http://rovicky.wordpress.com/2010/10/18/banjir-bandang-bagaimana-terjadinya/#comments -- Lomba FOTO - "Eksploshoot 2010" http://wp.me/pO3BO-1Q untuk pekerja Migas dan Pertambangan !