Awang 

Terima kasih atas  penjelasannya..
Mebgenai binatang besar seperti kijang , atau kerbau memang pernah saya
dengar.
Bahkan sewaktu di pulau Sumbawa , ada rakyat yang berceritera
bahwa kijang kijang dapat berenanag dari panta i ke daerah Gn.........
(lupa namanya).

si Abah



On Fri,
September 16, 2011 8:52 am, Awang Satyana wrote:
> Abah,
>

> Land bridges atau jembatan daratan adalah pulau-pulau kontinen
yang muncul
> karena fluktuasi muka laut saat susut. Area ini
muncul di atas laut dan
> menjadi jembatan daratan yang digunakan
fauna bermigrasi. Indonesia kaya
> akan land bridges, disertai
sejarah fluktuasi muka laut yang kompleks,
> jadilah jembatan
daratan ini muncul atau juga tenggelam.
> 
> Lombok dan
Sumbawa pernah bersatu (bukan karena Selat Alas di antaranya
>
belum ada, selat itu ada, tetapi tersingkap dasarnya akibat susut muka
> laut). Komodo dan Lomblen pernah bersatu, Roti menjadi satu dengan
Semau
> dan Timor. Sula dan Banggai, Bacan dan Halmahera, Tanah
> Jampea-Salayar-Doang-Kangean-Madura adalah contoh-contoh jembatan
daratan.
> 
> Stegodon bisa berenang, tetapi tak lebih
dari 30 km (Monk et al.1997);
> bila sekarang ada fosil Stegodon
ditemukan dan pulau-pulau di sekitarnya
> jauhnya misalnya 50 km,
maka bisa diduga bahwa dulu Stegodon tersebut
> pindah pulau
melalui jembatan daratan. Sulawesi dihubungkan oleh jembatan
>
daratan sekitar Doang-Tanah Jampea-Salayar dengan Sundaland atau Nusa
> Tenggara, ke arah Sulawesi Selatan itulah, tepatnya Lembah Walanae,
pada
> Pliosen-Pleistosen, beberapa fauna dari Sundaland dan Nusa
Tenggara
> bermigrasi, dan kini di dunia paleontologi vertebrata
kumpulan migrated
> fauna itu disebut Kelompok Cabenge, Sulawesi
Selatan.
> 
> Salam,
> Awang
> 
>

> --- Pada Kam, 15/9/11, Yanto R.Sumantri
<yrs...@rad.net.id> menulis:
> 
>> Dari: Yanto
R.Sumantri <yrs...@rad.net.id>
>> Judul: Re: [iagi-net-l]
Sulawesi: "Stegoland" & Island Dwarfism
>>
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
>> Tanggal: Kamis, 15 September,
2011, 2:21 PM
>>
>>
>> Awang
>>
>> "jembatan itu  posisinya secara geologi
apa ya ?
>>
>> si Abah ?
>>
>>
>> On Thu, September 15, 2011 1:30 pm, rimbawan
prathidina
>> wrote:
>> > Pak Awang
>>
>
>> > Hanya mau Cross Check saja pak Awang, saya
pernah
>> lihat tayangan di
>> > National
>> > Geographic Channel bahwa Komodo itu dulunya lebih
>> besar dari ukuran nya
>> > sekarang dan
dikarenakan jembatan darat tadi tertutup
>> maka para komodo
>> > tersebut terisolasi sehingga terjadi penurunan
>> kuantitas (jumlah dan
>> > ukuran
>>
> binatang buruan)  makanan sehingga mereka
>> berbadan
kecil (Dwarfism)
>> > seperti
>> > saat ini.
Tapi tentu saja ini perlu di cross cek juga
>> bila ditemukan
fosil
>> > -
>> > fosil komodo purba.
>> >
>> > salam
>> > Rimbawan
>> >
>> > 2011/9/15 Awang Satyana
<awangsaty...@yahoo.com>
>> >
>> >>
Sulawesi, yang sepuluh hari lagi akan banyak
>> dikunjungi
para
>> >> geoscientists
>> >> yang
mengikuti pertemuan ilmiah gabungan antara
>> HAGI dan IAGI
(JCM-
>> >> Joint
>> >> Convention
Makassar, 26-29 September 2011),
>> merupakan wilayah yang
>> >> sangat
>> >> unik-menarik-namun rumit
secara geologi maupun
>> biologi. Sulawesi adalah
>>
>> wilayah benturan antara berbagai terrane
>> (mintakat)
geologi, sekaligus
>> >> merupakan wilayah benturan
antara dunia fauna.
>> Kedua benturan geologi
>>
>> dan
>> >> biologi ini 'klop' alias saling
mendukung dan
>> saling berhubungan
>> >>
sebab-akibat.  Fenomena ini bukan barang
>> baru, tetapi
saya ingin
>> >> mengangkatnya lagi menggunakan analisis
dan
>> sintesis baru dalam rangka
>> >>
menghargai sebuah pulau unik di Indonesia dalam
>> sebuah
makalah yang akan
>> >> dipresentasikan di JCM
berjudul,"Sulawesi: Where
>> Two Worlds Collided -
>> >> Geologic Controls on Biogeographic Wallace's
>> Line." Tujuannya adalah
>> >> semoga
>> >> kita makin menghargai bagian Tanah Air kita yang
>> unik-menarik-walaupun
>> >> rumit
>> >> ini. Abstrak makalahnya ada di
>>
>>  bawah tulisan ini.
>> >>
>>
>> Sulawesi menduduki daerah Wallacea paling barat.
>>
Wallacea adalah suatu
>> >> nama
>> >>
wilayah di bagian tengah Indonesia gagasan
>> Dickerson (1928)
yang di
>> >> sebelah
>> >> barat
dibatasi oleh Garis Wallace (1863), di
>> sebelah timur
dibatasi
>> >> Garis
>> >> Lydekker
(1896). Garis Wallace membatasi tepi
>> timur penyebaran
fauna
>> >> Asiatik, sedangkan Garis Lydekker membatasi
tepi
>> barat fauna Australis.
>> >> Secara
geologi tepi-tepi ini masing-masing
>> berhubungan dengan tepi
Sunda
>> >> Land dan Sahul Land. Di daerah
Wallacea-lah
>> terjadi percampuran dua
>> >>
dunia
>> >> fauna Asiatik dan Australis. Nama Wallacea
tentu
>> kita bisa duga, yaitu
>> >> berasal
dari Alfred Russel Wallace,
>> naturalist  Inggris yang
menjelajah
>> >> alam
>> >> Indonesia
selama delapan tahun (1854-1862). Daerah
>> Wallacea adalah
>> >> daerah
>> >> yang sangat rumit dalam
geologi Indonesia, banyak
>> mikrokontinen, sliver,
>> >> oceanic plateaux,  ofiolit, baik secara
>> in-situ maupun ex-situ yang
>> >> berasal
>> >> dari berbagai area asal dipindahkan ke sini.
>> Laut-laut paling dalam
>> >> Indonesia dan
>> >>  pembusuran (arching) Banda terjadi  di
>> sini juga. Endemisme fauna
>> >> Indonesia
paling tinggi berasal dari daerah
>> Wallacea, sebut saja
>> >> misalnya
>> >> keberadaan komodo,
babirusa, anoa, dan maleo; yang
>> berasal dan hidup
>> >> hanya
>> >> di daerah Wallacea, tidak
ada di bagian dunia yang
>> lain.
>> >>
>> >> Dalam tulisan kali ini, saya ingin mengulas
>> sedikit tentang gagasan
>> >> terkenal dalam
dunia paleontologi
>> vertebrata/mamalia Indonesia berasal
>> >> dari
>> >> D.A. Hooijer (1957, 1967),
ahli paleontologi
>> vertebrata berkebangsaan
>>
>> Belanda yang pernah bekerja di Indonesia, yang
>>
konsepnya bernama
>> >> "Stegoland". Hooijer
menemukan fosil-fosil gajah
>> kerdil Stegodon di
>>
>> berbagai
>> >> pulau di Indonesia (Sangihe,
Sulawesi, Jawa,
>> Flores, Sumba, Timor).
>>
>> Bagaimana Stegodon yang berumur Pliosen
>>
Akhir-Plistosen Awal ini
>> >> (1,2-1,0
>>
>> Ma) ditemukan di berbagai pulau tersebut yang
>>
sekarang terpisah cukup
>> >> jauh
>> >>
satu sama lain? Hooijer berpendapat bahwa dahulu
>> Nusa
>> >> Tenggara-Jawa-Sulawesi
>> >>
dihubungkan oleh suatu jembatan daratan yang
>> disebutnya
"Stegoland", di
>> >> sepanjang jembatan
daratan itulah Stegodon
>> berjalan. Lalu karena
>>
>> aktivitas
>> >> tektonik dan fluktuasi muka laut
pada Plistosen,
>> jembatan ini tenggelam.
>>
>> Konsep Hooijer ini mendapat tantangan dari
>> beberapa
ahli paleontologi
>> >> yang
>> >>
datang lebih kemudian,
>> >>  misalnya Gert van den
Bergh (yang juga
>> beberapa kali berkarya di
>>
>> Indonesia). Gert yang belum lama ini (2009)
>>
membantu Tim Paleontologi
>> >> Vertebrata Badan Geologi
dalam penelitian penemuan
>> gajah purba di Blora
>>
>> menyebutkan bahwa konsep Hooijer tak bisa
>> diterima,
gajah-gajah itu
>> >> berenang, bukan berjalan melalui
jembatan daratan.
>> Begitulah Stegoland,
>>
>> setiap konsep yang diajukan, ada yang mendukungnya
>>
(pro) tetapi selalu
>> >> ada
>> >> juga
yang menentangnya (kontra).
>> >>
>> >>
Dalam makalah saya, saya memuat model
>> paleogeografi Sulawesi
dan
>> >> sekitarnya
>> >> yang dibuat
oleh Moss dan Wilson (1998) serta
>> fluktuasi muka laut di
>> >> pulau-pulau Indonesia Timur dari Tjia (1996) pada
>> Pliosen-Holosen, lalu
>> >> menggunakannya
untuk meneliti konsep Hooijer
>> (1957) tentang Stegoland.
>> >> Beberapa citra satelit yang dalam zaman Hooijer
>> (1957) belum ada, saya
>> >> lihat
>> >> juga untuk memeriksa adakah jembatan daratan
>> antara
>> >>
Timor-Sumba-Flores-Jawa-Sulawesi-Sangihe pada
>> sekitar
Pliosen-Plistosen
>> >> -
>> >> Holosen.
Dari model-model dan data satelit itu
>> dapat diketahui
bahwa
>> >> kemungkinan jembatan seperti yang dimaksud
Hooijer
>> (1957) kelihatannya
>> >> ada
>> >> walaupun memang sekarang sudah tenggelam. Dari
>> model ini, bisa diduga
>> >> pola
>> >> migrasi Stegodon di sepanjang Stegoland, kalau
>> kita meyakininya ada.
>> >>
>>
>> Wilayah penemuan fosil-fosil Stegodon atau spesies
>>
sejenisnya
>> >> (Stegoloxodon
>> >>
celebensis, Fachroel Aziz dkk, 2009) di Sulawesi
>> terjadi di
Lembah
>> >> Walanae,
>> >> Sulawesi
Selatan. Dan, ini bisa dipahami kalau
>> melihat peta
>> >> paleogeografi
>> >> dari Tjia (1996)
atau Moss dan Wilson (1998). Ada
>> jembatan daratan pada
>> >> Plistosen Awal dari Jawa timurlaut ke Sulawesi
>> Selatan. Jawa sendiri
>> >> saat
>>
>> itu bergabung menjadi satu dengan Kalimantan dan
>>
Sumatra sebagai Sunda
>> >> Land.
>> >>
Dari Jawa ada jembatan daratan ke timur ke
>> sepanjang Nusa
Tenggara dan
>> >> ke
>> >> timurlaut ke
Sulawesi. Dalam kondisi tersebut,
>> dapatlah berlaku
prinsip
>> >> island biogeography (teori biogeografi
pulau) yang
>> dua komponennya
>> >>
adalah:
>> >> island dwarfism (pengerdilan di pulau) dan
island
>> gigantism (peraksasaan
>> >> di
>> >> pulau). Secara sederhana, islad dwarfism
>>
mengatakan bahwa hewan besar
>> >> dari
>>
>> wilayah induk yang pindah ke pulau lebih kecil
>> akan
mengalami
>> >> pengerdilan
>> >> karena
keterbatasan makanan dan ruang gerak;
>> sementara itu
hewan-hewan
>> >>  kecil di pulau itu lalu akan
membesar
>> (island gigantism) karena
>> >>
ketiadaan
>> >> pemangsa. Kedua komponen ini telah
dipenuhi secara
>> memuaskan di Flores
>> >>
dan
>> >> sekitarnya. Homo floresiensis, jenis hominid
>> kerdil yang ditemukan di
>> >> Flores
>> >> pada tahun 2004 adalah produk island dwarfism Homo
>> ngandongensis yang
>> >> bermigrasi ke sana,
sementara komodo di sekitarnya
>> adalah produk
>>
>> gigantisme
>> >> kadal. Kemudian pulau-pulau ini
terisolasi,
>> sehingga membatasi aliran
>> >>
gen
>> >> (genetic drift) yang akan mengganggu
endemismenya.
>> Maka Stegodon di
>> >>
Flores,
>> >> Sumba, Timor, Walanae, dan Sangihe mungkin
adalah
>> produk genetic drift
>> >> dari
>> >> gajah besar Asia (Siwalik-India) dari Jawa dan
>> Kalimantan melalui
>> >> jembatan
>> >> daratan Stegoland lalu mengalami pengerdilan di
>> pulau baru yang
>> >> ditempati
>>
>> yang lebih kecil dan terisolasi. Pengerdilan juga
>>
terjadi atas kerbau
>> >> dari
>> >>
Jawa/Kalimantan yang menjadi anoa di Sulawesi.
>> >>
>> >> Demikian, Sulawesi adalah tempat ideal untuk
>> menguji: plate tectonics,
>> >> amalgamation
of terranes by collision, collision
>> of faunal worlds,
>> >> genetic
>> >> drift and island
dwarfism.
>> >>
>> >> Salam,
>> >> Awang
>> >>
>> >>
LAMPIRAN
>> >>
>> >> PROCEEDINGS JCM
MAKASSAR 2011
>> >> The 36th HAGI and 40th IAGI Annual
Convention and
>> Exhibition
>> >>
>> >> SULAWESI: WHERE TWO WORLDS COLLIDED -
>>
>> GEOLOGIC CONTROLS ON BIOGEOGRAPHIC WALLACE'S LINE
>>
>>
>> >> Awang Harun Satyana (BPMIGAS, Jakarta)
>> >>
>> >> ABSTRACT
>>
>>
>> >> "Wallace's Line", line of
dividing faunal
>> distribution in central
>>
>> Indonesia, came into being in 1863 and was named
>>
after Alfred Russel
>> >> Wallace, the great English
naturalist travelled
>> Indonesian islands from
>>
>> 1854-1862. This was all biologic line but since
>> the
beginning, Wallace
>> >> thought that the line could have
geologic
>> background. Currently, it is
>> >>
known
>> >> that the position of the line is
>> geologically-dependent, a result of
>> >>
plate
>> >> tectonic movements. The Wallace's Line
separates
>> the Oriental (Asian)
>> >> and
>> >> the Australian fauna and flora. Original Wallace's
>> Line ran between Bali
>> >> and
>>
>> Lombok, extending between Borneo/ Kalimantan and
>>
Sulawesi, and between
>> >> Philippines and Indonesia.
The revised Wallace
>> Line (1910) lies more
>>
>> eastward than the original line to the east of
>>
Sulawesi.
>> >>
>> >> Two faunal
assemblages from Asian and Australian
>> worlds meet in
Sulawesi
>> >> side by side with the endemic faunas of
Sulawesi.
>> Two faunal worlds,
>> >>
meeting
>> >> in Sulawesi was controlled by geologic
processes.
>> Two "geologic worlds"
>>
>> of
>> >> Sundaland (Asian) and Australian
crustal masses/
>> microcontinents
>> >>
collided in
>> >> Miocene to Pliocene making Sulawesi and
adjacent
>> islands. Living
>> >> creatures
>> >> are passive passengers on drifted microcontinents.
>> When the
>> >> microcontinents
>>
>> collided, the faunal and floral assemblages from
>>
two areas met. The
>> >> Miocene
>> >>
to Pliocene collision of Australian
>> microcontinents with
Sundaland from
>> >> 20-5
>> >> Ma,
occurred in the region of Wallace's Line. The
>> collision
brought two
>> >> originally separate faunas and floras
into direct
>> contact, ultimately
>> >>
giving
>> >> rise to the present-day distribution of
plants and
>> animals.
>> >>
>>
>> It is observed that in Sulawesi there were four
>>
types of geologic events
>> >> could have significant
biogeographic consequences,
>> called here as: (1)
>> >> longitudinal displacement, (2) land connections
>> and sea barriers, (3)
>> >> sea
>>
>> level history and speciation and (4) island
>>
dwarfism.
>> >>
>> >>
>>
>>
>> >>
>>
--------------------------------------------------------------------------------
>> >> PP-IAGI 2008-2011:
>> >> ketua umum:
LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
>> >> sekjen:
MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
>> >> * 2
sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen,
>> banyak biro...
>> >>
>> >>
>>
--------------------------------------------------------------------------------
>> >> Ayo siapkan diri....!!!!!
>> >>
Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM),
>> HAGI-IAGI,
Sulawesi, 26-29
>> >> September 2011
>>
>>
>> >>
>>
-----------------------------------------------------------------------------
>> >> To unsubscribe, send email to:
>>
iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
>> >> To subscribe,
send email to:
>> iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
>> >>
>> >> For topics not directly related
to Geology, users
>> are advised to post
>> >>
the
>> >> email to: o...@iagi.or.id
>>
>>
>> >> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>> >> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
>>
>> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
>> >> No.
Rek: 123 0085005314
>> >> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi
Indonesia (IAGI)
>> >> Bank BCA KCP. Manara Mulia
>> >> No. Rekening: 255-1088580
>> >> A/n:
Shinta Damayanti
>> >> IAGI-net Archive 1:
>>
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
>> >>
IAGI-net
>> >>
<http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/%0AIAGI-net>Archive
>> >> 2:
>> >>
http://groups.yahoo.com/group/iagi
>> >>
>>
---------------------------------------------------------------------
>> >> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with
>> regard to information
>> >> posted
>> >> on its mailing lists, whether posted by IAGI or
>> others. In no event
>> >> shall
>>
>> IAGI or its members be liable for any, including
>>
but not limited to
>> >> direct
>> >> or
indirect damages, or damages of any kind
>> whatsoever,
resulting from
>> >> loss
>> >> of use,
data or profits, arising out of or in
>> connection with the
use of
>> >> any
>> >> information
posted on IAGI mailing list.
>> >>
>>
---------------------------------------------------------------------
>> >>
>> >>
>> >
>>
>>
>> --
>>
_______________________________________________
>> Nganyerikeun
hate batur hirupna mo bisa campur,
>> ngangeunahkeun hate
jalma
>> hirupna pada ngupama , Elmu tungtut dunya siar Ibadah
kudu
>> lakonan.
>>
>>
>>
--------------------------------------------------------------------------------
>> PP-IAGI 2008-2011:
>> ketua umum: LAMBOK HUTASOIT,
lam...@gc.itb.ac.id
>> sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL,
mohammadsyai...@gmail.com
>> * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5
departemen, banyak
>> biro...
>>
--------------------------------------------------------------------------------
>> Ayo siapkan diri....!!!!!
>> Hadirilah Joint
Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI,
>> Sulawesi, 26-29
>> September 2011
>>
-----------------------------------------------------------------------------
>> To unsubscribe, send email to:
>>
iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
>> To subscribe, send email
to:
>> iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
>>
>> For topics not directly related to Geology, users are
>> advised to post the email to: o...@iagi.or.id
>>
>> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>> Pembayaran
iuran anggota ditujukan ke:
>> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia
Jakarta
>> No. Rek: 123 0085005314
>> Atas nama:
Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
>> Bank BCA KCP. Manara
Mulia
>> No. Rekening: 255-1088580
>> A/n: Shinta
Damayanti
>> IAGI-net Archive 1:
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
>> IAGI-net
Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>>
---------------------------------------------------------------------
>> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to
>> information posted on its mailing lists, whether posted by
>> IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be
>> liable for any, including but not limited to direct or
>> indirect damages, or damages of any kind whatsoever,
>> resulting from loss of use, data or profits, arising out of
>> or in connection with the use of any information posted on
>> IAGI mailing list.
>>
---------------------------------------------------------------------
>>
>>
> 
>
--------------------------------------------------------------------------------
> PP-IAGI 2008-2011:
> ketua umum: LAMBOK HUTASOIT,
lam...@gc.itb.ac.id
> sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL,
mohammadsyai...@gmail.com
> * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5
departemen, banyak biro...
>
--------------------------------------------------------------------------------
> Ayo siapkan diri....!!!!!
> Hadirilah Joint Convention
Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29
> September 2011
>
-----------------------------------------------------------------------------
> To unsubscribe, send email to:
iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to:
iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> 
> For topics not
directly related to Geology, users are advised to post the
> email
to: o...@iagi.or.id
> 
> Visit IAGI Website:
http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123
0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1:
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net
Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
---------------------------------------------------------------------
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to
information
> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI
or others. In no event
> shall IAGI or its members be liable for
any, including but not limited to
> direct or indirect damages, or
damages of any kind whatsoever, resulting
> from loss of use, data
or profits, arising out of or in connection with
> the use of any
information posted on IAGI mailing list.
>
---------------------------------------------------------------------
> 
> 


-- 
_______________________________________________
Nganyerikeun hate
batur hirupna mo bisa campur, ngangeunahkeun hate jalma hirupna pada
ngupama , Elmu tungtut dunya siar Ibadah kudu lakonan.

Kirim email ke