Ikut
urun rembug mengenai daerah resapan ini…Sering
terjadi perdebatan mengenai daerah resapan ini: apakah airtanah di daerah 
resapan boleh diambil atau tidak?. Beberapa regulasi kalau
saya tidak salah mempersyaratkan bahwa tidak boleh terjadi pengambilan airtanah
di daerah resapan. Padahal, kalau menurut buku-buku teks hidrogeologi, justru
pengambilan airtanah ‘dianjurkan’ untuk dilakukan di daerah resapan,
dibandingkan dengan di daerah-daerah lainnya. Beberapa argumen yang diajukan
untuk mendukung hal ini antara lain adalah:
-          Air
di daerah resapan berumur relatif muda, sehingga tidak diperlukan waktu yang
lama untuk pengisiannya. Di daerah bukan resapan (sebagai contoh daerah
aliran), airtanah dapat berumur cukup tua. Sebagai contoh, analisis isotop di
beberapa sumur airtanah di daerah Bandung Tengah (bukan daerah resapan)
yang dilakukan oleh PAG (Pusat Airtanah dan Geologi Lingkungan/dulunya 
GTL) menunjukkan umur airtanah yang cukup fantastis, yaitu ribuan tahun
(mungkin kawan-kawan PAG bisa menambahkan hal ini). Artinya di daerah bukan
resapan ini, butuh ribuan tahun untuk airtanahnya dapat diisi kembali. Mungkin
kita bisa sebutkan bahwa airtanah di daerah-daerah seperti ini adalah
practically unrenewable resources. Sedihnya, airtanah yang relatif bagus itu, 
yang
practically unrenewable itu, kadang-kadang digunakan sembarangan, misalnya hanya
untuk mencuci motor bakar…ah…
-          Secara
teori juga, di daerah resapan ini terdapat zona yang dinamakan ‘rejected
recharge’, zona dimana air yang masuk ‘ditolak’ untuk meresap karena berbagai
alasan hidrogeologis. Pengambilan airtanah di daerah recharge akan mengurangi 
‘rejected
recharge area’. Mungkin simplenya: semakin banyak air yang diambil di daerah
resapan, semakin berkurang kejenuhan tanahnya, sehingga semakin banyak yang
meresap.
 Jadi,
sehubungan dengan konservasi airtanah, yang harus dilakukan di daerah resapan
adalah mempertahankan fungsi resapannya, bukan tidak boleh mengambil
airtanahnya.
 
Correct
me if I am wrong…
Agus
MR

 

________________________________
 From: "lia...@indo.net.id" <lia...@indo.net.id>
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Monday, 27 February 2012 7:35 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG
  
Kebanyakan masyarakat sungai itu dijadikan "tempat sampah"
bahkan "septitank" alias " WC terpanjang" , cara pandang
terhadap sungai ini menimbulkan pola rumah rumah yg berada di
pinggiran sungai selalu membelakangi sungai, padahal sungai
oleh sebagain masyarakat juga dijadikan sumber air bahkan
sebagai sumber air minum ( diolah untuk PAM ), kita lihat
sungai Ciliwung sepanjang alirannya banyak sekali rumah rumah
yg didirikan dan membelakangi sungai , sehingga limbah rumah
tanggga ( dan juga industri RT ) semuanya masuk sungai , bahkan
dibearapa tempat banyak pralon yg langsung mengalirkan libah
dari RT , akibatnya saat ini kandungan bakteri coli Ciliwung
sudah jauh diatas ambang batas nya sudah mencapai 80 %, begitu
juga BOD ( biological oxygen demand) dan COD nya ( chemical
oxygen demand ), sehingga sudah tidak layak untuk keperluan
apapun.Hal ini diperparah dg " sampah sampah kiriman " dari hulu serta
tingkat pencemaran lainnya , kalau diamati aliran sungai ini
ketika masih di hulu nya Bogor warnanya masih agak
bening-coklat muda , begitu masuk DKI mulai coklat tua dan
setelah Manggarai sudah kehitam hitaman......, saya selalu
amati kalau ada Banjir airnya bercampur bawur dg segala macam
sampah , apalagi kalau banjir tsb baru pertama kalinya ( awal
musim hujan )............Oleh karena itu cara Pandang thd
sungai ini perlu dirubah , Sungai sebagai "taman" atau tempat
"wisata' shg rumah rumah yg didirikan dipinggir sungai harus
menghadap ke Sungai bukannya membelakanginya......sungai tidak
lagi sebagai tempat buang sampah..
ISM


> Klita sangat butuh banyak masukan untuk bisa meyakinkan
> pemerintah dan dpr serta masyarakat umum tentang
> menyelamatkan air ini, makin banayka masukan akan berguna
> untuk kita.
Nantinya setiap masukan yg didukung data ilmiah
> dan akurat akan kita bukukan untuk diberikan pada seluruh
> stake holder yg ikut Workshop Selamatkan air tg 23 April
> 2012 di ITS Surabaya.

> AW
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>
> -----Original Message-----
> From: "Bandono Salim" <bandon...@gmail.com>
> Date: Mon, 27 Feb 2012 11:04:42
> To: <iagi-net@iagi.or.id>
> Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id>
> Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG
>
> Setahu saya, kalau ada pohon besar akarnya mampu membuat
> tanah berpori dan permeable, sehingga air bisa meresap dan
> tertahan. Makin banyak pohon makin mudah air meresap dan
> tersimpan. Beberapa literatur mengatakan satu pohon sejenis
> beringin/trembesi dpt menyimpan sampai 40mkbk. (Anda dpt
> hubungi supardiono sobirin untuk ini). Kalau tanah miring,
> yaa terjadi larian. Untuk meresap diperlukan waktu untuk
> tergenang. Maka akar pohon akan menuntun air meresap kedalam
> tanah.
Ini yang aku tahu. Tambahkan ilmu Anda.
> Salam.
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>
> -----Original Message-----
> From: Fajar Lubis <fajardich...@yahoo.com>
> Date: Mon, 27 Feb 2012 15:27:47
> To: amien widodo<amienwid...@yahoo.com>;
> iagi-net@iagi.or.id<iagi-net@iagi.or.id>
Reply-To:
> <iagi-net@iagi.or.id>
> Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG
> Kurang jelasnya di kriteria hidrogeologinya pak,
>
> Apa yang menjadi dasar kawasan itu resapan mutlak, terbatas
> dan terbatas ketat? Nilai infiltrasi, Intensitas curah
> hujan, besaran konduktifitas hidraulik, parameter kimia
> fisik atau parameter lainnya?
>
> Kalau permasalahan penggunaan untuk hunian, itu adalah
> salahsatu implikasi tata ruangnya dan untuk yang satu ini
> kita juga harus mempertimbangkan unsur resapan buatan yang
> memungkinkan untuk mengatasi masalah ini.
>
> Untuk permasalahan debit sungai yang berkurang, ini harus
> dilihat satu persatu masalahnya. Apakah karena semakin
> banyak pengguna? berkurangnya debit mataair atau....(bisa
> ditambahkan jika perlu).
>
>
> Salam,
> Fajar (2114)
> "diskusi yang menarik.. atau kita pindah ke gelanggangnya
> Bang Bosman dulu?"
>
>  
>
>
> ________________________________
> From: amien widodo <amienwid...@yahoo.com>
> To: Fajar Lubis <fajardich...@yahoo.com>;
> "iagi-net@iagi.or.id" <iagi-net@iagi.or.id>  Sent: Monday,
> February 27, 2012 12:14 PM
> Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG
>
>
> P Fajar,
>
> Saya share tulisan ini saya sangat berharap dari bapak-bapak
> dan ibu ibu semuanya tertarik dan mau menyumbangkan
> pikiran/tulisan/tekonologi untuk menyelamatkan air, karena
> saat ini air lebih banyak mengalir sebagai air banjir. 
>
>
> Ada yang usul segera ditetapkan KAWASAN RESAPAN MUTLAK,
> KAWASAN RESAPAN TERBATAS, KAWASAN TERBATAS KETAT . Kurang
> jelasnya dimana pak? KAWASAN RESAPAN MUTLAK ( kawasan yang
> hanya untuk resapan, tidak boleh ada hunian sama sekali),
> KAWASAN RESAPAN TERBATAS (kawasan resapan dengan sedikit
> hunian (pedesaan), KAWASAN RESAPAN TERBATAS KETAT (kawasan
> resapan dengan hunian permukiman modern dan diharusan
> membangun air limbah komunal, 
>
> Beberapa sungai di Jawa Timur yang dulunya berair saat musim
> kemarau sekarang tidak ada atau debitnya sangat kurang
> sehingga masyarakat menggunakan air tanah untuk pertanian. 
>
> Ada usulan pak?
>
> AW



___________________________________________________________
indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id



--------------------------------------------------------------------------------
PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com
--------------------------------------------------------------------------------
Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman 
abstrak 28 Februari 2012.
--------------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke